Fokus gue cuma ke Brylian, dari dia giring sana sini, hampir cetak gol.
Dan 90 menit waktu selesai, dari deg deg an, loncat loncat, pokonya happy gue sampe ubun ubun. Dan berakhir Persebaya 3-1 atas PSIS Semarang, dan ya tuhan sebuah kebanggan. Dan ternyata gini rasanya nribun.
"Kak Silvaaaaa." teriak gue setelah pertandingan ini selesai, dan kak Silva balas pelukan gue juga.
"Pokoknya kakak besok pas Final musti dateng yaa??" putus gue ke Kak Silva dan dia ngangguk ngangguk aja, sumpah dia jadi lebih pendiem daripada dulu pas masih SMA. Parah si jaman dia Cheers, jadi primadona dan emang dia suka nolak cowok.
"Apasih yang nggak buat lo." ledeknya
"Haih, geli."
Dan akhirnya gue keluar stadion, karna gue risih loh dibelakang gue ada si setan, alias mantan gebetan. Gue sama kak Silva udah di luar stadion dan minta difotoin sama orang orang yang lewat.
"Thank u."
Dan akhirnya kumpul juga, dan kita rencana mau makan dulu. Dari tadi mas Bian berusaha buat ngedeket ke gue yang nempel terus sama Kak Silva. Untungnya dia sayang sama gue.
"Apasih pegang pegang!" sentak gue ke Mas Bian yang buat beberapa keluarga sama orang yang ada disekitar nengok.
"Adek." tegur mamah
"Ya ini ngapain pegang pegang, urus aja pacar lo, nggak usah sok peduli." tekan gue nggak tau aja, hati nggak nerima.
"Dek.." ucap Kak Silva pelan Bian gila, nggak milih Kak Silva aja.
"Loh, Silva ikut?" tanya papa lagi sadar.
"Iya, om."
"Kamu disini sama siapa?" lanjut papa.
"Kuliah om, sendiri sih, mau mandiri." jelas kak Silva yang gue balas anggukan.
"Keren, mau jadi duta pariwisata, nggak pernah ketemu Bian kah di Bali?" tanya Papa
"Em- e.. pernah om." hah? Kok ga cerita.
Gue langsung tarik kak Silva ke bagian belakang rombongan.
"Loh, kak lo pernah ketemu Bian gila disini?" cecar gue
"Kakak lo tuh."
"Biarin, lo ketemu terus ngapain?" tanya gue lagi, dia langsung kaya nerawang sendu gitu.
"Ya dia ajak ketemu, sebenernya nggak sekali duakali, beberapa kali. Dia masih follow ig gue, kharisma kakak lo emang nggak ada dua nya dek, dan berakhir gue yang baper duluan." jelas dia, diselingi ketawa kecil yang terkesan dipaksa.
"Gila.. dan dia ajak lo jalan, terus malah dia bawa cabe satu itu??" seru gue nggak terima.
"Udah, kita aja yang tau, nggak usah bilang kakak lo, biar ngalir aja." kan Kak Silva sekarang sedewasa ini, mana makin cantik lagi.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Dan jam 8 ssampai hotel, macet gaes, dengan Kak Silva berniat mampir ke kamar gue dulu. Gue ada something.
Tapi yang buat gue curiga, pas dia izin ketoilet, mas Bian ikutin dan gue yang kepo ya gue intip.
Pas Kak Silva keluar kamar mandi, Mas Bian langsung tahan tangan dia, tapi berakhir tepisan."Apaan sih kak! Lepasin!" sentak kak Silva sambil berusaha lepasin cekalan Mas Bian, gila gila.
"Dengerin aku dulu." aku?????????
KAMU SEDANG MEMBACA
My Athlete [Brylian Aldama] ✔
Teen Fiction[Athlete Series] [COMPLETED] 'just one more chapter' • Brylian Negietha Dwiki Aldama Highest rank #1 in Sepakbola Highest rank #1 in Timnas Highest rank #1 in Athlete Highest rank #1 in Atlet Highest rank #1 in TimnasU16 Highest rank #1 in Soccer Hi...