Chapt 25

4.2K 308 17
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star🌟
Maaf belum bisa bikin baper
Hehe

.
.
.

Author POV
"Sir... kumohon lepaskan akh!!!" Tak peduli dengan jeritan kesakitan wanita itu Jimin terus mencambuk kulit putih itu dengan gesper kulit miliknya.

"Jalang sialan sepertimu pantas menerima ini!" Dengan seringaian devilnya,  Jimin terus mencambuk wanita itu tanpa ampun.

   Wanita itu ambruk, tubuh telanjangnya sudah penuh luka akibat cambukan tak manusiawi Jimin. Melihat keadaan wanita itu yang sudah tak sadarkan diri Jimin tertawa hambar, ia  membuang gespernya sembarangan. Lantas ia segera memakai kembali kaos chanel miliknya lalu  menghubungi asistennya.

"Urus jalang sialan ini, kau sudah tau dimana posisiku" tanpa menunggu balasan dari Namjoon Jimin sudah mematikan panggilan.

  Sekali lagi Jimin melirik kearah tubuh wanita yang terlihat memprihatinkan itu. Ia mendecih lalu tersenyum simpul, sungguh Jimin heran dengan tubuhnya sendiri. Entah sudah berapa kali ia mencoba tapi selalu saja gagal.

   Jimin yakin dirinya masihlah normal,  sangat normal karna tubuhnya masih bergairah saat memimpikan gadis yang masih ia belum ketahui identitasnya. Tapi saat ia menyentuh gadis lain, tidak ada reaksi apapun yang terjadi. Ia malah jijik.

  Hanya gadis dalam mimpinya yang mampu membangunkan sisi liar dalam tubuhnya, tapi dia bingung siapa gadis itu sebenarnya? . Jimin sama sekali tak pernah kenal dengannya.

   Jimin jadi emosi sendiri dan berakhir menyiksa para gadis yang tak berhasil menggairahkannya. Menyalahkan mereka atas kesalahan yang mereka tak lakukan.

.
.
.

"Eomma aku bosan!" Rengek Jiya pada Yura yang dari tadi sibuk melayani pengunjung restoran.

   Restoran kecil miliknya memang selalu ramai akan pengunjung, karna tempat yang nyaman dan menu makanan yang terasa seperti masakan rumah membuat orang begitu menikmati segala yang ada direstoran Yura.

"Sabar ya sayang...sebentar lagi Eomma selesai" ucap Yura berusaha menenangkan sang anak yang terus saja merajuk kesal. 

  Jiya cemberut masam ketika melihat sang Ibu kembali fokus pada pekerjaannya. Kaki kecilnya turun menapak lantai, ia keluar dari pintu dapur dan mulai melangkah melewati keramaian dalam restoran.

.
.
.

   Jimin mengacuhkan pandangan memuja dari gadis-gadis yang ia lewati,  tatapan dinginnya justru semakin membuat kaum hawa terpikat akan pesonanya.

   Ia berhenti sejenak untuk menetralkan emosinya, jangan sampai ia kebablasan dan memukili para pejalan kaki yang tak berdosa.

  Hah...sungguh dirinya masih butuh pelampiasan. Jimin terus mencoba mengatur nafasnya, lalu tatapannya jatuh pada seorang anak kecil yang hendak menyebrang.  Nafasnya memburu kala anak itu terus melangkah tanpa memperhatikan mobil yang melaju dengan cepat dari kejauhan, spontan dirinya berlari mengahampiri anak itu.

"Menyingkir!!!" Teriak Jimin tapi tak terdengar oleh bocah itu. Jimin semakin mengencangkan larinya.

  Semua orang terkesiap saat melihat adegan menegangkan tersebut, hampir saja terjadi kecelakaan. Beruntung Jimin tepat waktu menyelamatkan anak tersebut.

   Orang-orang berkerumun menanyakan keadaan mereka, padahal sudah terlihat mereka selamat. Tidak terluka sedikit pun.

"Hah...bodoh!"umpatnya pada sang bocah yang menangis kencang sambil memeluknya. Pasti anak ini syok dengan kejadian barusan. Entah kenapa Jimin justru ikut merengkuh gadis cilik tersebut, menenangkannya dari tangis yang membuat hati Jimin ikut teriris? . Ia juga bingung, kenapa dia bisa begini?. Padahal biasanya ia masa bodoh dengan kehidupan orang lain, lalu apa ini?.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang