Ch. 23 - Menghukummu [1]

4K 409 91
                                    

Terimakasih telah menunggu update More Than An Empress.
Happy Reading & Happy Weekend.

Song recommendation :
Xu Jiaqi - Deep Feelings
Claire Kuo - String of Missing

---
•> Mulmed : Zhang Fei cast illustration
---

Sinar matahari sore yang menerpa sosok Zhang Fei melalui celah-celah ukiran jendela Istana Nanxi agaknya menyilaukan mata Zhang Fei, meskipun kedua mata Zhang Fei terpejam. Sebentar kemudian, bulu matanya terlihat bergetar dan kelopak matanya terbuka sedikit demi sedikit.

Mu Ye Lin tidak salah. Zhang Fei memang sangat mengantuk dan butuh tidur setelah melakukan perjalanan panjang dari timur ibukota. Terlebih usia Zhang Fei-yang bagi Mu Ye Lin-masih sangat kanak-kanak. Wajar bagi Zhang Fei untuk merasa mengantuk dan butuh tidur.

Dan begitulah, Zhang Fei menyimpan poin terima kasihnya pada Permaisuri, karena Permaisuri telah mengerti apa yang dia inginkan. Dan apa yang dia inginkan tidak lain adalah tidur hingga sore seperti sekarang ini.

Untuk pertama kalinya, Zhang Fei bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan se-lama ini.

Melihat sosok Zhang Fei yang telah bangun, Xiao Yi dan Xiao Liu saling memandang. Mereka kemudian mendekati Zhang Fei. "Zhang Gongzhu," sapa Xiao Yi dan Xiao Liu kompak.

Meskipun Zhang Fei masih kecil, namun tetap saja, statusnya sebagai Putri Istana sekaligus adik dari Kaisar membuat siapapun wajib hormat padanya. Para pelayan seperti Xiao Yi dan Xiao Liu harus tunduk pada Zhang Fei seperti mereka tunduk pada Kaisar dan Permaisuri.

"Zhang Gongzhu, apakah Anda sudah bangun?" Pertanyaan ini dilontarkan oleh Xiao Liu dengan kepala tertunduk. Tidak berani menatap langsung Zhang Fei. Di sampingnya, Xiao Yi turut menunduk dalam diam.

Zhang Fei perlahan bangkit dengan menguap. Matanya yang bulat dan jernih kini menatap sayu pada Xiao Yi dan Xiao Liu. Mengucek matanya beberapa kali, dia akhirnya mengangguk. "En. Apakah Permaisuri sudah kembali?"

Cukup terkejut karena yang ditanyakan oleh Zhang Fei pertama kali setelah bangun adalah Permaisuri, Xiao Liu menggeleng. "Permaisuri masih bersama Kaisar di Paviliun Gongshui untuk menemani Ibu Suri."

Zhang Fei menyentuh pipinya yang tembam dengan lesu. Dia berpikir sedih, bagaimana bisa Permaisuri belum menengoknya sama sekali? Dia pikir Permaisuri akan menengoknya barang sebentar. Dia juga sempat berpikir, bahwa Permaisuri sangat senang dengan kehadirannya di sini. Sama seperti yang dia rasakan untuk Permaisuri. Karena entah mengapa, sikap Permaisuri yang hangat membuatnya senang dan nyaman tanpa alasan.

Melihat wajah lesu Zhang Fei, baik Xiao Yi maupun Xiao Liu kebingungan. "Zhang Gongzhu? Apakah Anda baik-baik saja?"

"En, aku baik-baik saja, jangan khawatir. Aku tahu Permaisuri dan Kaisar memang harus menemani Nenek Kekaisaran. Tunggu, tapi di mana Paviliun Gongshui itu?" tanya Zhang Fei. Bahkan di usianya yang baru menginjak 5 atau 6 tahun, dia telah mampu mengerti tugas Permaisuri saat ini dan tidak marah dengan fakta yang ada.

Namun, ada sesuatu yang terlintas di pikirannya saat dia mendengar Kaisar, Permaisuri, dan Nenek Kekaisaran-nya sedang bersama di Paviliun Gongshui.

"Paviliun Gongshui berada di timur lingkup istana. Tepatnya paviliun itu berdiri di pinggir danau kekaisaran, Gongzhu¹.

¹Gongzhu : Putri.
Saya perlu membuatnya lebih mudah. Untuk beberapa keperluan menyapa, saya menggunakan langsung kata 'Gongzhu' sebagai pengganti kata 'Putri'. Dan terkadang, perlu digunakan bersamaan dengan marga, 'Zhang Gongzhu'. Intinya sama, Gongzhu = Putri. [Dfi]

More Than an Empress [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang