=============================
Suara pintu terbuka membuatku otomatis menengok ke arah datangnya suara. Langkah kaki mendekat ke arahku, sebaliknya kakiku sendiri rasanya malah tertambat di lantai. Kini bukan hanya serupa dalam wujud foto, tetapi sudah berwujud manusia. Aduh Gusti anu Agung...
Walau dia tidak sedang memakai seragam kebesarannya tetapi auranya tetap terasa. Pandangan kami bertubrukan dan membuat dadaku sakit rasanya. Lama-lama aku bisa terkena penyakit gangguan fungsi jantung karena ternyata banyak "surprise" di hidupku.
Mengeryitkan dahinya sebelum berkata "Kamu___"
"Pa___Panji..." ucapku refleks dan agak terbata. Semoga aku tidak pingsan di hadapannya atau yang lebih parah yaitu berlari untuk memeluknya.
"Oh, Panji yang bawa kamu ke rumah? Temen? Gebetan? Pacar barunya?" tanyanya sambil menyeringai memandangku.
Tak bisa kutahan lagi, air mataku jatuh begitu saja bahkan badanku agak gemetar. Ini nyatakan? Kenyataan ternyata lebih menakutkan. Apakah hukumanku belum usai?
"Aduh... aduh... maaf saya tidak bermaksud menyakiti kamu. Saya hanya bercanda. Saya tahunya Panji pacaran sama Cyntia. Hmm... Saya sudah lama tidak pulang jadi... jadi sepertinya saya ketinggalan berita. Mungkin mereka sudah putus. Sekali lagi saya minta maaf," ucapnya merasa bersalah, mungkin juga shock karena melihatku yang tiba-tiba menangis.
Menghapus air mataku yang mengalir lalu berkata walau masih dengan suara tercekat "Ti__ Tidak apa-a__apa, saya hanya___" kata-kataku tak sanggup kulanjutkan.
Iya, aku berharap aku benar-benar tidak apa-apa dengan kenyataan yang harus kuhadapi ini. Tertawa dalam hati, ternyata kita memang tidak pernah bisa berjodoh. Jika benar Tante Vina dan Mama berniat menjodohkanku dengan Panji, artinya orang di hadapanku ini akan menjadi kakak iparku... KAKAK IPARKU!!!
Bisa kalian bayangkan betapa mengerikan takdir hidupku nantinya. Apa aku akan berperan dalam drama yang berjudul 'Terjebak Cinta dengan Kakak Iparku Sendiri'??? Aarrrgggg... tidaaaaaaak teriakku dalam hati.
"Loh, Bang Praja sudah sampai?" tanya Panji yang tiba-tiba telah kembali ke ruang tamu berhasil menghentikan pikiran mengerikan yang berputar-putar di dalam otakku dan tentu juga membuat kami berdua beralih fokus padanya.
Bergerak menuju salah satu kursi lalu menghempaskan diri untuk duduk "Iya!" jawab Praja acuh tak acuh.
"Kok masih mulus sih? Nggak lecet-lecet gitu?" tanya Panji sambil menyeringai memandang Praja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGASARI, I'm Coming! (END)
Historical FictionKapan nikah??? Mungkin bagi Linda itu adalah pertanyaan tersulit di abad ini untuk dijawab selain pertanyaan dimana sebenarnya jasad I Gusti Ketut Jelantik dikebumikan. Kurangkah dia berikhtiar? Lalu apa namanya kegiatan blind date yang harus Linda...