"Curang yah kenapa lo malah manggil para preman" ucap seorang pemuda dengan nada kesal.
"Kenapa takut lo pada ha!?" ucap seorang pemuda lainnya.
"Bang hajar!"lanjutnya dan menyuruh preman yang di belakangnya untuk menghajar pemuda yang tak lain adalah Marvin Arsenio Garendra dan kedua temannya Dimas sanjaya serta Nathaniel dirgantara.
Jika kalian tanya mereka saat ini sedang apa? Maka jawaban ya mereka sedang melakukan tawuran. siswa yang mengikuti tawuran itu semua tumbang kecuali Marvin dkk lalu musuhnya Aland mahaputra.
Marvin menoleh ke Dimas, sedangkan Dimas menoleh ke Nathan. seakan mengerti kode mereka mengangguk dan dalam hitungan ketiga.
1
2
"KABORRRRR!!!!!" mereka berlari dengan sisa tenaga mereka karna jujur pertarungan tadi membuat mereka kehabisan tenaga.
Jika saja Marvin tak lelah dia akan meladeni preman tadi namun kondisinya saat ini tak mendukung apalagi kedua sahabatnya juga sama sepertinya kehabisan tenaga.
"HOY JANGAN KABUR KALIAN BANG KEJAR!"ucap Aland dan berlari mengejar mereka bertiga.
beberapa saat kemudian Aland dan juga para preman menyerah dan mereka tak lagi mengejar ketiganya karna merasa sangat lelah ketiganya sangat ahli dalam berlari mereka kesusahan.
sedangkan disisi Marvin sendiri dia terpisah oleh kedua sahabatnya berakhir lah dia disini di sebuah gang dengan nafas tersenggal senggal.
Setelah memastikan nafasnya normal barulah Marvin melanjutkan jalannya dirinya akan pulang namun belom beberapa langkah Marvin mendengar suara orang memohon.
Awalnya Marvin tak menghiraukannya namun rasa penasaran yang lebih membuatnya mencari asal suara itu.
Alangkah terkejutnya Marvin saat melihat ada beberapa orang berpakaian hitam yang tengah menodongkan sebuah pistol ke arah pria tua yang sedang meringkuk dan bersujud di hadapan pria yang lebih muda di hadapannya.
Pria tua itu menangis sambil beberapa kali mengaduh kesakitan karna dirinya juga di pukuli Marvin melotot tak percaya.
dengan keberanian yang ada Marvin melangkah ke arah pria berpakaian hitam itu membuat semua yang ada di sana langsung menodongkan senjatanya pada Marvin.
"A-apa ya-yang kalian la-lakukan" ucap Marvin terbata bata jujur saja jantungnya serasa mau copot sekarang tatapan tajam dari seorang pria yang sudah di pastikan bos dari orang orang ini dan juga pistol yang di arahkan langsung padanya.
Karna tak kuat akhirnya Marvin pingsan di tempat karna shock dan juga tenaganya terkuras habis ingatkan Marvin bahwa dirinya habis lari marathon.
Dor
Dengan sekali tembakan pria tua yang tadinya bersujud itu kini terkapar tak bernyawa dengan darah yang keluar dari kepalanya.
Valdo orang yang sudah menembak pria itu dan juga bos dari orang orang yang berpakaian serba hitam itu.
"Lalu bagaimana dengan pemuda ini tuan" ucap Geo lebih bodyguard lebih tepatnya ajuda tepercaya milik Valdo.
Valdo tak menghiraukan perkataan Geo, dia melangkah ke arah Marvin yang pingsan di hadapan para orang orangnya.
Dia mengangkat dagu Marvin di lihatnya wajah Marvin yang tegas namun bersamaan dengan itu wajah pemuda di hadapannya ini imut? Bagaimana tidak dengan bibir plum merah miliknya hidung mancung beserta bulu mata yang lentik dan juga, Valdo melihat sekilas mata coklat milik pemuda di depannya ini.
Jika di tanya mungkin yang membuat pemuda di depannya ini tampan adalah raham tegasnya, jangan lupakan bagaimana pemuda ini menuju kearah nya dengan keberanian yang entahlah.
Mengingat itu membuat Valdo terkekeh entahlah dirinya merasa nyaman dengan pemuda di depannya ini, sedangkan mereka yang melihat tuannya baru saja terkekeh terkejut.
"Cari tahu semua tentangnya dan kembalikan dia kerumahnya jangan sampai dia terluka "titah Valdo yang di angguki oleh mereka semua.
__________________
"Ugh "
Marvin terbangun karna dia merasa lapar dirinya melihat sekitar ini kamarnya siapa yang membawanya kesini?
Marvin mengingat kejadian tadi dimana ada sekelompok orang yang sedang menodongkan senjata pada pria tua apa itu hanya sebuah mimpi? Jika mimpi lalu bagaimana dengan tawuran?
Ah pikirkan itu nanti dirinya lapar sekarang Marvin harus makan.
Marvin keluar dari kamarnya dan beranjak menuju dapur membuka kulkas dan meminum air. Setelahnya Marvin mengambil sebuah mie dan telur lalu di rebus untuk dimakan.
Marvin tinggal sendiri awalnya dia tinggal bersama neneknya namun neneknya meninggal 2 tahun lalu membuat Marvin tinggal sendirian
Jika di tanya ayah dan ibu, ayah Marvin meninggal saat Marvin masih berusia 6 tahun lalu ibunya menikah lagi dan mempunyai seorang anak dan melupakan dirinya.
Awalnya ibunya perhatian padanya tapi karna ayah tirinya tak menyukai marvin ibunya juga jarang mengabarinya dan juga sekarang juga sudah lupa bahwa Marvin masih ada.
Marvin sedih tapi dia sudah terbiasa hidup tanpa ayah maupun ibu selama ini marvin di rawat oleh sang nenek tapi kenyataan 2 tahun lalu seolah menghantam karna kepergian sang nenek.
Air mata Marvin turun dengan sendirinya sifat nakal yang selama ini di perlihatkan hanya topeng belaka marvin akan menangis saat dirinya di rumah atau saat dia sendiri.
Mengingat bagaimana takdir begitu mempermainkan nya ayah dan nenek yang meninggalkannya dan ibu yang tak ingat akan kehadirannya.
Tak ingin berlama lama dalam kesedihan Marvin menghapus air matanya dan melanjutkan acara rebus mienya karna cacing yang ada di perutnya sedang demo minta di isi.
Disisi lain disebuah ruangan.
"Bagaimana?" tanya Valdo pada Geo.
"Namanya adalah Marvin Arsenio Garendra pemuda berusia 16 tahun ayahnya meninggal saat dirinya berusia 6 tahun lalu ibunya menikah lagi dengan pria lain dan memiliki anak karna suami barunya yang tak suka pada tuan marvin akhirnya Ibunya juga tak pernah mengingatnya, tuan Marvin tinggal bersama dengan neneknya namun 2 tahun lalu neneknya meninggal karna penyakit yang di deritanya selebihnya semua tertera disini tuan"ucap Geo dan memberikan kertas yang berisikan data milik Marvin.
"Aku menginginkannya Geo."
"Maaf tuan?"
"Apa kau tuli? Aku menginginkannya!" ucap Valdo dingin dan menatap tajam Geo.
"Lalu saya harus bagaimana tuan?" tanya Geo.
"Bawa dia padaku Geo kalau dia tak mau paksa dia tapi jangan sampai dia terluka jika aku menemukannya dengan goresan kecil maka nyawa kau taruhannya"titah Valdo dengan nada tegas nan dingin yang di angguki oleh Geo.
Dirinya tak tahu mengapa begitu tertarik pada marvin melihat wajahnya ada rasa hangat yang menjalar rasa ingin memiliki Marvin menjadi obsesi baginya.
Valdo adalah ketua mafia Rusia dia juga orang yang dingin nan kejam dan juga tak pernah pandang bulu jika ada yang tak disukainya maka orang itu akan mati saat itu juga.
Hey hey guys aku bawa cerita baru nih next atau enggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
RandomMarvin dengan kesehariannya penasaran langsung baca aja! Maaf jika bahasa campur aduk Em ada beberapa part yang mungkin ada kata mengenakkan jika kurang berkenan silahkan tinggalkan lapak inj terimakasih