UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO juga, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%
Nah, kenapa Kalian malah RAJIN pake banget baca, bahkan ingin baca kelanjutnya... Hadeeeh
Kasihanlah UNESCO udah capek - capek bikin survey
Hargailah kerja keras mereka dengan PURA - PURA nggak minat baca
#ajaransesatKHUSUSNYA baca ceritaku ini!!!
🤭Abaikan typo readers kalo nggak mau aku sledding dalam kata dan dalam doa
--------------------------------------------------
Seminggu telah berlalu sejak insiden tak sengaja memergoki Kanjeng Padestari sedang memeluk Pangeran Anusapati. Sebenarnya aku takut jika Pangeran akan memarahiku tetapi tebakanku meleset lagi, karena dia justru bersikap seolah - olah kejadian waktu itu hanya fatamorgana semata. Semacam efek racun yang belum berhasil di-reduce sempurna oleh tubuhku sehingga mataku siwer sesaat dan berakibat salah lihat.
Aku juga tak berani mengatakan apa yang kulihat pada Sawitri. Entah kenapa aku merasa tidak ingin menceritakan padanya. Apalagi aku tahu jika Sawitri begitu menyukai Raden Mahisa Randi alias suami Kanjeng Padestari itu. Aku takut dia kelepasan bicara dan menimbulkan masalah baru.
Kecemburuan kadang membuat orang baik bisa berubah menjadi jahat. Cinta kenyataan memang seluar biasa itu. Hampir semua orang pasti pernah mendengar ungkapan cinta itu buta, benar tidak? Abaikan juga ungkapan tambahan yang nyeleneh yaitu cinta itu buta, jadi meraba - raba... Hadeeeh
Katanya ungkapan cinta itu buta bukan isapan jempol belaka. Entah menurut mereka masalah ini urgent atau memang kehabisan ide untuk penelitian. Mungkin malah seperti aku yang bingung menentukan judul skripsi dulu. Intinya ada orang yang melakukan penelitian tentang kebenaran ungkapan itu.
Penelitian dilakukan di University College London menemukan bukti bahwa rasa cinta bisa menumpulkan aktivitas saraf yang terkait dengan penilaian sosial kritis terhadap orang lain. Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di dalam NeuroImage itu, cinta juga menghalangi munculnya emosi negatif sehingga hanya rasa suka yang ada.
Area hipotalamus otak menghasilkan senyawa euforia yang menurunkan penilaian negatif terhadap orang yang dicintai, sehingga objektivitas dalam melakukan penilaian pun menurun drastis. Bisa disimpulkan, cinta memang buta, karena mampu mengaburkan penilaian rasional dan objektif terhadap orang yang dicintai.
Intinya otak kita akan secara otomatis mengabaikan hal negatif dari orang yang kita suka. Semacam perasaan denial terhadap kenyataan di depan mata. Telinga seolah tuli kala orang - orang memaparkan satu per satu keburukan orang yang kita cintai. Kadang menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri, tetap saja hati akan berusaha mencari pemakluman. Berpegang pada teori bahwa manusia itu tidak sempurna dan tempatnya salah, jadi setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua, anggap saja dia sedang khilaf. Begitulah cinta... R - U - M - I - T.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGASARI, I'm Coming! (END)
Historical FictionKapan nikah??? Mungkin bagi Linda itu adalah pertanyaan tersulit di abad ini untuk dijawab selain pertanyaan dimana sebenarnya jasad I Gusti Ketut Jelantik dikebumikan. Kurangkah dia berikhtiar? Lalu apa namanya kegiatan blind date yang harus Linda...