Chapt 49

2.9K 236 57
                                    

Typo bertebaran
Dont forget to vote and follow me!
2259 kata, part terpanjang wkwk
Jadi santai aja bacanya ya genks

.
.
.

Author POV
Dengan lemas Yura menatap wajah tertidur sang anak. Tangannya mengusap pipi halus tersebut, tak sadar bahwa air bening kembali membasahi pipinya.

Yura kembali menarik nafas, tak ingin terus-menerus menangis dan menganggu tidur sang anak. Tapi ucapan sang anak bagaikan belati yang terus menusuknya.

Flashback

"Eomma apa kita tidak bisa tinggal disini saja?" Yura terdiam menatap terkejut kearah Jiya. Mulutnya terkunci tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Bukankah Jiya ingin pulang hm? Appa Jungkook sudah menjemput kita sayang" Yura mengatakan itu dengan rasa sesak luar biasa. Kenapa ia merasa jahat? Padahal memang takdir yang selalu memisahkan ayah dan anak ini.

Jiya memajukan bibir cemberut, tangan mungilnya beralih memeluk erat boneka unicorn berwarna pink dipangkuannya. Yura yang melihat itu berubah sendu. Maka ia mendekat dan mengelus rambut sang anak penuh sayang.

"Eomma, kalau kita pergi nanti lalu siapa yang akan menemani paman jelek? Dia pasti hanya sendiri disini kan?"

"Disini banyak orang sayang, ibu hwang, paman Namjoon, bahkan akan ada..." Yura terdiam sesaat, seakan ada hal berat yang menganjal ditenggorokkannya.

"Akan ada siapa lagi Eomma?"

"Ad- ada Somi" Yura berusaha setengah mati untuk tersenyum saat menyebut nama tersebut. Dalam hati terus tak terima bahwa akan ada wanita lain disisi Jimin.

Sedangkan Jiya mendesah tak puas mendengar itu. Ia beralih menatap boneka unicorn ditangannya, benda lucu ini adalah mainan favoritnya sejak disini. Boneka pemberian dari Jimin.

"Eomma...apakah kalau aku tinggalkan Cleo disini paman tidak akan kesepian lagi?" Gumam gadis cilik itu masih terlihat sedih.

"Kenapa Jiya tampak sangat sedih hm? Eomma kan sudah bilang sayang, disini akan a-"

"Ania Eomma, Appa bilang kita tidak akan pernah kembali kesini lagi. Lalu apakah aku tidak boleh bertemu paman jelek lagi? Apa aku tidak boleh bermain kemari lagi Eomma?"pertanyaan Jiya tepat sekali menyudutkan Yura. Gadis itu diam tak berkutik, tak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan sang anak?.

Bagaimana caranya untuk menjelaskan bagaimana rumitnya hubungan keduanya.

"J-jiya...Eomma..."

"Tapi kenapa Eomma, kenapa Appa bilang aku tidak boleh bertemu paman jelek lagi?" Lagi, Jiya terus mengeluarkan pertanyaan yang bahkan Yura sendiri pun tak tahu harus menjawab apa.

"Sayang...nanti perjalanan kita akan panjang. Sebaiknya Jiya sekarang tidur dulu saja eoh?" Jiya kembali bergumam kecewa saat mendengar itu. Tapi gadis itu tetap menurut dan mulai berbaring dikasur yang mungkin tak akan pernah ia tempati lagi. Yura dapat sedikit bersyukur sudah memiliki anak yang begitu pengertian seperti Jiya.

Gadis itu selalu menurut dan seakan paham apa saja hal yang menyulitkan dirinya. Yura naik keatas kasur, ikut berbaring disamping sang anak.

"Eomma..."

"Hmm?"

"Andai Jiya punya lampu ajaib maka Jiya tidak akan meminta permen lolipop raksasa lagi" Yura tersenyum mendengar itu, kembali ia usap kepala sang anak dengan lembut. Membuat gadis itu cilik itu mulai terpejam.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang