17. Midnight Cafe

61 13 19
                                    

Sesuai dengan agenda yang telah Fulan dan Azura rencana kan, mereka akan pergi jalan hari ini selepas ujian. Mengingat besok adalah weekend dan tentu saja Fulan benci untuk keluar saat wekkend. Jadi, hari Jum'at siang ini, mereka memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke mall atau taman hiburan atau apapun yang menurut Azura harus Fulan yang menentukan.

Bagi Fulan, Azura adalah tipe perempuan yang akan selalu mengatakan terserah jika diberi pilihan tujuan. Aslinya "Aku ngikut kemana aja yang penting ga bikin tambah stress" begitu kira-kira ucapan Azura yang malah membuat Fulan terkekeh dan mengacak kembali rambut gadis itu karena terlalu menggemaskan.

Fulan tak masalah dengan sikap "terserah" nya Azura, bagi laki-laki itu memang sudah seperti itu perempuan pada umumnya jadi dia pun maklum. Apalagi, Fulan juga memiliki adik perempuan yang juga berkuliah di universitas yang sama dengan dirinya. Lebih tepatnya di fakultas sebelah.

Azura yang bingung ingin mengajak Fulan berbicara pun merasa berada di planet alien ketika ia tak mampu berbicara tetapi ingin berbicara. Hingga pada akhirnya Fulan membuka suara yang membuat Azura semakin deg-deg an.

"Ra" panggil Fulan lembut ditambah suara beratnya yang semakin membuat Azura merona. Padahal tidak ada gombalan atau rayuan, tetapi Azura merasa gugup setengah mati hingga ia memegang sealtbet nya sangat kencang sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"I..iyaa" jelas sekali bahwa Azura tengah menahan rasa gugup yang sangat kentara dari suaranya yang bergetar. Fulan yang sadar akan hal itu pun malah menyunggingkan senyumnya tanpa Azura sadari, entah lah, Fulan juga tidak tahu tapi ia merasa hangat dan bahagia saat menangkap Azura yang selalu gemetaran jika berada di dekatnya.

"Ra, kayaknya sebentar lagi orang mau Jum'at an. Kamu aku turunin di kafe sambil nunggu aku selesai Jum'at an gapapa?" tanya Fulan sambil tetap fokus menyetir walau sesekali ia melirik gadis yang ada di sebelahnya itu.

Azura yang mendengar ucapan Fulan pun merogoh handphone nya dari dalam tas. Sayangnya, hp Azura terselip di antara buku-buku yang entah bersembunyi dimana.

"Seharusnya gue ganti tas tadi, ga tas kuliah ini gue bawa" sungut Azura dalam diam.

"Kamu nyari apa?" tanya Fulan yang mulai membelokan mobilnya ke arah kiri, sebab laki-laki itu melihat ada kafe --- midnight cafe --- yang kebetulan letaknya dekat dengan mesjid.

"Aku nyari handohone, tapi ga ketemu" pas saat Azura mengatakan hal tersebut, saat itu pula lah Fulan berhasil parkir dengan baik di depan cafe yang bercorak vintage namun terkesan glamour di saat yang bersamaan.

"Bukan nya handphone kamu tarok di dashboard mobil?" seketika Azura merutuki kebodohannya jilid dua yang lupa bahwa handphone nya ia letakkan di dashboard.

Fulan terkekeh melihat tingkah Azura, dengan inisiatif yang baik, Fulan melepas selatbet nya dan membantu Azura mengambil handphone nya di dashboard mobil -- padahal Azura juga bisa.

Jarak mereka yang dekat mampu membuat Azura bisa mencium aroma parfum yang sangat Fulan sekali. Aroma manly namun tidak menyengat saat tercium itu membuat jantung Azura berdetak sekali lagi namun versi hebat.

"Bisa-bisa gue mati muda" begitu rutuk Azura.

"Kamu sampai kapan mau merem megang selatbet sekencang itu?" pertanyaan Fulan sukses membuat lamunan dan pejaman mata Azura terbuka lebar-lebar karena kaget.

"Ahh? hah? eh, itu, aku mau turun sekarang" bergegas Azura turun dari mobil Fulan yang malah membuat Fulan jadi semakin geleng-geleng kepala.

Namun, saat melihat tas Azura yang tertinggal, Fulan pun tersenyum dan memasukkan handphone gadis itu ke dalam tas Azura.

My Love Is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang