26. Pengakuan

1.6K 255 68
                                    

Happy Reading

.

.

.

Suara petikan gitar mengudara di sepanjang lorong yang menghubungkan ruang-ruang kelas yang berjajaran di sepanjang gedung fakultas sastra. Berasal dari tangan lincah berbalut jaket jeans hitam yang dilingkari gelang berwarna hitam polos. Terdengar begitu asik memetik senar-senar gitar, menjadikan sebuah harmonisasi yang begitu memanjakan telinga siapa pun yang mendengar nya.

Devan duduk berpangku kaki di salah satu bangku di depan ruang kelas. Hanya ada dirinya disana. Tapi meskipun benar-benar sepi, suasana disana masih cukup terang untuk tidak membuat bulu kuduk Devan berdiri. Ditambah lagi dia masih keasyikan bermain gitar tanpa ada pikiran tentang hantu dan semacam nya sedikit pun.

Intro lagu love yourself masih teralun indah disana. Kali ini disusul suara nyanyian Devan yang ya--- bisa dibilang cukup bagus.

"And all the clubs you get in using my name
You think you broke my heart, oh, girl, for goodness' sake
You think I'm crying on my own, well, I ain't
And I didn't wanna write a song
'Cause I didn't want anyone thinkin---"

"Nih! Nyusahin aja lo, ah elah!"

Ditengah nyanyian Devan, suara Issabelle tiba-tiba terdengar. Gadis itu terlihat menekuk wajahnya sambil menyodorkan segelas es teh pesanan Devan dengan ogah-ogahan. Jika bukan karena demi mengulik beberapa informasi soal MLP dari Devan, Issabelle serius tidak sudi disuruh jauh-jauh ke kantin hanya untuk membelikan laki-laki itu es teh.

"Sekali-kali Bi..." kekeh Devan dengan wajah tengil nya. Dia menyandarkan gitar yang tadinya ada di pangkuan nya ke samping tempat duduk nya. Sedangkan Issabelle menduduki sisi yang satunya.

"Jadi gimana partnership yang dikasih sama Kak Shel---"

"Sssssttt. Nanti dulu," potong Devan. Laki-laki itu tiba-tiba berdiri dan menghampiri satu pot besar berisi tanaman aglonema yang cukup tumbuh subur di pojok lorong.

"Lo ngapain sih?!" heran Issabelle.

"Sssttt bentar, gue nemu kepik!"

Dengan sekali pergerakan, Devan berhasil menangkup satu kepik yang tengah berjalan damai diantara dedaunan aglonema. Dia terlihat berjalan girang kembali ke bangku tempat duduk nya tadi sembari mengintip sedikit kepik tangkapan nya.

"Ututuuuu kecil bet badan lo. Kagak dikasih makan apa yak sama mak nya?" kata Devan setelah kembali menduduki bangkunya. Lihatlah. Sekarang Devan malah sibuk mengagumi kepik di tangan nya alih-alih membahas persoalan MLP.

"Kiwww, neng. Udah mandi belum? Eh tapi dia cewe apa cowo ya?" monolog Devan beralih menilik dengan susah payah kepik di tangan nya. Berharap dia akan tau gender kepik nya setelah itu.

Issabelle yang saat itu melihat tingkah Devan, sudah benar-benar kehilangan kesabaran nya sekarang. Tangan nya sudah terkepal kuat, siap untuk membogem manusia satu itu.

Buagh!

"Anak setan! Gue disini mau bahas MLP anjir! Bukan mau liat lo jadi babysitter!" serunya kesal.

Devan kontan meringis merasakan pukulan keras yang mendarat persis di bahu nya. Kepik di tangan nya bahkan sampai terbang kabur saat itu.

"Ssshhh Bi--- sakit."

Alan Allana | Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang