Chapt 38

3.7K 336 27
                                    

Holla!
Siapa yang udh kangen Jisa wqwq
Seneng banget setiap kali liat notif tanda bintang dari kalian semua,
Jisa harap semuanya juga bakal gitu ya...
Because,from now

JISA BAKAL UPDATE SETELAH MENDAPAT VOTE YANG SESUAI
JISA HARAPIN

Minimalnya berapa?

RAHASIA

jadi setiap reader wajib banget ngevote ya😂
Ini gratis loh gk bayar
Kalau bisa juga sekalian follow wkwkw

And
MAKASIH BANGET YANG UDH RAJIN VOTE, JISA SAYANG BGT SAMA KALIAN
UWU💜😂
Jangan lupa comment ya, walaupun Jisa gk bales
Tapi tetep Jisa baca kok
Lope u all💜

















Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star🌟
Maaf belum bisa bikin baper
Hehe

.
.
.

Author POV
Yura menatap dalam botol ditangannya, mendadak ia menjadi ragu dengan keputusannya. Tapi ini semua harus ia lakukan, demi hidupnya dan Jiya. Bagaimanapun Yura tak mau kembali terikat dalam kehidupan Jimin.

Brakk!!

"Uhhuk uhuk!!"Yura tersedak kaget, air minum beserta obat kembali keluar dari mulutnya. Yura mengelus dada, berusaha meredam rasa nyeri akibat tersedak. Ya tuhan! Ia mau mati rasanya.

"Kau!!!" Belum selesai penderitaan yang Yura rasakan, sekarang sudah muncul seorang wanita yang sudah tak asing lagi bagi Yura. Mina tunanga- eh mantan tunangan Jimin tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Yang pasti, Yura malas sekali melihat nya.

"Dasar jalang murahan! Masih berani kau berada disini hah!!!" Yura terpejam kesal, kepalanya rasanya mau pecah mendengar teriakan bar-bar dari wanita yang ada dihadapannya saat ini.

"Dasar tuli! Selama aku hidup jangan bermimpi untuk berada disisi Oppaku!" Wanita menarik rambut Yura keras hingga membuatnya terdangak.

Ya Tuhan...kenapa gadis ini gemar sekali menjambaknya sih!.

Yura menggenggam tangan gadis ini erat, berusaha melepaskan tarikan pada rambutnya. Tapi bukannya lepas, justru tarikan gadis itu semakin kuat.

Ya ampun, kepala Yura nyeri bukan main, badannya sudah remuk karna perbuatan Jimin semalam sekarang ditambah lagi kelakuan wanita bar-bar ini.

Tak ada cara lain, sebenarnya Yura tak ingin menyakiti siapapun tapi apa boleh buat. Ini semua demi keselamatan rambutnya.

Tangan Yura maju, menarik helaian rambut berwarna kuning terang dihadapannya. Ia tarik sekuat tenaga, menyalurkan segala emosi yang ikut tersulut karena gadis ini tak mau mengalah.

"Lepaskan tangan sialanmu dari rambutku!!!" Pekik Mina tak terima.

"Kau dulu yang lepas!"

"Sampai matipun aku tak akan mengampuni mu!"

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang