Cerita ini murni karya saya dan bukan hasil terjemahan atau plagiat. Jika ada beberapa kesamaan dan kesalahan mohon dimaafkan. Beberapa penjelasan diambil dari internet, pengalaman dan imajinasi, jika ada yang salah boleh mengoreksi. Selamat membaca dan semoga anda menyukainya.
Song recommendation : Xu Jiaqi (许佳琪) - Deep Feelings.
---
'Prangg'
Dengan suara nyaring yang mengerikan, sebuah vas porselen putih dibanting ke tanah. Seorang wanita dengan gaun merah menyala berdiri di sebelahnya dengan ekspresi tajam dan mata penuh amarah. Wajah cantiknya tidak lagi menunjukkan ekspresi menyenangkan mata.
"Sampah!!!"
Para pelayan pribadi yang berada di kamar bersamanya jatuh kowtow dengan bunyi gedebug yang menyakitkan.
"Ampuni kami, Selir Kekaisaran!"
Mengucapkan kalimat itu berulang kali sembari membenturkan dahinya ke lantai, Lin Rou Xue memandang rendah mereka dan berbalik.
Dia benar-benar marah pada fakta bahwa Mu Ye Lin semakin berani berulah. Dengan dihukumnya Xiao Hua selama satu bulan, dia benar-benar kehilangan pion paling penting di Istana Nanxi! Selain itu, entah bagaimana Mu Ye Lin hampir saja membuat Xiao Hua menyeret namanya dengan melakukan sidang tentang racun itu sendiri. Dia cukup beruntung karena Xiao Hua masih memiliki otak untuk memikirkan alasan yang logis!
Menghirup napas dalam-dalam kemudian mengembuskannya, Lin Rou Xue mengubah ekspresinya menjadi normal. Seperti seseorang yang berganti topeng, tidak ada lagi ekspresi menyeramkan di wajahnya saat ini. Tersenyum, dia berbalik lagi untuk menatap pelayan-pelayan pribadinya di Istana Chun Yi dengan tenang.
"Cukup, jangan mengotori lantai Istana Chun Yi dengan darah kalian," suaranya sangat lembut dan halus, namun bagi pelayan-pelayan itu, suaranya terdengar seperti alarm kematian.
Takut-takut, mereka tetap berhenti. Tidak berani mendongak barang sedikit pun.
"Karena memata-matai dia tidak bisa dilakukan dengan cara paling terang-terangan namun aman, maka aku hanya bisa memata-matainya dari dalam kegelapan."
Lin Rou Xue berjalan memutari pelayan-pelayan itu dengan langkah-langkah halus. Gerakan langkahnya yang ringan dan hati-hati membawa gerak lanjut pada gaunnya. Sedikit bagian ekor gaunnya menyentuh salah satu pelayan, membuat pelayan itu tanpa sadar menggigil ketakutan.
"Aku hanya bisa mengandalkan Mo Feng," gumamnya.
Dalam gumamannya, Lin Rou Xue berpikir sangat jauh. Sementara dia baru saja datang ke Istana Kekaisaran Nanming ini, dia tidak boleh terlihat begitu banyak menunjukkan kekuatan.
Dia tidak bisa dengan gegabah menunjuk pelayan lain untuk mengawasi Permaisuri secara terang-terangan seperti Xiao Hua, karena Permaisuri pasti masih waspada. Kemudian, dia juga tidak bisa menyerang Permaisuri dalam waktu dekat, apalagi jika metodenya adalah racun tanpa bau dan warna. Semua orang bahkan Kaisar pasti masih sangat-sangat waspada dengan semua makanan dan minuman istana. Jadi, yang bisa dia lakukan untuk tetap mengetahui gerak-gerik Mu Ye Lin dan memikirkan apa yang harus dilakukan olehnya pada Mu Ye Lin adalah dengan mengandalkan Mo Feng, salah satu penjaga bayangan yang diberikan oleh ayahnya.
"Mo Feng," suaranya tidak terlalu keras, hanya seperti dia memanggil salah satu pelayan di ruangannya. Namun, tidak lama sebuah gerakan seperti angin yang melesat menggerakkan gaun merah Lin Rou Xue.
"Kalian semua tutup mulut, tutup mata, dan pergilah." Mengeluarkan pesanan pada pelayan yang masih berada di sana, Lin Rou Xue tersenyum.
"Ya, Selir Kekaisaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than an Empress [PROSES TERBIT]
Historical Fiction[Original Karya Saya] Yelin Anastasya tidak pernah menyangka dia benar-benar bertransmigrasi ke era dinasti imajiner kuno karena jatuh dari tangga dan mati. Awalnya dia di era modern adalah mahasiswi asal Indonesia di Nanjing University of Technolog...