Siang ini, dirumah minimalis bergaya modern sedang dalam suasana ketegangan yang sangat kentara. Putri satu satunya, keluarga ini dalam keadaan yang nggak baik baik.
"Adek, kenapa bisa gini lagi loh?" tanya Mamah pelan, dan gue cuma bisa nutup muka dengan lengan tangan, sakit.
"Kronologi nya gimana? Makanya liat liat jalan." omel Abang, dia ini nggak bisa ngilangin sakit aja sok sok an ngomel.
"Ya-ya adek kan-hiks, nggak tauu." ucap gue terbata bata, tiba tiba aja bisa gitu.
"Kita kerumah sakit ya??" tanya Papah, yang dari tadi ngeri liat kaki gue.
"Nggak mau, takut di ini in lagii." seru gue, dengan airmata netes.
Flashback On
Jadi gini, bulan Mei akhir ada kejuaraan cheerleader sama basket. Bulan Mei awal, udah mulai latihan, bener bener latihan, gue yang jadi flyer di tim, ya ok ok aja. Orang nggak masalah juga kan.
Pagi itu gue dapat hidayah, mau naik motor sendiri nggak mau dianter atau dijemput siapapun. Walau nggak nyambung tapi gue mau cerita duluu.
"Mah, aku berangkat, nanti pulang sore ada latihan cheers."pamit gue ke mamah, sambil make sepatu.
"Iya, hati hati sayang."teriak mamah dari lantai atas, pagi pagi udah romantis romantisan aja sama papah.
Perjalanan nggak nyampe 15 menit, sampai sekolah udah ditunggu 3 sobat gue yang wajah nya masih fresh abis mandi si, coba nanti kalau abis cheers, beh...
"Tumben nggak dianter ehem." ledek Sheva Andrina, atau sering dipanggil Evha.
"Ehemnya kan, lagi dicampakin." tambah Sakina Verusha, pen gue jitak, kalau nggak sibuk nih gue markir motor.
"Hahahah, miris yang jadi doinya dia."tawa Tanaya Indira.
Ctak!
Ctak!
Ctak!
"BANGSAT!"
"BABI"
"Astaghfirullah," yang bener cuma Dira doang.
"Nggak usah ngurusin doi gue, besok gue mau ganti deh biar nanti ga lo pada gibahin lagi," ucap gue santai dan mulai jalan ke kelas dengan posisi 2 didepan 2 dibelakang, gue bareng sama nyonya judes Sheva.
"Gila emang lo Zel, lo baru berapa minggu?" tanya Kina.
"Berape ye?? Kayanya 3 minggu deh dia pick me boy. Gur ngincer Daniel, gue mau sama dia." gumam gue pelan, Daniel itu kapten Futsal SMA gue, kalau ditanya kok nggak kapten basket yang jadi pacar? secara cheers sama basket tuh hubungan. Sialannya kapten basket sekolah gue, Gibran sepupu gue.
"Buset! Perasaan kita nggak salah pergaulan deh, gue pacaran juga udah jalan 2 tahun, Kina mah udah ada disekolah sebelah, dari lulus smp, Dira kejebak brother'zone. Lah lo?" seru Sheva mungkin dia gedek kali tiap hari gue dianter cowok berbeda.
"Lah, gue kan nggak pernah pacaran, sekali pacaran pake cinta sama yang onoh, 1 tahun gue diselingkuhin. Untungnya gue langsung sadar, gimana kalau nggak!" pacaran berapa kali? 1 kali, dan cowok cowok yang sering jalan, dan jemput gue ya cuma sebatas itu. Tapi, nggak masalah kalau mereka nganggep pacaran tapi kenyataannya dan buat Zel nggak.
"Ya lo sekali kali kek, serius, mereka suka sama lo, lah lo nya buat mereka jadi maina." tambah Dira.
"Nggak papa, lagian gue nggak pernah mainin kok. Mereka ajak bareng ya ayo, ajak keluar ya ayo salah sendiri kasih ekspektasi ke gue." jawab gue tenang, pas sampai di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Athlete [Brylian Aldama] ✔
Roman pour Adolescents[Athlete Series] [COMPLETED] 'just one more chapter' • Brylian Negietha Dwiki Aldama Highest rank #1 in Sepakbola Highest rank #1 in Timnas Highest rank #1 in Athlete Highest rank #1 in Atlet Highest rank #1 in TimnasU16 Highest rank #1 in Soccer Hi...