Setelah Azura menceritakan semua yang terjadi pagi tadi -- tidak dibagian ada Fulan nya-- dengan mengirimi voice note panjang, baru lah Azura tenang dan memilih menutup handphone nya tersebut.
Gadis itu kini sedang berada di Sea World yang entah kenapa Fulan membawa nya ke sini. Awalnya Azura ngomel-ngomel sepanjang jalan tol Bandar Lampung yang baru ada. Eh tau-tau nya, ia berhasil disogok dengan dua cup vanilla latte -- rasa kesukaan nya Azura.
Cukup vanilla latte saja yang membuat Azura lupa diri, yang lainnya belum.
Sehingga berakhir lah seperti sekarang ini. Mereka berjalan dengan jarak yang cukup jauh. Azura di depan, sedangkan Fulan di belakang dengan memandangi punggung gadis itu dan sesekali ekspresi bahagia nya menatap hewan-hewan laut.
Ekspresi yang membuat ia selalu kepikiran.
Ekspresi yang membuat Fulan secara diam-diam selalu memandangi gadis itu dari kejauhan.
Seperti sekarang, ia tak bisa menikmati ekspresi itu dari dekat dan di samping Azura.
Jika diberi pilihan pun, Fulan tak akan pernah bisa. Sebab hidup nya sudah pasti.
Bahwa ia akan bertunangan dengan Sayang Chairania Tharum. Anak dari sahabat mama nya.
Sayang lebih mudah muda dari Fulan 2 tahun. Tetapi, gadis itu telah berstatus satu angkatan dengan dirinya sebagai mahasiswi semester 3 Jurusan Manajemen.
Sayang, begitu lah panggilan nya. Anak perempuan pintar dari keluarga Tharum yang selalu masuk ke sekolah akselerasi sewaktu SMP dan SMA. Semuanya serba 2 tahun.
Prestasi tinggi dan wajah rupawan itu memang memikat siapa saja yang melihat nya untuk pertama kali.
Dan sayangnya, Sayang tidak bisa mendapatkan pujian-pujian itu dari seorang Fulan.
Cowok dingin berhati keras namun penyayang kepada keluarga nya.
Tanggal pertungan mereka belum ditetap kan. Namun, Fulan tau bahwa ia harus pasrah dan menerima bahwa Sayang akan menjadi pendampingnya kelak.
Hal yang membuat Fulan tak suka Sayang adalah gadis itu egois.
"Lo kesurupan?" tanya Azura tepat di hadapan Fulan yang tentu lebih tinggi dari gadis itu.
Fulan akhirnya tersentak kaget karena jarak dirinya dan Azura yang cukup dekat?
Ya begitu lah jarak nya.
Fulan yang merasa ditatap dengan mata polos nan bening itu merasakan detak jantung nya tidak normal. Alih-alih membalas dengan kata-kata ketus. Fulan malah memilih mengalihkan pandangannya dqn berdehem sedikit.
"Lo batuk?" tanya Azura lagi memastikan Fulan baik-baik saja.
Fulan masih berusaha menetralkan wajah, suhu tubuh serta detak jantung nya saat ini.
"Kan gue udah nolak mau ke sini tadi. Tapi lo nya ngeyel kayak bayi ga digantiin popok nya" sungut Azura yang membuat Fulan hanya bisa putar balik dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
Pokoknya sekarang Fulan hanya ingin menjauh terlebih dahulu dari Azura.
"Itu telinga Fulan merah kenapa ya?" monolog Azura sendirian. Saat sadar Fulan mulai menjauh dan akan menghilang, gadis itu pun mengejar Fulan.
"FULAN TUNGGU!" teriak Azura sekali lagi yang membuat ia menjadi pusat perhatian secara tidak sengaja, karena sadar diperhatikan banyak orang, Azura pun membungkuk kan badan nya sekaligus meminta maaf pada orang-orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...