36. Kepulauan Seribu

1.4K 201 10
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

.

.

.

"Pake."

"Panas Lan. Nggak mauuuu..."

"Pake sayang."

"Kan, mulai lagi tukang maksa."

Alan menghembuskan napasnya panjang. Serius, apa sebenarnya yang membuat gadis di hadapannya itu keras kepala sekali seperti ini? Ah, bukankah bagus sekali? Alan yang tipikal sedikit pemaksa, dan Allana yang keras kepala. Pasangan yang cocok sekali membuat sakit kepala.

Duk!!!

"Ck, apa lagi sih?! Gue beneran nggak mau jaketan Alaaaannn... Daripada nyopot lagi ntar pas di jalan, males banget, ribet," alis Allana sampai bertaut karena kontra. Hampir saja Allana terhuyung ke belakang kalau saja dia tidak buru-buru berpegangan pada kaos belakang Alan. Salahkan saja Alan yang tiba-tiba berhenti mendadak seperti itu. Membuat Allana yang tidak fokus jadi menubruk punggung tegas Alan.

"Yaudah iya, terserah lo mau pake apa nggak, tapi bentar jangan naik ke motor dulu. Panas."

Alih-alih menanggapi gerutuan Allana, Alan justru mendorong pelan bahu Allana agar menjauhi motornya.

"Maksudnya?"

Alan tak menjawab. Laki-laki itu justru terlihat menaiki jok motornya. Dia duduk di jok belakang dan terdiam cukup lama disana. Mengeceknya beberapa kali dengan tangan, kemudian mendudukinya lagi, entah apa tujuan nya.

Ngomong-ngomong motor Alan bukan motor aneh-aneh yang harus ekstra tenaga untuk menaiki nya. Hanya motor matic biasa seperti kepunyaan kebanyakan orang.

Allana bersyukur saja Alan membawa motor matic nya hari ini. Bukan motor gede yang kemarin Alan gunakan saat tiba-tiba mengajak Allana keluar. Bisa bayangkan betapa pegalnya punggung Allana kalau harus bertahan duduk di motor gede sampai Kepulauan Seribu. Bisa langsung kena gejala rematik yang ada.

"Ini gue ceritanya disuruh gantian nyetirin apa gimana sih Lan?" tanya Allana mulai tidak sabar saat Alan masih saja menduduki jok belakang, tanpa berkata apa-apa.

"Sebentar Allana. Lo disitu dulu. Jangan naik."

Allana mendengus jengah, "Terus lo ngapain diem disit---"

"Van! Bagi air!" teriak Alan sukses memotong omelan Allana.

Dilihatnya Vano yang langsung melemparkan satu botol air mineral di tangan nya ke arah Alan. Sedangkan Alan dengan tangkas nya menangkap nya, lantas menyiramkan air itu ke jok belakang motor yang tadinya dia duduki. Asap tipis terlihat langsung menguar disana. Allana sempat terbelalak melihat kalau ternyata jok nya sepanas itu. Bagaimana bisa Alan tadi menduduki nya dengan santainya disaat jok nya ternyata sepanas itu.

Alan Allana | Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang