18. Feeling

49 12 16
                                    

Fulan yang baru selesai dengan kegiatan keagamaan nya pun melangkah keluar meninggalkan mesjid menuju kafe tempat ia meninggalkan Azura.

Entah, Fulan juga tak tahu kenala ia membawa gadis itu berjalan-jalan atas saran sepupu laknatnya. Padahal tak ada apapun diantara mereka berdua.

Padahal kepalanya tak gatal sama sekali, tetapi ia malah menggaruk kepalanya saat berada di jendela kafe dan memperhatikan Azura yang tengah memainkan handphone nya dengan fokus --- diikuti sebuah senyuman. Senyuman yang entah kenapa begitu jelas terekam di dalam kepala Fulan. Senyuman yang entah kenapa juga membuat nya ikutan tersenyum.

Akhirnya Fulan sadar, bahwa ia mulai tertarik dengan gadis aneh itu. Fulan hanya tertawa kecil mengingat bagaimana dari banyak sekian perempuan ia malah tertarik dengan sahabat sepupu nya itu.

Padahal ini bukan kali pertamanya seorang Fulan dikenal kan banyak gadis oleh adik perempuan nya atau Caca. Dua gadis yang menginginkan Fulan sembuh.

Sembuh dari luka yang ia terima bertahun-tahun lalu.

Karena sadar sudah diperhatikan banyak orang karena tak kunjung masuk, Fulan pun melangkah dengan mantap ke arah Azura yang masih belum sadar kehadiran laki-laki itu.

Tak tahu, tetapi Fulan berjalan dengan lengkungan senyuman yang tak henti terpatri di wajahnya. Saat Azura mendongak dan menatap ke arah pintu masuk. Ia tertegun saat Fulan tersenyum ke arah nya dan berjalan dengan mantap.

Dada Azura berdetak berkali-kali lipat lebih cepat tanpa gadis itu sadari. Bahkan matanya hanya terkunci pada Fulan, tidak dengan yang lainnya. Begitu juga Fulan yang hanya menatap penuh kasih sayang pada gadis yang tengah menatap dirinya dengan binar kebahagian? Mungkin, pikir Fulan.

"Ayo pergi, aku mau ajak kamu ke suatu tempat" ajak Fulan dengan meraih tangan Azura tiba-tiba yang membuat Azura seketika bingung harus melakukan apa. Dia hanya terlihat seperti robot yang menunggu diperintah.

Fulan yang sadar akan kebingungan Azura pun membantu membawakan tas gadis itu dan mengeratkan genggaman mereka.

Azura masih kebingungan dengan apa yang terjadi bahkan ia hanya memandangi punggung gagah seorang Fulan yang berjalan di depan nya. Lalu, penglihatan nya beralih pada genggaman tangannya dengan Fulan. Seketika sebuah senyuman pun terbit dengan indah.

*****

Siapa sangka bahwa Azura di bawa oleh Fulan pada sebuah panti asuhan yang dipenuhi anak-anak kecil. Memang aslinya Azura juga ingin mengikuti kegiatan seperti ini, tapi siapa sangka bahwa keinginan nya itu terwujud dan terjebak bersama sosok lelaki yang tak pernah ia bayangkan akan membawa nya ke sini.

"Ayok!" lagi-lagi, Fulan menggenggam tangan kecil Azura dalam genggaman tangannya yang lebih besar itu untuk dibawa masuk ke dalam panti tersebut.

Seketika anak-anak kecil berlarian ke arah Fulan dengan penuh semangat bahkan tatapan bahagia. Azura melirik Fulan sekilas dan nampak sekali laki-laki itu tersenyum membalas senyuman antusias adik-adik panti.

Azura seketika menundukkan kepala nya dan kembali tersenyum. Entah sudah berapa banyak ia tersenyum sejak tadi. Tak ada yang tahu bahkan Azura itu sendiri. Hingga seorang anak perempuan berkepang dua dengan boneka teddy bear berwarna putih bertanya kepada Fulan.

"Kak Fulan, kakak yang di samping kakak siapa?"

"Iya Kak, kakak cantik ini siapa?"

"Kak Fulan punya pacar ya?"

"Waah kak Fulan hebat nyali pacal"

"Kakak cantik kok mau sama kak Fulan?"

Fulan hanya menggaruk hidungnya karena bingung mau respon seperti apa terhadap bombarbid pertanyaan anak-anak dibawah umur ini.

My Love Is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang