Happy Reading
.
.
.
."Backstage monitor. Langsung standby in next guest nya."
"Cek-cek, Dio rolling job sama Farrel."
"Keamanan tolong dong tambahin personil nya. Pasang brikade. Stand 5 punya Bi Narti mulai nggak kondusif. Pada rebutan seblak!!!!"
"Rey monitor. Meja check in konsumsinya tambahin."
"DOKUMENTASI WOI! CEPET KE BACKSTAGE! TIM NYA TULUS UDAH MAU SAMPE!"
"SUMPAH PUSING BANGET!!!!"
"Ocha panggilan. Dicariin Mark."
"Yang danusan pada kemana woi. Ini banyak yang mau beli pulsa!"
Handie talkie tak henti-hentinya bersuara ditengah kebisingan venue MLP. Panitia dengan kaos official berwarna hitam dengan tulisan The Dream Show di bagian punggungnya, terlihat berlalu lalang dimana-mana.
Tema yang diusung tahun ini adalah The Dream Show. Ide itu tercetus begitu saja saat Vano mengejek Devan yang selalu jadi tukang molor saat sedang dekorasi kemarin. Walaupun awalnya nyleneh dan sepele, namun nyatanya kata The Dream Show akhirnya punya makna yang cukup dalam berkat si genius konsep alias wakahim mereka. Ibu Adinda Bella.
Dari tema ini, diharapkan music festival tahun ini sesuai dengan apa yang mereka impi-impikan selama ini. Terkadang ekspetasi kan memang tak seindah relita. Tapi dengan adanya tema ini, para anak hima akan mewujudkan kalau ekspetasi mereka bisa seindah realita.
Sementara yang lain nya sibuk kesana kemari, dari tribun paling atas, Allana, Faris, dan Devan terlihat duduk berdempetan. Mereka bertiga tengah istirahat sebentar setelah berjam-jam bolak-balik kesana kemari. Terutama Devan selaku tim acara. Entah sudah berapa ratus kali Devan ditarik kesana kemari hanya karena persoalan rundown. Dan untungnya sekarang dia bisa sedikit beristirahat.
"Lo nggak mau turun Al? Bentar lagi Tulus manggung tuh." Faris terlihat menyenggol lengan Allana. Gadis itu masih bergeming di tempat duduk nya alih-alih bersemangat maju kedepan panggung. Padahal Faris tau kalau Allana sangat menyukai Tulus.
"Nggak ah. Disini aja. Di bawah kaya sesek banget. Kegencet-gencet ogah banget."
Faris terkekeh sekilas. Agak setuju juga sebab dibawah sana memang benar-benar padat manusia. Apalagi kalau bukan karena menunggu Tulus dan Ardhito Pramono tampil.
Ternyata, penduduk kampus mereka memang mayoritas menyukai kedua guest star itu. Jadi ya tidak heran kalau pengunjung acara tahunan mereka kali ini membludak. Bahkan tiket mereka saat tadi open gate pertama langsung ludes dalam waktu waktu 30 menit saja. Tim ticketing sampai dibuat kewalahan dan berakhir menggaet beberapa tim lain untuk menjaga meja registrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alan Allana | Lee Jeno✔
Romansa[END] ❝Himpunan Mahasiswa (Selesai)✔ ----------‐------------------------------------ "Allana, hidup itu nggak bakal kaya film. Mereka selalu baik pertemuin orang-orang yang saling sayang dan akhirnya bahagia diakhir cerita. Tapi hidup beda Al. Kadan...