Chapt 33

3.7K 275 18
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star 🌟
Maaf belum bisa bikin baper
Hehe
.
.
.

Yura POV
Aku kembali membuka mata kala Jimin melepas ciuman lembutnya didahiku. Aku diam menatap Jimin, mencoba membaca sesuatu dari tatapan yang teduh dan dalam. Dan sungguh tatapan itu selalu saja berhasil membuat aku ikut hanyut kedalamnya.

"Malam ini ikutlah denganku kejamuan perusahaan, tapi sorenya kita pergi ajak Jiya jalan-jalan dulu..." Ucap Jimin kembali menyadarkan ku, aku masih diam bingung harus menjawab bagaimana. Jimin selalu saja berhasil membuat aku bingung dengan segala sikapnya yang suka naik turun.

   Tapi harus aku akui bahwa akhir-akhir ini sikap jauh berubah dari dulu, bahkan sekarang ia sudah mau mengajak aku dan Jiya keluar dari neraka ini.

"Yura-ah...kau baik-baik saja?" Jimin mengusap lenganku pelan, menyadarkan aku dalam lamunanku lagi. Aku tersenyum tipis,masih tak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku tarik nafas dalam lalu menghembuskan nya pelan, ya... seperti nya aku memang harus berdamai. Aku akan coba berdamai sementara dengan takdir, sebelum akhirnya Jungkook akan datang menjemput ku.

   Aku tersenyum manis kearah Jimin, membuatnya menautkan alis heran. Apalagi saat aku semakin mendekat dan memeluk erat tubuh nya yang masih menggendong Jiya. Hatiku semakin mendesir kala ia membalas pelukan ku tak kalah erat, andai saja aku bisa menghentikan waktu, aku ingin seperti ini selamanya. Jimin masih mendekapku bersamaan dengan Jiya, sesekali ia mencium pucuk kepalaku menghantarkan perasaan hangat yang menjadi-jadi pada tubuhku.

Mataku mulai berair, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan dalam perutku, memberikan sensasi bahagia yang tak dapat lagi kuungkapkan. Tapi aku juga sadar bahwa semua ini hanya sementara, aku harus kembali sadar dari segala mimpi-mimpi sialan yang mulai muncul diotakku. Aku harus sadar bahwa aku dengan Jimin memang tidak ditakdirkan bersama, dan semua kebersamaan ini akan segera berakhir.

"Paman lepas! Aku sulit bernafas!!!" Jiya memekik kesal, ia meronta ingin lepas dari gendongan Jimin. Sontak aku melepas pelukan dan menjaga jarak dengan Jimin. Jimin berdecak kesal lantas menurunkan gadis cilik itu dengan raut datar.

"Eomma... Jangan dekat-dekat dengan paman jelek! Nanti dia akan melemparmu pada beruang lapar..." Ucap Jiya sambil bergestur seakan seekor beruang yang hendak menerkam. Tapi bukannya seram gadis itu justru semakin terlihat lucu menggemaskan.

Author POV
"Paman tidak akan melempar Eommamu, tapi kau gadis kecil..." Timpal Jimin tak mau kalah. Yura menggeleng pelan, entah apa yang terjadi diantara keduanya hingga terus bertengkar begini.

"Jangan Paman! Kenapa kau selalu jahat padaku!!" Teriak Jiya tak terima.

"Jiya bukannya suka dengan beruang hm!? Mereka sangat lucu bukan seperti difilm Mash*l?" Ucap Yura berusaha memecah pertengkaran ayah anak tersebut. Ia tentu sangat ingat bahwa anaknya ini begitu suka dengan karakter Beruang dalam film kartun asal Rusia tersebut.

Bahkan dulu ia sangat suka mengoleksi boneka beruang dikamarnya, ia juga pernah meminta Jungkook untuk membelikan nya seekor beruang sungguhan. Tapi ya tentu saja tidak dituruti, dan berakhir gadis itu merajuk selama satu minggu full. Bukan hal mudah juga membujuk Jiya waktu itu, mengingat sifat keras kepala yang menurun dari sang Ayah.

Tentu sangat aneh bukan? Jika tiba-tiba saja ia seperti sangat takut dengan seekor beruang.

"Eomma tadi paman mengajakku menemui beruang, mereka sangat berbeda dari film yang kutonton, pokoknya aku tidak mau bertemu dengan beruang lagi..." Jelas Jiya bersedih hati, merasa begitu sulit menerima bahwa Beruang yang asli begitu berbeda dari yang ia bayangkan.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang