END

2.3K 161 26
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star 🌟
Part ini 2471 kata, panjang bgt wkwk
So happy reading

.
.
.

Author POV

Perlahan Jungkook mulai membuka mata, dan seketika ia merasa tubuhnya remuk luar biasa. Jungkook mengerjap, melihat kearah sekeliling. Setengah badannya sudah berbalut perban,ia kembali mengernyit ketika nyeri itu semakin menjadi saat ia berusaha bangkit.

"Akh! Bajingan itu benar-benar akan dapat ganjaran!" Umpatnya ketika setelah bersusah payah dapat duduk ditepi kasur. Jungkook menghela nafas, lantas kembali menatap ruangan dengan penuh seksama.

"Ini..." Kedua alis Jungkook menukik tajam, dengan sempoyongan ia menuju pintu keluar.

Tidak ada waktu bersantai, dirinya ingin memastikan keadaan Yura saat ini.

Jungkook berjalan dengan langkah diseret sebab dirinya masih begitu belum pulih. Tapi karna tekad yang kuat dirinya akhirnya dapat keluar dari kamar familiar tersebut. Ketika keluar tatapannya langsung bertemu dengan Jimin yang keadaannya tak jauh berbeda dengan dirinya. Keduanya sama-sama babak belur. Lalu tak lama muncul sang asisten dibelakangnya.

"Dima—"

"Hanya Jiya yang berada disini" potong Jimin cepat, tatapan pria itu mengeras mengingat bagaimana penjahat itu telah menyakiti keluarganya. "Saat ini kami terus melacak keberadaan mereka, dan menurut informasi terakhir mereka diperkirakan berada di hutan dekat perbatasan Korea Utara" ujar Namjoon, dan itu berhasil membuat tangan Jungkook mengepal erat.
Dengan sedikit tergopoh ia melangkah mendekat, dan tanpa basa-basi satu bogeman berhasil mendarat dipipi Jimin.

Walau dalam keadaaan lemah tapi pukulan Jungkook mampu membuat ujung bibir Jimin kembali berdarah.

"Semua hal sialan ini terjadi akibat ulah mu brengsek!"Jungkook mencoba mengendalikan diri tapi ia sudah tak tahan lagi. Andai saja sibrengsek ini tak menculik Yura dan Jiya pastilah hal ini tak akan pernah terjadi.

Sedangkan Jimin tak bergeming, ia sama merasa marah terhadap dirinya sendiri. Dirinya memanglah sampah yang tak bisa dimaafkan.
Namjoon yang melihat suasana semakin mencekam segera membantu Jimin bangkit,

"Kumohon tahan emosi kalian untuk saat ini. Kita harus segera menemukan nona Yura!" Namjoon tak habis pikir lagi, bertengkar disaat seperti ini sama saja seperti bunuh diri.

Dan dua orang tempramental ini mau tak mau harus bekerja sama.
Jungkook yang mendengar ucapan Namjoon hanya bisa menghela nafas kasar. Jikalau ia sempat sudah pasti nyawa Jimin habis ditangannya. Pria ini tak pernah berhenti membuat Yura menderita. Tapi sayangnya memang Namjoon benar, tak ada waktu lagi. Ia harus segera menyelamatkan Yura.

.
.
.

Yura perlahan membuka matanya, walau ia sangat merasa pening tapi Yura tak mau memejamkan mata lagi. Dan hal pertama yang ia lihat adalah lampu usang yang sinarnya sudah redup. Kondisi tempat ia berada saat ini sangat jauh dari kata layak.

Tempat ini begitu tampak mengerikan. Yura ingin segera bangun dan lari dari sini. Tapi saat kesadarannya telah terkumpul penuh, dirinya melihat bahwa tangan dan kakinya telah diikat kuat ditempat tidur. Dirinya lemah tak berdaya.

Yura mencoba berteriak sekeras mungkin, tapi karna bibirnya ditutup lakban hitam, jeritan itu sama sekali tak berefek apapun. Tapi tak mau menyerah, Yura terus memberontak mencoba menggerakkan tubuhnya yang tak berdaya. Ia menangis, merasa begitu menyedihkan.

Tapi dalam hati Yura sedikit merasa lega, karna saat ini Jiya sudah berada bersama Jimin.

Jimin, bisakah pria itu menolongnya?. Walau Yura tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, tapi jauh dilubuk hatinya sangat ingin melihat wajah pria itu.

|Mafia Sweetheart|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang