Chapt 45

2.5K 231 23
                                    

Typo bertebaran
Part ini keknya panjang bgt
Please vote and follow me!

.
.
.







Author POV
Keheningan masih terjadi tatkala mobil Jimin sudah melaju menuju kota. Yura yang sibuk berkutat dengan pikirannya begitupun dengan Jimin. Tapi bedanya, jika Yura sibuk memikirkan Jiya, maka Jimin sibuk memikirkan Yura. Ada apa dengan gadis ini? Jimin sangat sadar bahwa ada hal yang menganggu Yura. Gadis itu buruk sekali dalam menyembunyikan perasaannya. Coba sekali saja tatap mata Yura, pasti kalian akan tahu apa saja yang ada didalam hati gadis itu. Jimin kelewat hapal.

Yura berjengit kaget kala tiba-tiba tangan hangat Jimin menyentuh tangannya yang berkeringat dingin.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jimin yang sadar bahwa ternyata tangan Yura terasa begitu dingin. Ditariknya tangan Yura, lalu Jimin kecup dengan lembut.

Yura yang diberlakukan begitu hanya gelagapan tak menentu.

"Apa yang begitu mengusikmu hm?"

"An-ania...tidak ada" Jawab Yura cepat, dan Jimin hanya tersenyum simpul.

"Aku tak tahu pasti ada hal apa diotakmu, yang pasti satu. Selama kau ada disisiku tak akan ada yang bisa menyentuhmu barang sesentipun, begitupun dengan anakmu. Semuanya aman dibawah kendaliku" jelas Jimin panjang lebar. Tatapan pria itu lurus menatap jalanan, tapi Yura bisa merasakan kesungguhan disana.

Benarkah begitu? Tapi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi bukan?. Kembali, segala hal negatif terus berputar dikepalanya. Yura menghela nafas, lantas kembali membuang wajah keluar. Menatap suasana malam kota Seoul.

.
.
.

"Huwa! Kau mengajakku kemari?" Yura terpekik layak anak kecil. Dirinya menatap sekeliling dengan excited, tak sadar Jimin yang sudah tertawa lucu melihat gadis itu. Ah...astaga, Jimin benar-benar suka senyum gadis itu.

"Woah, lihat itu!" Yura menatap kagum kearah rollercoaster yang sedang melaju.

Terdengar pekikan orang disana. Yura benar-benar tak menyangka Jimin mengajaknya ke taman bermain , tadinya ia pikir Jimin hanya akan mengajaknya makan malam di restoran, mengobrol, lalu pulang. Sungguh membosankan.

Tapi ternyata pria ini benar-benar tahu cara memenangkan hatinya.  Yura tersenyum, sejenak segala kekhawatiran luntur dan tergantikan dengan list wahana apa saja yang akan mereka coba.

"Kajja! Aku mau naik itu!" Ajak Yura tapi hanya diam tak bergeming. Yura menoleh, dan melihat pria itu hanya diam terus menatapnya dalam. Heol, ada apa dengannya?.

"Yak! Kajja, kau membuang waktu!" Yura mendekat dan menarik tangan Jimin. Ditautkannya tangan mereka.
Jimin tetap terdiam, tatapannya turun menatap bagaimana tangannya menggenggam erat tangan mungil Yura. Kehangatan itu kembali merasuk kedada. Jantungnya berdebar cepat, ditambah senyuman manis Yura semakin membuyarkan pikiran lelaki itu sampai-sampai ia hanya pasrah saat Yura mengajaknya pergi ntah kemana.

Tapi kesadaran langsung datang saat Jimin tahu bahwa Yura mengajaknya ke wahana yang bernama kora-kora. Jimin menghentikan langkah, enggan menatap kesana.
Yura yang sadar itu berbalik, dan menatap bingung kearah Jimin.

"Ada apa?" Tanya Yura saat sadar bahwa saat ini wajah Jimin sudah pucat pasi.

"Kita naik yang lain saja, ah bagaimana dengan yang itu" alih-alih menjawab, Jimin malah mengalihkan pembicaraan. Dan itu justru semakin menimbulkan kecurigaan didalam diri Yura. Jarang sekali pria itu begini.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang