Happy Reading
.
.
."Humas humas, mulai standby depan gerbang. Siapa tau malah ada alumni yang kelewat. Da Veda, kencengin dikit audionya."
Dari pagi, Alan sudah sibuk berputar-putar controlling tempat raker. Mengontrol semua persiapan rapat kerja dengan seksama. Mungkin dari semua pengurus himpunan, Alan lah yang terlihat paling sibuk
Pukul 08.00 WIB. Artinya 30 menit lagi semua harus sudah selesai dengan urusan pribadi. Dan setelahnya mereka harus briefing dan lain-lain sebelum para alumni datang ke tempat raker.
"Le, PPT humas sama PSDM ada di lo kan?"
"Ada, bentar gue bikin copy-an nya."
Dua sekertaris itu pun tak luput dari kesibukan. Memeriksa semua file presentasi kemudian mengumpulkannya dalam satu laptop sesuai dengan rundown acara yang telah dibuat.
"Udah sarapan?" tanya Leo menatap lembut kearah Allana yang masih terfokus dengan layar laptop di depannya. Penampilan gadis itu 100% berantakan. Bahkan untuk sekedar cuci muka saja Allana belum melakukan nya padahal waktu mereka tidak banyak lagi.
"Nanti aja gampang. Ngantuk banget Leeee," rengek Allana sembari menguap beberapa kali.
Allana tidak tidur semalam. Padahal semalam niatnya kembali ke villa itu untuk istirahat justru mendapat kabar duka kalau hardisk nya hilang entah kemana. Sepertinya terjatuh saat di kampus. Dan sialnya semua file presentasi seluruh departemen ada disana tanpa terkecuali. Alhasil, hampir semua pengurus inti hima jadi ikut begadang semalaman untuk membuat ulang ppt.
Tentu saja Allana sempat dimarahi Alan. Tapi kali ini dia memang salah. Jadi tidak ada kata perdebatan dari Allana saat Alan memarahinya semalam. Justru malah Leo yang pasang badan saat Alan memarahi Allana habis-habisan.
"Mau kopi nggak?" tawar Leo prihatin.
Leo tau Allana sangat butuh istirahat sekarang. Terlebih lagi hari ini harusnya dia ada di kondisi yang fit untuk menjelaskan proker-proker himpunan di depan banyak alumni dan senior. Tapi sayangnya masalah semacam ini harus mereka hadapi secepat ini.
"Gue nggak bisa minum kopi Le."
Allana berkali-kali memukuli pipinya sendiri, berharap bisa segara menyingkirkan rasa ngantuknya tanpa harus dengan minum kopi. Karena jujur Allana sekali minum kopi, kepalanya akan pusing. Ketimbang kopi, Allana lebih memilih untuk mencubiti atau memukuli dirinya sendiri untuk mengurangi rasa kantuk nya.
"Jangan dipukul, sakit," ucap Leo menahan tangan Allana yang terus memukuli pipinya sendiri.
"Mandi aja gih, biar seger. Sisanya gue aja yang selesai in," final Leo.
Jika saja bisa, Leo sudah menyuruh Allana untuk istirahat dulu sejak dua jam yang lalu. Tapi nyatanya Allana tetap tidak mau. Gadis itu masih merasa sangat bersalah perkara menghilangkan hardisk ppt. Padahal Leo pun sebenarnya merasa bersalah karena lupa membuat salinan nya terlebih dahulu.
"Jangan dong. Lo dari semalem jadi ikutan nggak tidur gara-gara bantuin gue."
"Gunanya gue disini emang bantuin lo Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alan Allana | Lee Jeno✔
Romance[END] ❝Himpunan Mahasiswa (Selesai)✔ ----------‐------------------------------------ "Allana, hidup itu nggak bakal kaya film. Mereka selalu baik pertemuin orang-orang yang saling sayang dan akhirnya bahagia diakhir cerita. Tapi hidup beda Al. Kadan...