9. Rahasia Kecil

1.9K 367 94
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

.

.

.


Pukul 8 malam. Jajaran tim humas mulai mengarahkan semua peserta makrab untuk berkumpul di halaman villa untuk mengikuti agenda malam keakraban. Di pelopori oleh Vano dan Dio selaku kadep wakadep humas yang memegang toa mengelilingi seluruh kawasan satu blok villa yang mereka sewa untuk memanggil semua peserta.

Di halaman villa, sudah ada Alan yang berdiri di titik panggung, memberi isyarat pada tim divisi acara yang sibuk menata ini itu. Laki-laki itu betul-betul mengontrol tempat makrab dengan baik. Baik dari lighting, sound, penataan formasi, bahkan api unggun. Beberapa pengurus inti juga sudah standby di halaman.

“Dingin banget buset. Berasa lagi dikutuk sama Elsa ni villa.”

Daniel yang terlihat membungkus hampir seluruh badan nya dengan sarung wadimor kepunyaan Farrel masih mengeluh kedinginan sambil mendekatkan dirinya kearah api unggun yang sedang diperbesar nyala nya oleh Devan, Mark, dan Farrel sejak 10 menit yang lalu.

Tidak seperti tadi siang, suhu Cisarua saat ini mendadak turun drastis. Bahkan kabut mulai turun sampai ke villa mereka. Mengakibatkan udara dingin menusuk sampai ke tulang-tulang.

“Ati-Ati Niel,” ujar Bella spontan saat melihat Daniel yang semakin mendekat ke api unggun. Dan entah sadar atau tidak, hal itu membuat sarung wadimor yang dipakainya hampir terbakar.

“Tu, ati-ati kata Bella, Niel. Ntar lo jadi Daniel guling berabe. Kagak jadi raker kita.”

Farrel mencomot beberapa kayu di samping nya, lantas memasukkan nya kedalam kobaran api. Beberapa percikan api muncul setelahnya. Membuat Devan, Mark, dan Leo otomatis membuat tameng dengan tangan mereka, melindungi Allana, Issabelle, dan Bella yang kebetulan duduk di samping mereka.

“Buset!” pekik Issabelle kaget. Refleks meremat jaket Devan yang ada di sebelah nya sambil sedikit memundurkan badan nya.

Woow. Calm down dude,” tegur Mark.

Farrel menoleh dengan wajah ikut kaget juga. “Sorry-sorry, guys,” kata Farrel terkekeh tak berdosa.

Namun disaat yang sama, Issabelle terlihat langsung menepis tangan Devan di depan nya dengan wajah yang berubah 100% kesal saat itu.

Bagaimana tidak, disaat Leo dan Mark yang sigap melindungi Bella dan Allana dengan gaya yang gentle, Devan justru mendaratkan tangan nya tepat di muka Issabelle. Ini mah bukan bentuk perhatian namanya. Tapi pembalasan dendam karena selama ini Issabelle sering menggeplak laki-laki itu.

Bby you okey?”

Mark menoleh kearah Allana yang masih melotot kaget karena melihat api nya, tapi juga karena melihat ada dua tangan yang tiba-tiba ada di depan nya. Tangan Leo dan Mark.

Alan Allana | Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang