1. Notulen

6.1K 550 338
                                    

vote yuk sebagai bentuk kalian menghargai tulisan gratis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote yuk sebagai bentuk kalian menghargai tulisan gratis ini

-----

Happy Reading

-----

.
.
.

 

Allana Faza, punya alasan kenapa dirinya lebih suka menghabiskan sebagian waktunya saat di kampus untuk duduk tenang di bangku panjang, bercat krem, dengan berbagai aroma makanan yang silih berganti di indra penciuman nya. Karena hanya dengan itu saja, bisa membuat perasaan Allana jauh melesat melambung tinggi lebih baik, ketimbang menghadiri kelas Sintaksis hari ini.

⚠️ (Note, tolong yang barusan itu jangan ditiru. Adegan berbahaya. Hanya dilakukan oleh yang professional saja)⚠️

Tipikal mahasiswa serba ogah-ogah an begini, tentu saja Allana tidak sendirian. Mungkin banyak dari kalian yang berpikir kalau menjadi seorang mahasiswa itu tandanya harus bisa lebih giat dalam melakukan segala hal. Bisa mengatur waktu dengan baik. Dan mempunyai planning yang matang. Tapi tidak bagi dua manusia bernama Allana Faza dan Laluna Ocha. Ada pepatah yang mengatakan, ‘Bagai pinang dibelah dua. Mungkin itu adalah definisi yang sangat pas untuk dua manusia penyandang nama Ocha dan Allana itu.

Ocha, salah satu manusia yang punya motto, prinsip, kapasitas otak, bahkan tabiat, yang sama persis dengan Allana sejak lahir sampai sekarang. Bagai sebuah takdir, keduanya dipertemukan di sebuah kampus dengan jurusan dan kelas yang sama. Dan sejak 2 tahun lalu sampai sekarang, Ocha selalu dengan senang hati menjadi teman bolos kelas Allana, dan bergabung dengan Allana di kantin legendaris fakultas sastra. Menjajal menu favourite nya, seblak ceker level 5 dan segelas besar es teh dingin, ketimbang menghadiri mata kuliah tanpa Allana. Katanya, kelas tanpa Allana itu berasa bakwan tanpa micin, alias tidak sedap sama sekali.

Ocha memang sedikit narsis anak nya, tapi sejujurnya Ocha adalah perempuan paling apa ada nya yang pernah Allana temui. Dia tipikal yang akan berterus terang tentang apapun. Sekalipun hanya untuk sudah berapa kali dia kentut dalam sehari.

Namun heran nya, meskipun blak-blak an maksimal, Ocha tidak pernah sembarangan dalam berbicara. Meskipun mengumpat masih sering (terutama saat kaget), tapi Ocha tidak pernah sembarangan membicarakan orang lain yang menjurus ke arah negatif atau bahkan sampai merugikan orang lain. Dan karena itulah keduanya sangat cocok.

Istilah singkat nya, Ocha itu bejat, tapi masih ber-attitude.

“Sis. Tadi dicariin Alan.”

Alan Allana | Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang