"Byyy..." panggil gue pelan ke Brylian dan sekarang udah jalan sejajar.
"Aku izin ya? Mau cat rambut." ucap gue ke dia dan
"Terserah." jawabnya datar dan beneran dia marah karena kemakan rencana licik Stellanjing.
"Kamu dulu pernah bilang, jangan telan mentah mentah berita yang belum tentu kebenarannya. Dan sekarang kamu, juga nelan mentah mentah berita itu." mulai gue.
"Loh, mentah mananya? Bukti ada, apalagi yang kurang?" sarkasnya, hadepin Bry emang nggak mudah.
"Dan kamu percaya gitu aja?" tanya gue heran
"Jelas aku percaya, ada fotonya dan nggak mungkin editan, kamu aja juga nggak bilang kalau dia mantan mu apalagi kamu ga bilang ketemu dia." dan gini, setelah adegan Elvina, gue sama Bry mutusin buat bongkar semua mantan. Jadi kita sama sama tau, ya mantan terbanyak ya dia, kalau gue mah cuma 1.
"Dia bukan mantan aku." seru gue
"Kamu ini loh, tanya dulu sama aku itu bener atau enggak, jangan tiba tiba diemin gini."
"Aku lebih milih diem daripada marah depan kamu." jawabnya singkat.
"Tapi aku nggak suka diemnya kamu!" sentak gue.
"Loh, kok malah kamu yang marah!" balasnya mulai kepancing.
"Kamu jangan mancing aku." ingatnya dan gue jujur langsung merasa bersalah.
"Kamu jangan nambah beban fikiran aku, masalah ini aja udah bikin kepalaku berat!" ucapnya.
"Sorry."
"Mending balik kekamarmu sekarang." suruhnya
"Maaf, diselesaiin dulu." pinta gue pelan.
"Aku jam 10 latihan, mau siap siap." jawabnya dingin, nggak ada senyum atau apapun yang hangat.
"Kalau memang kamu nggak mau fikiran, ini masalah jangan ditunda tunda penyelesaiannya. Aku nggak bisaa." seru gue.
"Siapin aja dulu pembelaan kamu." ucapnya yang bikin salah satu sisi hati gue ke gores.
"Kamu gila, heh!" seru gue nggak terima.
"Kamu nggak ada sedikitpun rasa percaya sama aku, dimana kepercayaan kamu buat aku. Cuma masalah gini aja kamu udah nuduh aku ini itu." sentak gue
"Aku nggak nuduh, kan aku udah bilang siapin pembelaan kamu. Dan kalau kamu tanya, dimana rasa percaya ku, ini lagi aku cari." jawabnya santai.
"Brylian!" bentak gue
"Kenapa? Kamu bilang ini cuma masalah gini aja? Menurut aku nggak. Ini masalah kejujuran kamu dari awal, harusnya dari awal ketemu dia, kamu langsung cerita ini itu. Sebelum aku tau hal itu sendiri, lebih sedikit terima kalau itu mengalir cerita dari mulut kamu." ucapnya panjang lebar.
"Sakit kan? Rasanya nggak dipercaya? Itu yang aku tekan in dari awal. Jangan bikin kepercayaan itu hilang karna masalah sepele yang berakhir jadi masalah serius cerita semua hal kecil sampai hal hal besar agar pasangan nggak curiga, prinsip nya orang ldr cuma satu, komunikasi." lanjutnya, yang bikin gue tahan tangis.
"Oh jangan jangan dia kesini kamu ajak." tuduh nya
"Kamu kalau mau nuduh itu ngotak dikit, pernah kamu liat aku kontak kontakan masalah cowok! Yang suka blokir in nomer cowo siapa? Yang hapus kontak cowok siapa? Kamu pernah liat? Enggak kan." balas gue.
"Siapa tau dibelakang aku." gumamnya yang masih bisa gue denger.
"Segitu lancarnya ya mulut kamu nuduh yang enggak enggak." gila aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Athlete [Brylian Aldama] ✔
Novela Juvenil[Athlete Series] [COMPLETED] 'just one more chapter' • Brylian Negietha Dwiki Aldama Highest rank #1 in Sepakbola Highest rank #1 in Timnas Highest rank #1 in Athlete Highest rank #1 in Atlet Highest rank #1 in TimnasU16 Highest rank #1 in Soccer Hi...