Terimakasih telah menunggu update More Than An Empress.
Happy Reading & Happy Weekend.Song recommendation :
Xu Jiaqi - Deep Feelings
Claire Kuo - String of Missing---
"Kudengar Kaisar dan Permaisuri pergi bersama hari ini. Kau mendengarnya juga tidak?" Seorang pelayan bertanya dengan berbisik. Sementara tangannya sibuk memotong sayuran, dia sesekali melirik pelayan lain yang berada di sampingnya.
Menghentikan aktivitasnya sejenak, pelayan berwajah bulat itu mengangguk. "Seorang pelayan dari Istana Nanxi tidak sengaja membicarakannya saat dia lewat, dan aku mendengarnya."
"Bagaimana menurutmu?"
"Bagaimana apanya?"
Pelayan yang pertama berhenti memotong sayur. "Hubungan antara Kaisar dan Permaisuri tampaknya tidak sedingin dulu bukan? Kau tahu, kupikir setelah selir-selir itu datang, jarak Kaisar dengan Permaisuri akan semakin jauh. Aku tidak menyangka hubungan Keagungannya justru membaik."
"Itu benar." Yang lain menyetujuinya.
Zhao Ming yang mendengar percakapan kedua pelayan dapur itu akhirnya berjalan mendekat. Di wajahnya yang tampan, tidak ada emosi yang nampak. Namun kata-kata yang dia ucapkan berikutnya terdengar lembut. "Urusan Keagungannya bukanlah sesuatu yang bisa kalian gosipkan."
Terkejut, kedua pelayan itu buru-buru bangkit dan membungkuk untuk meminta maaf.
"Maafkan kami, Koki Zhao."
Tubuh mereka berdua bergetar. Aura yang mereka bisa rasakan dari Zhao Ming cukup membuat mereka ketakutan. Rasanya hampir sama seperti menghadap Kaisar atau Permaisuri sendiri. Entah mengapa dan bagaimana Zhao Ming bisa mengeluarkan momentum seperti itu padahal jelas, mereka dapat mendengar kelembutan dari suara Zhao Ming.
Zhao Ming mengangguk dan berjalan melewati keduanya. Ujung jubahnya yang tertiup angin dapat dilihat oleh kedua pasang mata pelayan itu. Merinding dan hawa dingin merambat ke punggung mereka masing-masing.
"Kau tahu, Chef Zhao jauh lebih menakutkan."
"Benar. Ayo, berhenti bicara dan segera selesaikan pekerjaan kita."
"En."
Mereka berdua tidak berani bergosip apapun lagi mengenai Kaisar ataupun Permaisuri. Keduanya masih memikirkan tentang perkataan Koki Zhao yang meski terdengar ramah tanpa kemarahan, mampu membuat mereka takut tanpa sebab.
Sementara itu Zhao Ming yang mencapai kebun sayur belakang istana hanya berdiri menatap lahan luas itu dengan kosong. Sebelumnya, ketika dia bertemu Kaisar, dia tidak tahu apa alasan Kaisar menyuruhnya untuk segera datang ke pasar ibukota jika Kaisar masih belum kembali setelah 3 sichen. Tapi sekarang dia mengerti, Kaisar ternyata sedang bepergian bersama Permaisuri.
Keadaan berbahaya seperti itu, Zhao Ming tidak mengerti mengapa Kaisar nekat pergi, terlebih membawa Permaisuri. Bukan tanpa sebab, setelah adanya bencana banjir dan kelaparan yang ada di timur ibukota, para pengungsi yang putus asa dan tidak sabar mulai menjarah ke pusat ibukota untuk mencari makanan atau keperluan pokok sehari-hari.
Jika mereka hanya pengungsi semata mungkin akan dengan mudah dihadapi, tapi bagaimana jika orang-orang yang berniat buruk menyamar sebagai pengungsi?
Zhao Ming tahu seberapa hebat kemampuan bela diri Kaisar. Mungkin jauh lebih tinggi darinya. Akan mudah bagi Kaisar untuk melawan banyak musuh, tapi tetap saja keluar di masa seperti ini cukup berisiko.
Menghela napas, Zhao Ming hanya berharap Kaisar dan Permaisuri akan baik-baik saja. Dia akan datang jika dia seseorang yang dia perintah untuk mengikuti Kaisar dari bayang-bayang datang melapor padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than an Empress [PROSES TERBIT]
Fiction Historique[Original Karya Saya] Yelin Anastasya tidak pernah menyangka dia benar-benar bertransmigrasi ke era dinasti imajiner kuno karena jatuh dari tangga dan mati. Awalnya dia di era modern adalah mahasiswi asal Indonesia di Nanjing University of Technolog...