Tolong kalau nemu typo atau kesalahan lain ... Pura - pura nggak liat bisa?
Aku minta kerjasama kalian
Sumpah ... Males ngedit--------------------------------------------------------------
"Uhuuuk" Pangeran Anusapati terbatuk yang tentu membuat lamunanku buyar dan seketika aku mengalihkan pandanganku menghadap tuanku itu. Harap - harap cemas karena sebentar lagi mungkin beliau akan memarahi kami. Dia yang tersedak, kami yang salah ... Hadeeh, nasib pelayan seperti kami yang memang selalu kena getahnya.
"Uhuuuk" kali ini Pangeran menutup mulut dengan tangannya dan hal sesudahnya membuat aku nyaris kehilangan napas kala darah segar menyembur ke tangannya. Astaga ... Ada apa sebenernya ini? Apa dia sakit?
"PANGERAN!!!" teriak Raden Sadawira lalu bergegas mendekati tubuh Pangeran Anusapati yang hampir oleng dari kursi lalu menengok pada kami semua "SEDANG APA KALIAN HAAH ... CEPAT PANGGIL TABIB!!!" perintahnya marah karena panik.
Seakan tersiram air dingin, perintah Raden Sadawira membuat kami berderap menuruti perintahnya. Jujur, jantungku belum pernah berdetak secepat ini. Aku sudah cukup lama di istana tapi selama ini tidak ada yang aneh - aneh di istana. Paling - paling hanya masalah pelayan kabur yang dihukum mengenaskan. Beberapa kali perang namun keluarga kerajaan paling hanya luka ringan karena yang gugur biasanya hanya prajurit tingkat rendah.
"Uhuuk ... Di ___diam kalian di tempat ... Uhuuuk," ucap Pangeran Anusapati sangat lemah lalu berusaha turun dan bersila di lantai. Perintahnya bagai mantra yang membuat kami berhenti bergerak dan membalikan badan menghadapnya lagi.
Tercengang sekilas mendengar ucapan maupun tindakan Pangeran Anusapati, "APA KAU SUDAH GILA ??? KITA HARUS BURU - BURU MEMANGGIL TABIB. MENGAPA KAU HENTIKAN MEREKA? KAU SENGAJA INGIN MATI, HAAH !!! PATAH HATI SIH PATAH HATI TAPI TOLONG GUNAKAN OTAKMU PANGERAN ANUSAPATI YANG TERHORMAT!!!" teriak Raden Sadawira sekali lagi karena kesal.
"Uhuuk ... Hahaha ... Uhuuk ... Sekalipun aku harus mati karena racun sialan ini ... Uhuuuuk aku ha__harus tau siapa pelakunya dan aku tidak mau ma__ mati penasaran. Dia ha__harus ikut mati denganku kalau perlu." mengambil napas walau agak tersenggal,"Salah sa__satu dari mereka MERACUNIKU, Sadawira!"
------------------------------------------------------------
Bola mataku melebar mendengar tuduhan Pangeran Anusapati lalu memandang sekeliling. Berarti yang beliau anggap pelakunya setelah Raden Sadawira di kecualikan adalah aku, Padmini, dan Nyi Ratri. Sedangkan Madra dan Wasa juga bebas dari kecurigaan karena mereka sejak tadi di luar pendopo dan baru memasuki pendopo setelah mendengar teriakan Raden Sadawira.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGASARI, I'm Coming! (END)
Historical FictionKapan nikah??? Mungkin bagi Linda itu adalah pertanyaan tersulit di abad ini untuk dijawab selain pertanyaan dimana sebenarnya jasad I Gusti Ketut Jelantik dikebumikan. Kurangkah dia berikhtiar? Lalu apa namanya kegiatan blind date yang harus Linda...