2.

58.8K 4.7K 268
                                        

Kring!

Kring!

Hoammm~

Marvin menguap dan mematikan jam weker yang terus berbunyi dari tadi. Biasanya ia tak akan bangun, sekeras atau selama apapun jam tersebut berbunyi. Tetapi berbeda dengan hari ini, Marvin bangun tepat setelah jam itu berbunyi. di lihatnya jarum jam menunjuk angka 6.

Mungkin karena tadi malam ia lekas tidur, paginya dia cepat bangun.

Marvin beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap menuntut ilmu. Hari ini dirinya mau menjadi siswa teladan dengan datang lebih awal ke Sekolah.

Lama berada di kamar mandi, Marvin kini siap dengan seragamnya, dia melihat pantulan dirinya di kaca. Ia memakai hoodie hitam, rambut dibiarkan acak membuat kadar ketampanannya meningkat.

"Wah! gue emang cakep, " monolog Marvin percaya diri. Menyisir rambutnya dengan tangan kiri, menampilkan senyum memukau ala dirinya.

Setelah di rasa semua selesai, Marvin mengambil kunci motor kesayangannya yang dia dapat dari balapan, meraih tas selempangnya lalu pergi keluar

Ia bersiul pelan. Pagi ini moodnya sangat baik. Ia tak sabar untuk bertemu dengan kedua temannya. "Pagiku cerah, matahari bersinar, ju gendong tas-"

Nyanyiannya terhenti ketika Marvin melihat kehadiran orang-orang asing di pekarangan rumahnya. Ketika ia hendak bersuara, Marvin mengenali satu orang disana. Betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa orang-orang ini merupakan gerombolan aneh yang Ia temui kemarin.

Oh sial dia lupa kejadian itu. sialan jadi kejadian tersebut bukan mimpi, rutuknya.

Di saat dia shock, salah satu di antara mereka maju menghampiri Marvin. Dia adalah Geo, pengawal setia Valdo.

"Mari ikut saya tuan muda," ucapnya tanpa basa-basi.

"Ikut ke mana?" balas Marvin gugup. Ia mulai mengambil langkah mundur. 'Astaga, apakah dirinya akan di bunuh karena menyaksikan kejadian mengerikan itu?'

"Mari tuan muda. Menurut lah dan bersikap tenang tuan muda, " ucap Geo lagi yang membuat Marvin mengernyit heran.

Dengan keberanian yang kembali muncul, dia membalas ucapan Geo sinis, "Enak saja! ngapain juga gue ikut lo pada! ga guna. Sekarang mending minggir, gue mau berangkat Sekolah!"

"Menurut, atau saya paksa?" tukas Geo tenang. Sedangkan bodyguard yang dibelakang mulai maju menghampiri Marvin dan Geo.

"G-gue ga mau. pergi!" usir Marvin yang mulai was-was saat mereka semua mendekat. Ia panik dan mulai melihat sekeliling, mencari celah supaya dia bisa kabur.

Saat melihat Marvin hendak kabur, dengan sigap geo menangkap Marvin, membiusnya langsung agar tidak memakan waktu lebih lama.

"Menurut lah tuan muda."

Marvin berhenti memberontak, pandangannya mengabur dan kemudian menggelap, dirinya pingsan.


***

"Kenapa lama sekali?"ucap Valdo dengan nada dingin pada Geo. Dia tidak suka di buat menunggu.

"Maaf tuan, tuan muda sempat berontak, jadi kami memerlukan sedikit waktu," timpal Geo, menunduk meminta ampunan sang tuan.

"Baiklah, aku terima alasan mu," hardik Valdo kemudian mengambil alih marvin yang berada di gendongan Geo.

"Siapkan semuanya kita akan kembali ke Rusia" titah Valdo.

"Untuk selanjutnya, kalian harus menjaga pemuda ini, karena dia akan menjadi putraku. Jangan sampai ada luka segores pun di wajah maupun tubuhnya atau kalian tau akibatnya!" lanjutnya menegaskan posisi Marvin kepada para bawahannya.

Marvin Arsenio  ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang