Alex membawa kedua bocah itu ke mansionnnya, tak lupa menghubungi Valdo untuk memberitahukan jika Marvin bersama dengannya. Jika tidak, ia takut Valdo akan mengamuk karena Alex tahu betul bagaimana Sahabatnya itu.Pastinya Valdo akan mengamuk dan memporak porandakan semuanya ketika tau Marvin tak ada di sekolah saat Valdo menjemput Marvin. Untuk itu Alex meminta izin dahulu.
"Jadi apa yang kalian lakukan anak nakal hm?" tanya Brianna pada dua bocah yang saat ini tengah memasang wajah garang ke arah Alex karena seenaknya saja membawa mereka pergi dari sekolah saat sedang asik asiknya.
"Kita ga ngelakuin apa apa mom. Daddy aja tiba-tiba datang merusak kesenangan kami" seru Marvin dan menatap sinis ke arah Alex.
"Kesenangan dengan menjahili guru sekolahmu?"
"Tidak tuh" elak Marvin sedangkan Darel hanya diam saja tak mau kena amuk mending dia serahkan saja semuanya ke Marvin.
"Lalu kenapa ketika papa datang 2 gurumu sudah dalam keadaan seperti itu, dengan kalian yang sedang tertawa. hm?" memang Alex menyuruh Marvin untuk memanggil dirinya papa sedangkan untuk Brianna mama.
"I-itu mereka sedang bermain yah bermain."
"Mana ada seorang guru bermain mengikat guru lainnya dan menyiram dengan air yang bau seperti itu."
"Pokoknya bukan kami yang melakukannya!"
"Marvin papa dan mama tak suka pembohong begitu pun dengan daddymu!"geram Alex menatap tajam Marvin.
Namun tatapan itu tak membuat Marvin takut. Karena menurutnya tatapan Valdo lebih menyeramkan dan membuatnya merinding.
"Ck iya iya kami yang melakukannya." Marvin berdecak. "Tapi kami ga salah sebut aja itu adalah salam karna aku siswa baru disana. Salahkan saja guru itu kenapa mau aja di bohongin!" kekeuh Marvin bersedekap dada dan memalingkan muka.
Alex menghela nafas berat Marvin begitu keras kepala melebihi Darel. Alex penasaran dengan Valdo yang sabar menghadapi ke keras kepalaan yang di miliki oleh Marvin.
Tapi ngomongin keras kepala. Bukankah Valdo lebih dari itu?
"Baiklah kamu menang boy" Ujar Alex dan mengusak rambut Marvin.
Marvin yang mendengar itu bertos ria dengan Darel. Sementara Brianna hanya terkekeh pelan melihat keduanya.
"Baiklah ganti seragam kalian dan mandi kemudian turun untuk makan siang okay" ucap Brianna yang di angguki oleh keduanya.
Mereka beranjak namun sebelum itu Marvin mengecup pipi Brianna dan di ikuti oleh Darel. Brianna awalnya terkejut dengan perlakuan manis Marvin yang di ikuti oleh putranya namun setelahnya Brianna tersenyum lembut.
"Loh papa tidak?" tanya Alex.
"Ogah!" jawab Marvin tanpa melihat ke arah Alex. Sedangkan Darel menoleh dan menatap miris Daddy nya yang pundung.
___________
"Aku tak mau makan rumput!" seru Darel dan menjauhkan makanan yang sudah di siapkan olehnya.
"Heh lu ye, syukur bisa makan" ujar Marvin sambil memakan sayuran yang ada di piring makannya.
"Ogah gw ya kali gw makan makaan kambing."
"Bibir macam unta pun pilih pilih makanan lu" celetuk Marvin.
"Ya serah gw dong, heh! Lu itu yang mirip unta. Bukan unta tapi kambing!"sinis Darel.
"Enak aja lu ini namanya mensyukuri makanan bocah!"
"Sadar diri lu juga bocah!"
"Lu yang bocah dasar tukang ngompol!"
"Sini nyed gw sleding pala lu!"
"Kalian Diam dan makan!. Darel Marvin benar jangan pilah pilih makanan. Makan sayuran itu mommy tak mau tau harus habis!" ujar Brianna menghentikan perdebatan keduanya.
"Dengerin tuh!"
Darel mengembungkan pipinya. Alex hanya terkekeh tak apa lah untuk kali ini makan dengan suasana ramai. Sementara Dion dan Austin menyantap makanan mereka dengan tenang.
🦊
Setelah makan siang kedua bocah itu berada di pintu kamar Darel dengan sebuah Tali. Di sebelah kiri pintu ada Marvin dan sebelah kanan ada Darel.
Yah mereka memang sempat berdebat tapi setelahnya mereka baikan karena Marvin meminta maaf duluan. Mereka selalu seperti ini setiap bertengkar salah satu dari mereka akan meminta maaf terbukti karena sampai saat ini mereka masih lah bersahabat dekat.
Jika dulu Marvin tak pindah maka Darel akan terus bersama Marvin. Tapi karena kejadian itu mereka terpisah. Tapi tak apalah yang penting sekarang mereka bertemu lagi dengan takdir yang berbeda dan ikatan yang lebih erat tentunya.
Back to topic
Mereka mengangkat tali itu ke atas dan sebatas kaki.
"Siap?" tanya Marvin dan di balas anggukan Oleh Darel.
Kemudian Darel menarik nafas lalu " BIMA TOLONGIN GW MARVIN JATOH NEH!!" teriaknya yang membuat Bima terlonjak kaget.
Bukan hanya bima seisi mansion di buat kaget dengan teriakan melengking tuan muda mereka. Dion yang baru datang dari perusahaanya dan Arka yang menjemput Adiknya juga di kaget kan oleh teriakan Darel saat berada di pintu masuk pun langsung berlari ke kamar Darel.
Brianna yang sedang ada di kamarnya juga langsung berlari ke arah putranya yang berteriak karna takut terjadi apa apa pada Marvin.
Sementara di kamar Darel keduanya tengah cekikikan karna merasa Bima akan masuk perangkap mereka. Tanpa berfikir jika yang lain juga ikut kaget dengan teriakan nya.
Brukk.
Seakan slow motion mereka menganga tak percaya siapa yang terkena perangkap mereka tetapi kemudian tertawa keras.
Bukan Bima melainkan Dion dan Arka yang tersungkur karena tali yang di siapkan oleh keduanya. Sedangkan Bima yang di targetkan berada di belakang menahan tawa dan Brianna yang juga terkikik pelan dengan tawa sedikit tertahan.
"Buahahahhahahah" tawa Marvin menahan perutnya karena tak sanggup tertawa. Sementara Darel mengehentikan tawanya saat melihat tatapan tajam dari kakaknya maupun kakak Marvin.
Darel menyikut lengan Marvin berharap sahabatnya itu menghentikan tawanya. Tetapi Marvin tetap melanjutkan tawanya. Sungguh lucu sekali fikirnya.
"Darel!
"Marvin!" Geram Arka dan Dion bersamaan.
"Pulang!"
Arka menggendong paksa Marvin ala karung beras sesekali memukul pantat Marvin yang di hadiahi pekikan oleh sang empu.
Heyy Arka kesal kau tahu. Tersungkur dengan tak elit karena kejahilan adiknya ini. Oh astaga dirinya hampir terkena serangan jantung saat mendengar adik dari Dion itu mengatakan jika Adiknya terjatuh.
Dengan berlari tanpa memikirkan apapun eh sampai di kamar bukan Marvin yang jatuh melainkan dirinya yang tersungkur dan di tertawai, sedangkan sang adik malah yang paling keras tertawanya. Shit dia sungguh malu!
Marvin sendiri menahan tawanya saat ini. ya Tuhan melihat kakaknya tersungkur seperti tadi sungguh lucu. Tak apa lah bukan target yang kena kalau ada pengganti nya.
Arka mendudukkan Marvin di kursi penumpang dengan sedikit kesal. Lihat saja bagaimana ia akan menghukum adik nakalnya ini.
Huys guys kangen Marvin tidak?
Maaf agak lama up nya. Karena ada hal penting tak bisa up.
Maaf yah jika kalian bosan dengan cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
RandomMarvin dengan kesehariannya penasaran langsung baca aja! Maaf jika bahasa campur aduk Em ada beberapa part yang mungkin ada kata mengenakkan jika kurang berkenan silahkan tinggalkan lapak inj terimakasih