Cerita ini murni karya saya dan bukan hasil terjemahan atau plagiat. Jika ada beberapa kesamaan dan kesalahan mohon dimaafkan. Beberapa penjelasan diambil dari internet, pengalaman dan imajinasi, jika ada yang salah boleh mengoreksi. Selamat membaca dan semoga anda menyukainya.
Song recommendation :
Xu Jiaqi (许佳琪) - Deep Feelings---
Ketika matahari benar-benar bersinar terik di atas kepala dan bayang-bayang mulai lurus, Mu Ye Lin akhirnya bisa beristirahat.
Sangat melelahkan untuk mengobrol bersama orang-orang baru yang setiap kalimatnya harus diucapkan hati-hati. Apa lagi karena ini adalah istana, dimana setiap kalimat yang keluar bagai pisau bermata dua. Yang jika tidak hati-hati maka akan membahayakan dirinya.
Mu Ye Lin tidak mempedulikan bagaimana respon para pelayan atau kasim, saat melihatnya melepas semua pernak pernik aksesorisnya dan juga mengganti gaun berat rumitnya dengan gaun sangat sederhana yang lebih ringan. Yang ada dalam pikirannya hanyalah tidur siang.
Bagaimana dia bisa tidur siang dengan nyaman jika dia masih mengenakan aksesoris di kepala dan memakai gaun yang berat serta rumit?
Jadi setelah merasa nyaman dengan gaunnya yang baru, yang sebelumnya dikirim oleh Chou Mama, Mu Ye Lin segera merebahkan dirinya di tempat tidur dan terlelap.
[Gaun Mu Ye Lin]
Sementara itu di luar Istana Nanxi, Mu Liang Chen bersama Kasim Yuan berjalan tergesa-gesa, seolah mereka berdua dikejar sesuatu.
Berbeda dengan ekspresi cemas Kasim Yuan, Mu Liang Chen terlihat begitu bersemangat. Keduanya berjalan dengan Mu Liang Chen memimpin di depan dan Kasim Yuan di belakang. Beberapa kali Kasim Yuan terlihat berhenti untuk mengatur nafas karena kewalahan mengejar langkah lebar dan cepat Mu Liang Chen. Terlebih, Kasim Yuan yang sudah bisa dianggap tua. Kekuatannya tidak mampu menandingi pemuda seperti Mu Liang Chen.
"Mu Gongzi, tolong jangan berjalan terlalu cepat." Kasim Yuan sedikit tersengal. Melewati beberapa prajurit Istana Nanxi dan pelayan yang menatap keduanya heran, Kasim Yuan merasa seperti dia kehilangan aura kepala kasimnya.
Mu Liang Chen tersenyum tidak peduli. Dia sangat mencemaskan keadaan adik kesayangannya, Mu Ye Lin.
Sebenarnya setelah melihat Mu Ye Lin sebelumnya di Istana Huiyi, dia tidak lagi begitu khawatir. Namun, dia merasakan perbedaan yang dibawa oleh Mu Ye Lin. Mulai dari gaya berpakaian hingga sikapnya yang lebih tenang dari biasanya. Dia menjadi penasaran dan cukup cemas dengan perubahan mendadak adiknya itu. Mungkin orang lain tidak terlalu menyadarinya, tetapi sebagai kakak laki-laki yang setiap hari menyaksikan Mu Ye Lin tumbuh dewasa, dia menyadari perubahan Mu Ye Lin bahkan jika perubahan itu sekecil semut!
Jadi, dia sangat cemas dengan keadaan baru adik perempuannya. Cemas dan tidak sabar untuk bertanya pada Mu Ye Lin tentang perubahannya, namun tidak lagi cemas tentang masalah racun malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than an Empress [PROSES TERBIT]
Fiction Historique[Original Karya Saya] Yelin Anastasya tidak pernah menyangka dia benar-benar bertransmigrasi ke era dinasti imajiner kuno karena jatuh dari tangga dan mati. Awalnya dia di era modern adalah mahasiswi asal Indonesia di Nanjing University of Technolog...