Chapt 31

4.2K 276 34
                                    

Part ini mengandung unsur 21+
Para pembaca diharap bijak menindaklanjuti bacaan ini
Jangan lupa klik ikon star 🌟
Follow juga
Typo bertebaran
Maaf blm bisa bikin baper
Hehe
.
.
.


Yura POV
Badanku kaku seketika, sungguh aku benar-benar terkejut melihat Mina disana.  Seingatku dulu dia masih terbaring lemah dan tak sadarkan diri, sekarang gadis ini berdiri dengan tegak menatap nyalang kearah kami. Hatiku mencelos, ntah mengapa  melihatnya yang sehat bugar begini memberiku rasa takut luar biasa.

"Menjauh dari Oppa ku!!! Dasar jalang sialan!!!" Mina mendorong tubuhku menjauh membuat aku limbung dan jatuh kebawah. Jimin menatap kami acuh tak berniat menolong ku, ia sepertinya memang tidak pernah peduli dengan Ku.

"Dasar wanita kotor!!!" Umpatnya lagi, aku tetap diam menahan hujaman didalam hatiku. Itu memang benar, aku hanya lah wanita pemuas nafsu. Perlahan mataku memburam, air mataku berkumpul dan akan siap jatuh kapan saja, aku heran kenapa takdir selalu kejam terhadap diriku?.

"Hentikan, keluar dari kamarku sekarang juga!" Jimin yang dari tadi diam akhirnya mengeluarkan suara. Tapi sepertinya bentakan Jimin tak menggentarkan Mina, ia justru menarik rambutku kasar membuat aku merintih kesakitan.

   Sumpah, rasanya perih, aku yakin rambutku akan copot kalau saja Jimin tak menghentikan aksi bar-bar Mina. Aku masih meringis kesakitan walau Mina sudah ditarik jauh dariku, dapat kulihat beberapa helai rambut ditangannya. 

"Keluar sekarang!" Jimin dengan kasar menarik Mina lalu mendorong nya keluar kamar. Tak lupa mengunci pintu setelah mengusir gadis itu keluar.

  Sebenarnya muncul rasa kasihan pada gadis itu, tapi lebih baik jika aku jauh-jauh saja darinya. Jangan sampai kepalaku botak karna terus-terusan dijambak olehnya.

"Gwaenchana?" Aku kembali tersadar dari lamunan ku dan menatap Jimin yang tiba-tiba saja sudah ada dihadapan ku.

Deg deg deg

  Jantung ku kumat kembali, aku rasanya kesal kenpa debaran ini masih muncul padahal sudah lewat 6 tahun. Apalagi saat Jimin menatapku intens, seakan aku ikut tenggelam dalam pikirannya yang misterius. Lagi, dan aku sadar bahwa aku jatuh kembali kedalam lubang yang sama. Lubang yang tak pernah kuketahui lagi bagaimana caranya untuk keluar.

"Baby..." Panggil Jimin yang lagi-lagi menyadarkan ku, diriku semakin tak karuan saat Jimin mengelus rambut ku lembut. Perlakuannya memang selalu bisa meruntuhkan pertahanan ku, rasanya aku ingin sekali mendekap erat tubuh gagah di depanku ini.

"Kau memikirkan apa sayang, apa terlalu sakit?" Tanya Jimin, tatapannya yang tadi teduh berubah khawatir. Melihat itu tanpa sadar menarik bibirku untuk tersenyum, rasanya senang sekali Jimin peduli padaku. Dan panggilan sayangnya tadi, benar-benar sulit dilupakan.

"T.. T-terimakasih sudah menolong ku" ucapku gugup, karna terus diperhatikannya. Jimin melihat ini justru terkekeh, ah...senyuman itu masih sama. Sama-sama membuat duniaku menghangat.

Tidak, sadar Yura. Dia adalah Jimin, aku harus ingat bagaimana masa lalu kami yang sangat gelap. Bahkan hubungan kami saat ini pun gelap.

"Tak akan kubiarkan siapapun menyakitimu baby girl..." Jimin menangkup kedua pipiku lalu menarik wajahku mendekat.

Chup

Jimin mengecup bibirku lembut, ciuman yang tanpa embel-embel hasrat didalamnya. Ciuman penuh kasih sayang dari Park Jimin. Pipiku memanas, kuyakin pasti warna nya sudah memerah saat ini.
Jimin mengusap pipiku lembut, lalu mengecup sekali lagi bibirku. Perlakuannya ini benar-benar membuat ku melayang. Andai takdir kita berbeda, akankah aku dengannya saat ini masih bersama?, Akankah kami bisa memiliki keluarga kecil bahagia yang normal seperti lainnya?.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang