Setelah 1 minggu kejadian dimana Arka menolak permintaan Marvin. Marvin uring-uringan, makan harus di paksa tidur telat dan bangun juga selalu kesiangan bahkan tatapan tajam dari Valdo dan Arka tak mempan.
Malahan 2 hari Marvin tak mengeluarkan suara bisa di katakan dia mogok bicara. Karena tak tahan dj diamkan oleh Marvin, Valdo menyuruh Arka membawa Rian ke hadapan putranya.
Dengan enggan dan berat hati Arka menuruti perkataan Valdo karna jujur dia juga tak mau terus-terusan di diamkan oleh adiknya. Mereka tak mau.
Maka disinilah Marvin bersama Rian di sofa Ruang tengah bersama Valdo dan Arka tentu saja.
"Oh jadi namamu Rian yah?" tanyanya
"Iya."
"apa kau sudah makan?"
"Hm."
Jawaban singkat Rian membuat Marvin menatap sendu adik tirinya itu Sementara Rian menatap Marvin benci. Karna menurutnya Marvin memang pembawa sial seperti yang di katakan oleh kedua orang tuanya.
Dia menyalahkan Marvin atas semua yang terjadi pada keluarga dan dirinya saat ini. Jika saja saat itu Marvin tak menunjukkan diri di hadapan ibunya, keluarganya akan bahagia sampai saat ini.
Dia masih ingat di mana rumahnya yang terbakar saat ia tertidur. Rian mencari keberadaan kedua orang tuanya namun dia tak menemukannya.
Rian tak tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Namun 1 hari setelah pihak polisi melakukan evakuasi, Rumahnya terbakar karna perampok dan kedua orang tuanya yang meninggal akibat terbakar. Tentu saja itu adalah berita palsu karna Arka yang membungkam para polisi.
Dan saat itu lah Geo datang padanya menawarkan sebilah pekerjaan yang membuatnya bertahan diri saat keterpurukan melandanya. Rian langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang.
Namun ekspetasi nya tak berlangsung lama ketika ia sampai di tempat yang akan memperkerjakannya. Rian di siksa dan di setubuhi oleh semua orang yang ada disana.
Jika ia tau akan seperti ini lebih baik ia ikut mati saja bersama kedua orang tuanya dari pada di selamatkan oleh orang yang di depannya ini.
Dan jika di ingat pula semua ini terjadi setelah keluarganya bertemu dengan Marvin kakak tirinya. Benar kata ibu dan ayahnya kalau Marvin adalah anak pembawa sial. Pantas saja ibunya membuang nya.
Arka menatap datar Rian yang menatap sang adik penuh benci. Sebelumnnya Arka sudah mengancam Rian agar tak berbicara sembarang pada Marvin.
Dia juga berjanji jika bocah di depannya ini menyakiti adiknya maka saat itu akan dia buat Rian menderita sampai memilih kematian lebih baik.
"Jawab lah yang benar jika adikku sedang bertanya."
Ucapan dingin Arka membuat Rian berjengit kaget. Aura yang di keluarkan Arka membuat hawa di sekitar menjadi lebih dingin.
"Tak apa kak uhmm kak terimakasih" ujar Marvin dan memeluk Arka dalih untuk menenangkan kakaknya. tentu saja dengan senang hati Arka membalas pelukan Marvin dan menatap remeh ke arah Valdo.
"Ah omong-omong dad yang menyuruh Kakakmu untuk mencari bocah itu" tutur Valdo tak mau kalah. Marvin yang mendengar itu mendengus setelahnya memeluk Valdo. Saat Marvin memeluknya Valdo menatap Arka dengan tatapan mengejek.
Sementara Rian mengepalkan tangannya dia sungguh sangat membenci Marvin Rian menyeringai lihat saja apa yang akan dia lakukan. Rian akan membuat Marvin di benci Oleh keluarga ini, Dia menunduk dan menyeringai.
Sayangnya seringai itu di tangkap basah oleh Valdo maupun Arka.
"Dad Rian akan tinggal disini bukan?" tanya Marvin.
"Iya seperti maumu boy." jawab Valdo sambil mengecup kening Marvin sayang dan langsung di usap brutal oleh sang empu.
"Rio antarkan Dia ke kamar yang sudah di siapkan!" titah Arka.
"Loh apaan sih kak padahal kan aku akan mengajak Rian main!"
"Tidak ini sudah malam saat nya tidur" jawab Arka tenang.
"Astaga oy aku bukan anak gadis masa iya jam 9 malam harus tidur."
"Jangan mengeluh, Geo bawa anak ini ke kamarnya."
"Baik tuan" setelah mengucapkan itu dengan tak berperikeMarvinan Geo menggendong Marvin ala karung beras yang membuat sang empu memekik kaget.
"Oyy tolol turunin gw!" Marvin berontak.
"Menurut lah tuan muda."
Geo membawa Marvin ke kamarnya dan jangan lupakan sumpah serapah yang Marvin semburkan ke Geo.
"Kau awasi dia Arka, dad yakin dia pasti merencanakan sesuatu" ucap Valdo serius.
"Kau bisa serahkan ini padaku dad" balas Arka dengan nada tegas.
_____________
"Ck sialan lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan!"desis Rian.
"Kusarankan jangan macam-macam."
"Kau diam saja, kau hanya pelayan di rumah ini!"
Dengan cekatan Rio mencengkram dagu Rian dan menatap Rian tajam.
"Jika kau menyakiti tuan muda lihat saja apa yang akan aku lakukan untuk membuat mu hancur!"ujar Rio dengan nada rendah.
"Hoo dibayar berapa kau sama si sialan itu" Rian menatap remeh Rio.
"Aku hanya memperingatkan kau bocah hati-hati dalam bertindak di sini, di mansion ini tak ada yang menerima anak manja dan jalang macam kau."
Rio melepaskan cengkraman itu dan menyentak yang membuat Rian tersungkur. Rio merapihkan pakaiannya dan keluar meninggalkan Rian yang berdesis menahan sakit di punggungnya.
"Sialan!!"
🐖
Marvin tau bahwasannya Rian sangat membencinya. dia bukan tidak peka akan tatapan kebencian yang di layangkan oleh adik tirinya.
Tapi kenapa Marvin menikmatinya? Awalnya Marvin senang saat tau jika Rian baik-baik saja. Akting yang perankan nya selama 1 minggu ini agar membuat kedua makhluk itu menuruti kemauannya itu rupanya sia-sia saat mengetahui bagaimana sikap Rian.
Tapi ada beberapa hal yang menganggu Marvin. Kenapa Rian begitu membencinya? Bukankah dia hanya bertemu sekali dengan Rian?
Mengapa anak yang masih berumur 10 tahun bisa membuat tatapan seperti itu? Apa yang sudah terjadi saat pada Rian?
Ah sudahlah lebih baik ia tidur.
Maaf pendek lagi anu soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
De TodoMarvin dengan kesehariannya penasaran langsung baca aja! Maaf jika bahasa campur aduk Em ada beberapa part yang mungkin ada kata mengenakkan jika kurang berkenan silahkan tinggalkan lapak inj terimakasih