[46]

1.7K 119 21
                                    

"Kalau aku minta putus-"

"Byyy!" teriaknya, pertanyaan yang belum juga keucap udah dipotong sama Chal yang sekarang udah berkaca kaca.

"Kalau aku min-"

"KAMU APA APAAN SI! AKU GA MAU DENGER TAU NGGAK! JAHAT BANGET!" teriaknya lagi, gue masih duduk dengan tenang liatin dia yang udah mundur dan duduk agak jauhan.

"Denger dulu-"

"AKU GA MAU DENGER HAL KAYA GITU!" beneran marah dia.

"Nggak, dengerin dulu sayang, dengerin baik baik dulu. Sini sini." ajak gue, supaya dia mau mendekat dan mau dipeluk. Eh malah, nangkupin mukanya di lutut sambil sesenggukan. Nangis.

"Aku kan bilang kalau, ada kata kalau, kalau seumpama kita harus putus- denger aku dulu baru di debat. Hei, ga baik potong ucapan orang, oke?" ucap gue, dia udah mau motong ucapan gue.

"Kalau seumpama kita putus ? Kamu mau? Putus baik baik?" tanya gue pelan.

"Ka-kamu lagi bosen ya sama aku? Hem, hiks. Kamu bosen Bry, kamu di fase bosen sama hubungan kita kalau udah mulai bahas hal hal kaya gini." cela nya, gue nggak tau gimana, hati emang lagi nggak jelas, lihat dia jadi malah ada sesuatu yang ganjel.

"Nggak, aku nggak bosen sama kamu, aku nggak bakal bosen." ucap gue, yang dibalas raut 'really?'.

"Yakin ? Yakin kamu ga bakal bosen ? Aku aja nggak yakin sama kamu asal kamu tau. Akhir akhir ini dengan kita selalu ada masalah, ada ini itu buat aku, ngerasa tambah yakin kalau kita di fase nggak baik baik aja." ucapnya panjang lebar, dengan muka merah, mata yang nggak berenti nangis. Nahan isakan juga.

"Byy, a-ku minta maaf, bener bener minta maaf, sayang aku minta maaf." gue langsung pindah mendekat ke dia yang mulai ga mau gue pegang walaupun cuma tangan.

"Kamu mau putus? Hm?" tanyanya dengan memaksa senyum dan gue balas gelengan keras. No.

"Nggak, aku nggak mau putus. Sayang, aku cuma nanya aja, aku mau ngeyakinin hati aku. Maaf." ucap gue dengan nada bener bener nyesel.

"Egois, kamu egois ya ternyata. Kalau kamu tanya ke aku gimana kita putus baik baik? Mau tau apa jawaban aku, putus ya putus aja, selesai nggak ada hubungan apapun walaupun hanya temenan. Kalau bisa aku nggak mau ketemu mantan yang jelas jelas norehin luka, nggak ada dikamus Chalondra putus baik baik." balasnya keras.

"Maaf byy, maaf. Maafin aku."

"Jujur, sumpah aku cuma nanya, aku nggak ada niat apa apa. Aku ga punya fikiran buat putus sekalipun byy. Aku ga mau jauh dari kamu, aku ga mau, maaf banget, maaf. Maaf aku udah egois, maaf nggak ngertiin kamu, maaf buat semuanya. Hati aku lagi nggak tenang sayang, malah jadi kaya gini. Sorry byy." ucap gue panjang lebar.

"Iya. Peluk dulu, terus kamu balik kamar." ucapnya, tanpa ngeliat gue, dia cuma merem dengan tangan terentang minta peluk. Gue langsung tarik dia kepelukan dan kecup beberapa kali puncak kepalanya sembari menggumamkan maaf.

"Maafin dulu ya?? Besok katanya mau jalan, mau keliling naik motor di Bali. Mau foto foto sama Brylian, besok di pub ya? Maaf." bujuk gue dengan berbagai cara, semoga dia mau.

"Nggak di publish juga ga papa, kata kamu kan semua udah tau. Gini aja." ucapnya pelan

"Sayang, aku nggak bakal balik kamar kalau nggak kamu maafin. Aku nggak mau ninggal masalah byy, apalagi sama kamu, yang jelas jelas udah ngisi hati aku." Kekeh gue

"Aku nggak mau punya hubungan sama orang yang nggak serius. Aku cuma kecewa dikit pas kamu bilang putus baik baik, sekarang aku lagi mau nata ulang semuanya dengan rasain pelukan kamu tanpa liat kamu. Untuk saat ini aku nggak mau liat kamu byy, aku takut kecewa, aku takut ucap hal hal yang bakal aku sesalin nantinya. Udah Chal maafin kok Bry nya, sekarang balik ke kamar, besok jemput ya?" ucapnya yang buat gue langsung peluk dia erat, permintaannya ga pernah ngecewain gue. Selama pacaran gue ga pernah ngerasa kecewa sama Chal. Semua masalah sebelum ini hanya sebuah salah paham yang disengaja. Mungkin gue yang sering ngecewain Chal. Dulu pas di Sidoarjo, Chal juga kecewa berat, dan ini kedua kalinya gue ngecewain dia dengan hal hal ga penting.

My Athlete [Brylian Aldama] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang