2. Something Bad

2.9K 412 215
                                    

Happy Reading

.
.
.

"Kita cuma kurang susun struktur organisasi sama revisi proker aja, Lan. Buat garis besar grand design alur kampanye menurut gue udah 85% bisa kita gunain nanti."

Alan mengangguk-angguk paham. Laki-laki yang hari ini tampil dengan pakaian sederhana itu membolak-balikkan stopmap di tangan nya, berpikir sesuatu. Rambutnya yang mulai memanjang sampai menutupi dahi nya, terlihat tak beraturan. Dan kantung matanya terlihat ketara.

Sudah lebih dari seminggu pasangan calon kahim dan wakahim itu menghabiskan waktu bersama untuk menyusun semua persiapan kampanye dan debat kandidat yang akan dilaksanakan 5 hari lagi. Entah itu di kost masing-masing, gazebo, atau bahkan di perpustakaan seperti sekarang. Rasanya hampir seperti dimana ada Bella, pasti ada Alan disana.

"Gimana kalo buat dua sub itu kita bagi tugas. Gue ambil struktur organisasi, lo handle proker. Nanti gue minta tolong Leo buat bantuin lo bandingin sama proker angkatan sebelumnya. "

"Boleh tuh. Nanti gue kirim email kalo udah beres."

Alan mengangguk-angguk lagi. Dia menutup stopmap tadi dan beralih menggeser laptop nya mendekat, lantas melanjutkan tugasnya merekap data. Sedangkan Bella terlihat menumpuk beberapa buku mata kuliah nya ke atas meja, mulai membuat catatan kecil di buku nya.

Beginilah jadinya kalau menjadi mahasiswa kura-kura alias kuliah rapat kuliah rapat. Harus mengurus organisasi, namun disisi lain harus tetap fokus dengan mata kuliah. Sedikit membuat beban kepala tentunya.

Satu jam mereka lalui dengan keheningan. Sibuk dengan urusan masing-masing. Bella sedikit merenggangkan badan nya setelah selesai menulis semua materi yang dibutuhkan nya, dan tak lama gadis itu menumpukan kepalanya ke meja. Menatap keluar jendela untuk mengurangi denyutan di kepalanya sebab terlalu lama menatap materi kuliah nya yang semakin hari semakin tidak manusiawi.

Ternyata jadi seorang mahasiswa itu bukan perkara yang mudah.

"Bel, nanti malem sekitar jam setengah 7 gue ke kost lo. Kita bahas soal recruitment."

Bella mengangkat kepalanya lagi saat mendengar suara di seberang tempat duduk nya. Masih ada Alan disana yang sibuk dengan laptop nya. Wajah laki-laki itu kini terlihat 90% tambah lelah. Tapi laki-laki itu sama sekali tak memadamkan semangatnya untuk menyelesaikan sisa pendataan KTM anak-anak himpunan. Bahkan Bella sama sekali tidak mendengar Alan melenguh lelah selama satu jam mereka duduk disana.

Alih-alih mengiyakan ucapan Alan, Bella justru menatap Alan khawatir.

"Lan, lo kalo cape jangan dipaksain. Mending istirahat dulu sehari," ujar Bella memberi saran. Mata sayu Alan sudah cukup menjelaskan pada Bella kalau Alan memang butuh istirahat setelah berminggu-minggu mereka melakukan persiapan ini itu. Bahkan hampir 70% grand design Alan sendiri yang menyelesaikan nya. Tidak terbayang betapa lelahnya Alan.

Alan yang tadinya fokus mengetik perlahan berhenti. Dia memiringkan badannya hanya untuk melihat wajah khawair Bella di depan nya.

"Bel jangan mulai," katanya kembali melanjutkan ketikan nya. Mencoba bersikap baik-baik saja. Karena dua hari yang lalu mereka juga sempat cekcok dengan topik yang sama. Dan Alan tidak mau mengulangi nya lagi.

Alan Allana | Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang