Brylian pov
Setelah sholat ied, yang pertama pasti ya salam salaman sama Ayah, sama abang, sama Ginjel. Terus langsung ke makam mamah,
Nggak tau kalau lagi jalan ke makamnya mamah, jantung rasanya makin cepet kerjanya. Deg deg an kenceng, sampai di makam langsung bersihin rumput rumputnya. Dan kasih bunga diatas makam mamah,
Mah,
Lebaran 2 kali tanpa mamah disini,
Lebaran 2 kali tanpa bisa dapet maaf mamah secara langsung
Mah, bry kangen mamah
Bry pengen dipeluk mamah
Maafin bry, kalau belum sesuai harapan,
Bry pengen ketemu,Bry, udah punya pacar mah,
Bry maunya dia yang terakhir buat bry,
Anaknya cantik kaya mamah,
Suka ngambek jugaMamah pasti tau secantik apa dia,
Maaffin bry nggak bisa lama, dan jarang jenguk mamah,
Love u mah, forever and ever
Selesai dengan doa bersama juga, langsung ke mobil, kita cus rumah inti. Rumah kakek sama Nenek,
"Yah, nginep disana?" tanya Ginjel mewakili pertanyaan di dalem ati gue.
"Iya, semalem, abis itu paginya pulang, karna ayah ada tamu juga." jelas ayah.
Dimobil
Gue masih kebawa perasaan ke mamah, belum bisa dialihin ke apapun. Rasanya nggak bisa aja, kaya masih ada yang nyangkut dikit.
▪︎▪︎▪︎▪︎
Telfon Chal, sekarang bebas time, mau pada makan, game, tidur atau apapun bebas lah. Gue minggir bawa makan, sambil video call Chal, dia juga lagi makan. Gue suruh dia kasih hpnya ke Om Diaz, pengen minta maaf an aja, orang om Diaz sekarang jadi friend sama gue.
Ada sebenernya gue nomornya, tapi ya buat hal hal penting aja. Kalau telfon ya lewatnya Chal,
"Hallo om." sapa gue, setelah layar tampilin Om Diaz, yang masih pake peci sama baju koko
"Ah iya Bry.. lagi dimana kamu?" tanya beliau.
"Lagi di rumah kakek om."
"Udah makan?" tanya beliau, sesekali Om Diaz minum sesuatu dari cangkir kecil.
"Udah, baru aja selesai, om udah makan?" tanya gue balik, dan kamera juga tampilin Tante Lia.
"Udah, baru aja selesai."
"Makan apa Bry?" tanya Tante Lia lembut, deg.. jadi kangen mama.
"Makan opor sama ketupat tan." jawab gue pelan.
"Ah iya, sampai lupa tujuan awal kan, minal aidzin walfaidzin om, tan, mohon maaf lahir dan batin, Brylian sekeluarga." ucap gue sambil nangkupin kedua telapak tangan.
"Iya,.minal aidzin walfaidzin juga."
"Oh iya, salam buat papamu yak."tanya Om Diaz semangat, disini gue cuma ketawa, ya ampun.
"Haha, iya om"
"Haih, dia itu sibuk banget, nggak bisa om ajak ketemu." seru om Diaz menggebu.
"Ayah emang gitu om."
"Kapan kapan ketemu lah kita." ajak Om Diaz yang hanya gue balas anggukan mantap, setelah itu hp udah pindah haluan ke Chal lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Athlete [Brylian Aldama] ✔
Teen Fiction[Athlete Series] [COMPLETED] 'just one more chapter' • Brylian Negietha Dwiki Aldama Highest rank #1 in Sepakbola Highest rank #1 in Timnas Highest rank #1 in Athlete Highest rank #1 in Atlet Highest rank #1 in TimnasU16 Highest rank #1 in Soccer Hi...