Fulan setelah kejadian waktu itu benar-benar kena ultimatum dari Caca perihal kejadian itu karena dirinya berada di posisi yang tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba saja meledak. Bahkan Fulan rela harus diomeli selama satu jam penuh dengan suara melengking itu.
"LO ITU GOBLOK NYA NATURAL GA PAKE FILTER TAU NJIR! ANAK SD AJA BISA BEDAIN SUKA SAMA ENGGA SUKA. LAH ELO? UMUR AJA TUA TAPI OTAK LO KEK SUMBU KOMPOR, PENDEK!"
Fulan sudah terbiasa melihat sepupunya mengomel seperi ini. Terlebih Fulan memang hanya akan diam seolah-olah tidak mendengarkan.
"Sayang atau Azura?"
"Azura"
"Oke nice! Go get her now"
Kemudian sepupunya itu hilang dari kamarnya karena sebuah telfon masuk dari orang yang entah kenapa Fulan sebentar lagi akan ada omelan delapan oktaf.
"KAN UDAH GUE BILANG, SURAT KE SEKOLAHNYA SEGERAIN KE DINAS! SEKARANG KENAPA GUE YANG SALAH?! LO UDAH GUE WANTI-WANTI DARI DUA MINGGU YANG LALU YA!" begitu.
Fulan ingin sekali mengetik sesuatu dengan chat room bernama Azura. Tetapi rasanya tidak gentle jika dia hanya meminta maaf lewat sosial media. "Besok aja di kampus." Putusnya final tanpa bisa diganggu gugat.
Baru saja Fulan hendak berdiri dari duduknya, suara Caca kembali menggema di gendang telinga nya yang rasanya sebentar lagi akan pecah. "DUDUK!"
Dengan pasrah dan berat hati, Fulan harus terima kena omel seperti ini karena memang ini adalah salahnya dan wajar kalau sepupunya akan meledak seperti itu, mengingat tempramen pemarah sepupunya mudah meletup-letup.
"Sekarang telfon Sayang sama Kevin, lo harus selesaiin sekarang juga!"
"Harus banget sekarang?"
"Now or never?"
"Ck!" Fulan dongkol tapi tetap saja berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Caca yang menghela nafas sesak dan kembali mengomel ketika melihat siapa yang menelfon.
"Lo tau ga sih acara kita itu dua hari lagi dan lo sebagai sekretaris ga bikinin surat sama sekali?! ANJING!" kemudian telfon pun dimanfaatkan oleh Caca dan memilih untuk tidur di apartemen sepupunya itu dengan mengunci pintu dari dalam.
Fulan sebenarnya bisa saja ke kediaman Kevin terlebih dahulu baru Sayang. Hanya saja mengingat Kevin tak akan mendengarkan keluh kesah kesialannya, jadi Fulan memutuskan mengunjungi rumah Sayang yang berarti ada Adriansyah juga disana.
Ribet banget adalah umpatan Fulan di dalam hati. Entah lah, Fulan heran sedari dulu dengan papa nya Sayang.
"Loh? Den Fulan? Udah lama ya Aden engga ke sini. Gimana atuh kabarnya Den?" Fulan yang memang sudah kenal dengan satpam gerbang utama mansion Sayang ini hanya tersenyum sekena nya dan memilih masuk ke dalam kediaman yang berjarak 130 meter dari gerbang utama. Setiap jalan utama menuju mansion itu dihiasi oleh tanaman bonsai Jepang yang ditata dan dirawat setiap hari. Tak lupa lapangan hijau dari rumput Jepang juga mendominasi. Semuanya berwarna hijau.
"Ngapain lo disini?!" Adalah sambutan yang tak pernah Fulan dengar dari seorang Sayang sebelumnya kepada orang lain, kecuali Kevin. Sekarang memang ada Kevin di hadapan sana.
"Gue mau ajakin calon dari Kesya." Ucapan ngelantur Kevin cukup membuat Fulan menarik senyum sedikit karena Fulan tidak menyangka bahwa laki-laki yang setengah-setengah itu nekat dan brutalnya luar biasa.
"Calon maksud lo?"
"Astaga lo lupa, Kesya itu calon nama anak kita"
Wajah Sayang merona tapi tertutup dengan sifat judes dan galaknya. Sedangkan Fulan memilih untuk turun dan menutup pintu. Tentu saja hal ini menarik perhatian kedua manusia yang tengah berdebat kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...