1. Dia Bernafas Pakai Oksigen

209 24 24
                                    

Selepas kelas Morphology and Syntax, Azura dan kelima sahabatnya pun bergegas untuk pergi ke gedung baru di fakultas mereka untuk melanjutkan kelas. Memang benar, kelas morsyn mereka berada di gedung lama lantai satu dekat labor bahasa. Sehingga, mereka harus bermigrasi ke gedung berlantai empat dengan tiang-tiang yang di cat berwarna ungu -- simbol fakultas ilmu bahasa -- untuk melanjutkan kelas phonology.

Azura hanya berjalan santai dan bercerita ria dengan Mey. Sedangkan Caca, Eleana, Diandra dan Tassa nampak saling mengejek satu sama lain. Apalagi saat mereka melewati kantor jurusan. Hal biasa yang sering terjadi.

"Ga usah tengok-tengok kalau ketemu aja langsung lari" ledek Caca pada Eleana yang tengah melirik-lirik ke dalam kantor jurusan.

Eleana hanya tertawa nyaring untuk membenarkan tetapi tetap saja kesal.

"Mey lihat anak lo yang satu ini bisa diceburin ke sungai Ciliwung ga?" Tunjuk Eleana pada Caca yang dibalas tawa oleh Mey. Sudah sangat biasa sahabatnya Azura itu melihat pertengkaran ini.

"Setuju gue, malu-maluin tau" sambung Azura yang malah menjadi petaka bagi dirinya.

"Pacarnya Fulan diam! Atau ga gue chat nih si Fulan" kontan keempat lainnya tertawa sedangkan Azura bersungut kesal dan mendelik.

"Gue ga suka ya sama Fulan!"

"Iya ga suka tapi cinta sama Fulan" sambung Caca yang membuat Azura langsung mengapit leher gadis dengan mulut kayak air terjun itu, omongannya jatuh dengan keras dan cepat.

Azura hanya takut orang-orang jadi salah paham atas omongan manusia astral yang satu itu. Bagaimana pun juga hatinya hanya menatap satu makhluk tuhan yang paling seksi yang tak lain dan tak bukan Adriansyah.

Yang lain hanya ciieee-ciieee tanpa berminat sama sekali untuk menolong Azura, jika seperti ini terus, lama-lama Azura ingin mencoret mereka dari KK persahabatannya.

"Ga usah salting Ra, gue tau isi hati lo kok" -- Caca.

"Azura sama Fulan itu cocok banget kalau disandingin kok" -- Mey.

"Aazzzeeekkk, udah di certified restu dari kami Ra. Jadi ga usah dia susah-susah berjuang ngambil lo dari kami" -- Diandra.

"Ga! Ga! Ga! Gue belum setuju 100% soalnya gue ga kenal manusia macam apa si Fulan. Yang kenal cuman si Caca sama Tassa doang. Gue ga mau ya sahabat gue korban ketidak manusiaan nya rombongan Fulan" -- Eleana.

"Gue juga ga kenal Lea" bela Tassa.

"Lea, cuman elo doang yang ngerti gue" tangis haru drama Azura yang mendapat gelengan serempak.

Akibat terlalu asik bercerita heboh dari lantai satu hingga ke lantai tiga melewati tangga, saat berbelok ke arah kiri. Azura langsung carut marut dalam hati.

Soalnya Fulan dan kawan-kawannya lewat dan juga ke arah tangga.

"Caca, Mey, Tassa" sapa Fairuz yang mendapat senyum dari Caca, Mey dan Tassa. Fairuz hanya kenal tiga manusia itu, tidak dengan tiga lainnya. Terlebih lagi Fairuz tengah berusaha untuk dekat dengan Tassa.

Sesaat mantan gebetan Caca yang berakhir tidak jadian pun lewat menyapa ke-enamnya yang membuat Eleana dan Diandra kaget. Sebab, mereka berdua tidak dalam fase kenal dengan baik walau mereka satu dosen pembimbing akademik. Hanya dengan begitu, spekulasi bahwa Adit tengah berusaha mengembalikan kepercayaan keenam gadis itu memuncak.

Lalu Rein pun lewat yang hanya juga menyapa Caca ditambah Tassa.

Dan malapetakan pun hadir, ketika Fulan melewati mereka dan dengan se-akhlak less nya Caca, "Uhuk uhuk Azuraq. Eheeemkkk, Raaa!" Pekiknya cukup keras yang juga diikuti oleh Diandra dan Tassa serta Mey. Lea tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah kesal nya Azura.

My Love Is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang