Chapt 18

4.6K 327 2
                                    

Bacaan ini mengandung unsur 21+
Para pembaca diharap dapat menindaki bacaan ini dengan bijak
Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star
Maaf belum bisa bikin baper
Hehe

.
.
.
.
.


Author POV
Yura terus meringkuk menangis ketakutan, ruangan ini benar-benar gelap. Dan terdapat bau busuk yang menyengat. Yura terus menangis, rasanya ia benar-benar ingin keluar dari sini. Hatinya sakit bila mengingat perlakuan Jimin, sungguh dia sangat merasa muak dan lelah. Merasa ia bodoh karena cinta.

Ckelk

Pintu terbuka menampakkan Jimin yang tersenyum licik kearah Yura. Ia merasa puas melihat kondisinya tapi disisi lain ia juga merasa ada hal aneh dalam hatinya. Mungkin rasa nyeri? Ah... tidak. Jimin langsung membuang pikiran tak bermutu nya, hal ini memang yang diinginkan nya sejak awal. Ia sudah memperingatkan Yura sejak awal.

"Makan..."perintah nya sambil meletakkan nampan kelantai. Ia menyorot kan lampu senternya kewajah Yura, keadaannya sungguh memprihatinkan. Didahinya terdapat darah yang sudah kering, pakaiannya sudah lusuh, dan rambutnya acak-acakan seperti orang gila. Yura hanya diam, otaknya kosong.

Jimin berjongkok mendekat membuat Yura langsung mundur menjauh, Jimin hanya tersenyum simpul. Sekarang wanitanya sudah takut padanya.

"Kenapa baby girl? Bukankah kau mencintaiku? Lalu kenapa kau menjauh" Jimin merapikan anak rambut Yura membuat gadis itu gemetaran ketakutan. Kalimatnya sendiri menjadi bumerang baginya.

"Pergi! Pergi hiks!" Yura berteriak ketakutan. Rasanya ia sangat ingin keluar dari sini.

"Ssttss... Jangan berteriak, aku bahkan belum memasukimu sayang" Yura semakin gemetaran, kalimat vulgar Jimin sangat menyeramkan baginya sekarang.

"Jim... Lepaskan aku"mohon Yura, berharap Jimin mau mengasihaninya. Tapi hal ini justru membuat Jimin tertawa keras.

"Jangan bermimpi Yura, kau sendiri yang menyerahkan dirimu untukku. Selamanya aku tak akan pernah melepasmu" balas Jimin penuh penekanan disertai tatapan tajam yang menusuk.

"Apa salahku padamu! Kemarin kau bersikap manis kepadaku, lalu sekarang apa ini!. Apa aku salah jika aku mencin—" belum selesai mulut Yura sudah disumpal oleh bibir tebal Jimin. Ia terus melumat kasar bibir Yura, membuat ia memekik kesakitan saat Jimin menggigit bibir Yura. Bahkan Yura dapat rasakan darah dalam ciuman mereka. Yura terus memberontak, tidak...ia tidak mau dicium pria kejamnya ini. Tapi tubuhnya malah menikmati ini, sialan!.

Ciuman Jimin semakin panas, bahkan tangannya sudah mulai meremas gundukan kenyal Yura. Yura tak tahan, pikirannya menolak tapi tubuhnya berkhianat. Ia akui sangat tak bisa menolak sentuhan Jimin.

"Ahh..."bahkan ia mendesah saat Jimin mulai mengulum telinganya. Disanalah titik kelemahannya, Jimin sangat tau itu. Dengan sekali tarikan Jimin sudah merobek pakaian Yura, melepas bra dan membuangnya asal. Jimin semakin menggila, bagian bawahnya sudah mengeras minta dibebaskan. Dirinya terus menciumi leher Yura memberi kissmark sebanyak mungkin.

Tangannya tak berhenti memainkan payudara Yura, memilin dan mencubit nipple nya. Ciumannya terus turun hingga kepayudara Yura yang sudah menegang. Ia terus mempermainkan dua gundukan membuat Yura bergerak gelisah. Tangannya masuk kedalam pakaian dalam Yura, mengusap inti Yura. Pikiran Yura mulai kacau, seketika ia lupa siapa pria dihadapannya. Apalagi saat Jimin mulai memasukkan jari tengah, Yura semakin melayang merasakan sensasi gila ini.

"Akhh...Jim..."Pekik Yura merasakan jari Jimin mulai bergerak keluar masuk disana. Mengaduk-aduk kewanitaan nya seakan mencari sesuatu disana. Jimin menambah satu jarinya menambah kenikmatan Yura, Yura semakin resah.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang