“Emhh.”
Valdo merasa gemas sekarang, oh ya ampun ini pertama kalinya dia tidur bersama Marvin. Tadi malam, putra nya ini tak melepasnya sampai lelah karena menangis dan tertidur. Dan saat bangun di pagi hari Valdo di hadiahkan wajah lelah Marvin yang imut itu, yah meski sedikit tampan. Valdo tersenyum jahil, dia menoel-noel hidung Marvin dan menusuk pipinya yang sedikit terisi itu. Beda dengan awal dia bertemu dengan pemuda itu saat ini Marvin lebih bugar dan terlihat lebih sehat dari sebelumnya. Karena memang Valdo sangat menjaga kesehatan dan asupan makanan yang dikonsumsi oleh putranya. Valdo terus melakukan hal itu sampai Marvin bergeliat dalam tidurnya tetapi tak sampai bangun hingga entah apa yang dipikirkan Valdo dia langsung menggigit gemas pipi Marvin.
"Argghh!!!!"
Sontak saja Marvin langsung bangun karena merasakan nyut-nyut an di area wajahnya. Marvin menoleh ke arah Valdo yang tengah cengengesan. "Daddy, apa-apaan sih. Kalo aku rabies bagaimana!" protes Marvin sambil memegang pipinya yang sakit.
"Lagian, gemes kali sih," ucap Valdo dengan nada menggoda yang di hadiahkan tatapan miris dari Sang putra.
"Duhh sakit!"
Marvin meringis sakit. Gigitan pak tua itu gak main main coeg! Sedangkan Valdo yang melihat Marvin meringis sambil memegang pipinya menatap Marvin sesal. "Apa sakit? Maafkan daddy."
"Ya sakit lah, bodo!"
"Marvin jangan berkata kasar," ujar Valdo tak suka saat Marvin berkata kasar.
"Au ah, pergi sana aku mau mandi!"
"T-tap—"
"Daddy keluar!"
"Iya, iyaa."
Valdo keluar dari kamar Marvin meninggalkan sang empu yang masih merintis kesakitan. Jika di ingat lagi kenapa Valdo tidur di kamarnya? Oh astaga! Marvin melupakan fakta bahwa tadi malam dia menangis sampai tertidur dalam dekapan Valdo. Salahkan saja dia mengelus Marvin dengan lembut!
Marvin merona malu dan segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. “Oh Rio kemana?” guman nya.
_____________
"Marvin, ada apa dengan pipimu?" kaget Arka melihat pipi Marvin yang membengkak dan ada sedikit jejak gigitan disana.
"Ck ini gara-gara pria tua itu!"
Uhukkkk—Valdo menyemburkan kopi yang diminumnya dan menatap Marvin yang juga menatapnya tajam. Jangan lupakan tatapan maut dari Arka. "Kau apakan adikku pak tua?!"
Valdo menetralkan batuknya dan menjawab pertanyaan Arka "Salahkan adikmu, yang begitu menggemaskan saat tertidur."
"Ha? Jangan bilang kau tidur dengan Marvin tadi malam?!"
"Tentu saja," jawab Valdo dengan nada mengejeknya.
"Ah, perlu kau tau anak muda. Adikmu mendekapku dengan erat dan tak mau melepaskan hingga dia lelah dan tertidur."
"Apa! Kau pasti berbohong. Mana mau Marvin tidur dengan kau pak tua bau tanah!"
"Ck bilang saja kau iri, aku tak berbohong tanyakan saja pada adikmu," ucap Valdo menatap Arka dengan Remeh.
"Apa itu benar, Marvin?"
Marvin yang di tanya menunduk malu. Dalam hati dia sudah menyumpah serapahi pria tua tak tahu malu itu. "Marvin, jawab pertanyaan kakak!"
"I-iya kak."
Jawaban Marvin membuat Arka menoleh ke arah Valdo yang juga menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. "Marvin, nanti malam kamu akan tidur dengan kakak dna tidak ada bantahan!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
De TodoRevisi ga lengkap. Akan di revisi besar-besaran nanti 'Kalo ga malas' . Yang sekarang ini, ga termasuk revisi, malah kek ga ada perubahan. Aku terlalu malas untuk revisi, ARGH!! Dalam hidupnya, Marvin tidak mengharapkan apapun. Mengikuti arus dan ta...