30. Siblings

51 8 3
                                    

Azura yang tengah menangis dalam pelukan Fulan. Azura kadang menantikan akhir bahagia yang tak kunjung datang, selalu tentang penantian yang hanya berisi angan dan harapan. Tangis kali ini Azura benar-benar berharap setelah ini ia akan menutup semua kata tentang cinta. Sakit. Hanya itu yang mampu Azura deskripsikan saat ini. Hingga Azura baru saja mendengar suara Adriansyah yang meninju pipi Fulan.

Bugh!

"Cowok bangsat kayak lo ga pantes buat Azura!" Hardik Adriansyah yang membuat Azura kaget dengan apa yang baru dirinya lihat saat ini. Fulan tidak melawan karena ia tahu Adriansyah sebentar lagi akan menunjukkan siapa diri nya yang asli. Sakit sebenarnya, tapi Fulan tak ingin terlihat lemah di depan Azura.

"Ayo Ra! Kita pergi dari sini" ucap Adriansyah sambil meraih pergelangan tangan Azura agar gadis itu segera berdiri dan menggenggamnya terlalu kuat bahkan terlihat seperti menyeret hingga membuat Azura kesakitan.

"Kak, tanganku sakit" rengek Azura pada Adriansyah yang tak laki-laki itu hiraukan sama sekali.

"Kak, please"

"Kak"

"Kak, aku mohon lepasin"

"KA--"

"Lepasin bangsat!"

Bugh!

Fulan tak masalah jika dirinya yang dilukai oleh lelekai bernama Adriansyah tetapi Fulan benar-benar emosi saat Azura diseret bagai hewan ternak tanpa hati nurani sama sekali. Fulan sakit saat melihat rintih kesakitan itu tanpa ada respon sama sekali.

Azura terkejut dan terduduk lemas karena ia sudah tak tahu harus berbuat apa. Semuanya terasa semakin berat bahkan kelabu. Diantara banyak warna yang ada, hanya dirinya yang merasa kelabu dengan semua hal. 

"Please, stop! Gue mohon udaahhhh" isak Azura sambil kembali menangis karena tak kuasa dengan semua yang ia lihat.

"Jangan bikin gue kacau! BISA GA SIH DENGERIN GUE DULU BANGSAT!" Azura meledak. Sudah tak kuasa lagi gadis itu menahannya lagi. Semua emosi nya mmebuncah begitu saja sampai membentak dengan cukup kuat.

"Ra!" panggil Diandra yang baru saja tiba di are parkir namun diacuhkan oleh Azura sampai-sampai gadis itu menghempaskan tangan Diandra. "LEPAS!" bentak Azura.

"Ra tenang dulu Ra" tutur Diandra tetap berusaha menenangkan sahabatnya itu tetapi selalu saja ia ditepis Azura.

Semuanya kacau, benar-benar kacau sampai rasanya Daindra juga ingin meledak pada oknum bernama Adriansyah yang terlihat biasa saja, bahkan tak ada reaksi sama sekali dan berekspresi datar. Lelaki itu benar-benar manusia bejat sejati, umpat Diandra dalam hati.

"Lo pilih lah Ra, gue apa si bangsat ini?" tunjuk Adriansyah mendesak Azura sambil menunjuk Fulan dengan tangan kiri. 

Lelaki yang paling Azura hormati bahkan kagumi saat pertama kali perkenalan ukm itu, menjadi sosok yang sangat berbeda detik ini. Semuanya aksara yang terucap dari bibir lelaki itu hanya penuh dengan kebohongan tak berkesudahan. Sekarang, Azura tau lelaki seperti apa Adriansyah.

"Ayok Ra! Putusin sekarang juga"

"Lo bisa diam ga bangsat?" julid Fulan yang membuat Azura hanya menghela nafas.

Sebenarnya Azura tak tahu apa yang terjadi dan drama apa lagi yang akan bermunculan, hanya saja batinnya lelah dengan apa yang terjadi, Azura capek bukan main karena keabu-abu an yang melibatkan dirinya seenak orang lain.

Memberanikan diri, Azura akhirnya menyuarakan apa yang ada di dalam kepala nya. "Gue kira kalian manusia baik yang tau cara memperlakukan manusia lainnya. Tapi," ada jeda sesaat karena Azura berusaha menahan tangisnya, "Kalian semua memperlakukan gue seolah-olah gue barang yang diperebutkan dan dicampakkan ketika rusak"

My Love Is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang