Memang benar,perempuan kalau yang hobi berbelanja akan menghabiskan waktu memutar seluruh penjuru mall tanpa merasa lelah sedikit pun. Azura dan Sayang memang kombinasi yang mengerikan jika keduanya sudah berbelanja.
Hanya saja, Azura tidak seperti Sayang yang terlalu hedon dengan berbagai jenis merk barang terkenal dan termahal. Kadang, Azura merasa bahwa Sayang adalah jelmaan manusia paling bisa bikin orang lain iri. Sudah cantik, baik, pinter, ramah, kaya dan menyenangkan serta lucu.
Azura jadi yakin kalau siapa pun lelaki yang menyakiti gadis ini akan menyesal kemudian hari.
"Terus kamu ga marah?" Tanya Azura hati-hati.
Sayang yang tengah memilih baju itu pun tersenyum mengembang. "Aku ga berhak marah kak, dia cinta sama orang lain" dan menatap Azura.
Entah perasaan aneh apa, tetapi Azura merasa tak nyaman dengan tatapan Sayang barusan. Seperti ada sesuatu yang hendak disampaikan, hanya saja Azura bukan manusia yang memiliki kekuatan seperti Putri di sinetron Putri Untuk Pangeran yang bisa mendengar suara batin.
"Yaudah deh kak, mending kita pergi makan" ajak nya sambil menarik tangan Azura keluar dari toko pakaian tersebut.
Entah lah, Azura merasa tidak enak sejak ditatap oleh Sayang barusan sehingga ia merasa sedikit risih dan ingin segera pulang dan tertidur.
Fulan yang tiba-tiba menjadi asing, tugas yang mulai banyak hingga tatapan Sayang barusan mampu membuat kondisi mental Azura sangat lelah.
Ia lelah dengan perasaan yang ia miliki terhadap Fulan tanpa permisi yang mengusiknya setiap hari. Azura bukan tipe yang akan memulai chat duluan kecuali hal tersebut penting. Hanya saja, ia tak tahu harus membicarakan apa jika mereka bertemu atau membuka obrolan. Tentang perkuliahan? Azura sangat tidak mau membahasa tugas dan kawan-kawannya.
"Ra, sadar. Lo ga pernah jadi prioritas" Batin Azura meyakinkan dirinya.
"Kakak mikirin apaan? Dari tadi aku ngajak ngobrol malah diam. Kan ga asiiikkkk" rajuk Sayang sambil memajukan bibir nya yang terkesan lucu dan menggemaskan oleh Azura.
Azura pun menggeleng, lalu "Gapapa Yang, kakak lagi mikirin tugas yang udah banyak"
Sayang hanya menghela nafas, "Kak, tugas itu biarin dulu. Nanti aja, sekarang kita qtime dulu kayak dulu-dulu" jelas Sayang yang membuat Azura mengacungkan jempol.
Setelah memasuki mcd yang berada di lantai dasar mall, Azura dan Sayang pun memesan makanan sesuai selera mereka yang cukup kontras. Sayang benar-benar makan dengan porsi yang tidak banyak sehingga Azura terlihat makan lebih banyak.
"Mending ajak Caca atau ga Diandra nih, biar ga keliatan gue paling banyak makan" keluh Azura membatin.
"Kita duduk di sana aja ya kak" tutur Sayang yang diikuti oleh Azura kemana gadis yang sudah seperti adik bagi nya itu. Gadis yang dulu suka dengan bonek berbie, rambutnya dikepang dua oleh Azura, tidur di kamar Azura, hingga ia sekarang melihat bagaimana seorang Sayang tumbuh dengan cantik dan elegan.
Bahkan tatapan orang-orang saat ini mengarah pada gadis ini saat melewati meja orang-orang ke arah mereka duduk.
Azura menjadi merasa kerdil dan tidak percaya akan dirinya sendiri sekarang. Sebagian dari dirinya merasa sesak yang terbendung. Tetapi ia mencoba menepis semuanya. Takut, jika Sayang malah menjadi tak nyaman berada di sekitarnya. Bagaimana pun, Sayang sudah seperti adiknya sendiri, sama seperti Genta.
"Oh iya kak, kakak sibuk apa sekarang?" Pertanyaan yang umum ketika seseorang berusaha membuka obrolan itu membuat Azura bingung harus menjawab apa. Entah lah, Azura sendiri pun bingung apa yang selama ini ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...