3.

53.8K 4.5K 147
                                        

Marvin menggeliat tak nyaman di dalam tidurnya. Selang beberapa detik, ia membuka matanya dan bangun dengan cepat. Pusing mendera ketika ia mendadak beranjak duduk.

Dia menatap ke sekeliling ruangan asing yang mewah nan megah, Marvin mengernyit heran kenapa dirinya ada di tempat mewah ini? Mengingat-ingat apa yang terjadi, barulah  Marvin baru sadar bahwa dirinya tengah di culik oleh orang tadi, eh tunggu sekarang jam berapa? Batin Marvin.

Dia melihat sekeliling dan menatap jam dinding di sana jarum pendek itu menunjukkan jam 7, apa ini jam 7 pagi? tapi tak mungkin Marvin merasa bahwa dirinya sudah lama tertidur.

Marvin tak bisa menentukan ini sekarang siang atau malam, mengingat di kamar ini tak ada jendela maupun balkon kamar.

Saat sibuk dengan pikirannya, seseorang mengetuk pintu dan membukanya. Terlihatlah seorang wanita yang marvin kira berkisar umur 30 an ke atas, membawa nampan berisi makanan, Marvin menduga bahwa wanita di depannya ini adalah seorang pembantu di lihat dari pakaian yang ia kenakan

"Tuan muda, saya datang membawa makan malam untuk anda, " ucap Maria sopan. Pembantu yang disebut oleh Marvin.

Marvin gelisah, dia tidak nyaman. Mengapa wanita asing itu memperlakukannya sangat sopan. "Saya tidak mau makan. Saya mau pulang!" ucap Marvin lalu berlari keluar.

"Tuan muda!" panggil Maria, ia segera menaruh nampannya dan mengejar Marvin.

Tetapi Marvin tak menghiraukan panggilan itu, dia kelabakan. Berlari tanpa tau arah dan tempat, sampai dimana ia menabrak seseorang dan membuatnya terjatuh.

Bruk!

"Awww pantat gus!" ringis Marvin. Dia langsung berdiri dan menata nya langsung korban yang ia tabrak. "Kalau jalan, liat liat-" ucapan Marvin tertahan saat melihat orang yang tak asing bagi dirinya, bos dari orang berpakaian hitam itu wajahnya datar.

Di belakangnya terdapat dua orang, Dimana satunya juga menatap dirinya datar, sementara satunya menatapnya dengan senyuman.

"Mau kemana kau, Marvin?"ucap Valdo dengan nada dingin, yang berhasil membuat bulu kuduk Marvin memang.

"Saya mau pulang!" ucap Marvin lantang. Tentu dia tak akan kalah dengan ketakutannya. Tidak mungkin bagi bad boy sepertinya kalah.

"Kau tidak akan kemana mana, kembali ke kamarmu sekarang!" tekan Valdo sedikit rendah membuat suasana mencekam. Tetapi seakan tak tahu suasana Marvin malah membalas ucapan Valdo.

"Anda siapa melarang saya, saya saja tak kenal dengan anda, dan anda tak berhal mengatur saya!" kesal Marvin menunjuk wajah Valdo dengan telunjuknya.

Valdo menyunggingkan senyum seringai. Oh, dia lupa bahwa kucing di depannya belum tau posisinya. "Mulai hari ini kau adalah putraku. " ucapnya yang mana Marvin melongo.

"Haha anda gila pak tua," ucap Marvin tertawa sumbang. Bagaimana mungkin dia bisa bertemu dengan pria gila itu. Ia pun melanjutkan langkahnya. Namun langkahnya harus terhenti ketika dirinya di halangi oleh orang yang sejak tadi tersenyum padanya,  tak lain adalah Rio.

"Mari kembali ke kamar tuan muda." Rio berdiri di hadapan Marvin. Mencegah tuan muda barunya untuk melangkag ke mana pun. Lalu ketika Marvin berancang-ancang untuk kabur, Rio sontak saja mengunci pergerakannya.

"Lepasin gue anjing!" seru Marvin memberontak.

"Jaga ucapanmu, baby." Arka  yang sedari tadi diam menyimak apa yang di lakukan oleh adik barunya itu. Mengintrupsi Marvin ketika lelaki itu mengumpat.

"Lo siapa lagi si bangsat. Lepasin gue!" teriak Marvin yang di akhiri dengan nada lirih. Jujur saja, dirinya sangat lapar. Perutnya sakit, tapi tak bisa makan karna dirinya berada di tempat yang enta dimana, Marvin tak tau.

Marvin Arsenio  ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang