Arka sedang menahan amarahnya sekarang. Bagaimana tidak, tadi dia baru saja datang dari Rusia dan melewati perdebatan ga guna dengan Valdo memperebutkan siapa yang akan menjemput sang adik di Mansion William. Eh malah tersungkur yang disebabkan kejahilan Marvin. Apa dia sedang karma karna durjana eh durhaka pada tua bangka itu?
Lihatlah sekarang di depan nya, adik beserta daddy-nya tak lupa dengan babu babu nya itu tertawa nista mendengarkan cerita Marvin saat dirinya terjatuh.
"Pfftt, demi apa muka kakak lucu banget, daddy." semangat Marvin yang sedang bercerita.
"Kenapa tidak di foto sih? Dad kan juga pengen lihat, bagaimana tampang konyol kakakmu," jawab Valdo dengan nada penuh mengejek dan menatap ke arah muka merah padam milik putra sulungnya.
"Yah, gimana kan aku lagi tertawa mana sempat, hu'um mana sempat."
Geo dan Rio sedari tadi menahan tawa mereka yang sesekali keluar. Namun segera menahan kembali tawa mereka saat melihat tatapan tajam Arka.
Tawa mereka berhenti saat ada salah satu pengawal dengan luka lebam di wajahnya yang berlari ke arah mereka. "Ada apa?" tanya Valdo datar.
"T-tuan, mansion di serang!"
"Apa! Bagaimana bisa." bentak Valdo “Bagaimana mungkin?”
"Geo siapkan semuanya! Arka ikuti daddy dan—" Valdo menoleh ke arah putra bungsunya dan mengecup kening Marvin yang mengkerut. "Rio bawa Marvin ke tempat yang aman." titahnya.
"Loh, daddy mau kemana? Ada apa?" tanya Marvin linglung. Tetapi daddy-nya tak menoleh dan meneruskan langkahnya bahkan kakaknya sudah tak nampak.
"Tuan Muda, mari ikuti saya kita akan ke tempat aman," ujar Rio.
"Tapi Rio, ada apa ini. Mansion di serang?" dia bingung saat ini. Siapa yang di serang?
"Lebih baik tuan muda ikut saya mari." karena tak ada jawaban dari Marvin, Rio memutuskan menggendong Marvin ala karung beras dan membawanya ke tempat yang aman yaitu di bagian bawah tanah.
Namun sebelum itu Mereka di cegat oleh 2 orang musuh yang membawa senjata api. Rio menurunkan Marvin dan menyembunyikan nya di belakang tubuh tegapnya. Sial sekali kenapa harus di lorong batin Rio.
Rio maju dan menghajar orang itu membabi buta. Tak mau ketinggalan Marvin juga menghajar satu orang lainnya hingga tumbang yang membuat Rio mengapa tak percaya. "Wah, Tuan Muda hebat," puji Rio dan bertepuk tangan.
"Hmmphh, baru tau kamu kehebatan ku." sombong Marvin membusungkan dadanya.
Rio hanya terkekeh namun kemudian spontan menarik tuan mudanya saat ada 1 musuh yang bersiap akan menembak.
Dor!
Marvin membelalak seketika saat melihat baju Rio bagian belakang berlumuran darah. Saat Rio akan terjatuh Marvin menangkup tubuh Rio. "Rio!!"
Reflek Marvin mengambil pistol di samping milik musuh yang sudah tumbang dan menembak musuh yang di depannya 3 kali. di kepala, di dada, dan jantung, yang membuatnya mati seketika.
"R-rio, oy Rio!" Marvin mengguncang tubuh Rio tak lupa air mata yang terus bercucuran dari matanya.
________________
"Berani kalian datang ke mansion ku heh!" ujar Valdo menatap Remeh musuh di depannya.
"Kurang ajar kau sialan! Ku pasti kan kau mati hari ini. Kalian, serang!"
Dor
Dor
Dor
Pasukan musuh tumbang seketika saat Arka menembak brutal dengan senjata tipe MG-42 nya.
"Ck udah gitu doang? Lemah banget sih," ejek Arka yang melihat semua musuhnya mati.
Dor
Valdo dan Arka bergegas arah suara tembakan yang terdengar beberapa kali di telinga mereka. Pikiran mereka takut, takut terjadi apa-apa dengan Marvin.
Saat sampai di lorong tempat suara itu datang. Valdo dan Arka membulatkan matanya saat melihat 3 mayat musuh. Namun bukan itu yang membuat mereka terkejut tapi pada Marvin yang tengah memangku Rio.
"Hikss dad, Rio hiks ... Rio …." Racau Marvin. Dengan sigap Valdo mengambil Marvin dan menggendongnya ala koala. Sedangkan Tubuh Rio diangkat Geo yang baru saja datang.
"Ssst, tenang tak apa semua baik baik saja," ujar Valdo memenangkan.
"Rio hiks … tertembak karena melindungi ku hiks … Dad," isak Marvin. Dia sungguh takut bagaimanapun dia sudah sangat dekat dengan Rio. Se-menyebalkan apapun Rio, dia tetap melindungi nya apapun keadaanya seperti tadi.
"Tenanglah." Valdo tetap menenangkan. "Kita bawa Rio ke rumah sakit!" tegas Valdo.
Marvin menelusupkan wajahnya ke leher Valdo, merentangkan tangannya dan memperlihatkan tangan yang berlumuran darah Rio. Marvin kembali terisak namun suaranya tertahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
RandomRevisi ga lengkap. Akan di revisi besar-besaran nanti 'Kalo ga malas' . Yang sekarang ini, ga termasuk revisi, malah kek ga ada perubahan. Aku terlalu malas untuk revisi, ARGH!! Dalam hidupnya, Marvin tidak mengharapkan apapun. Mengikuti arus dan ta...