Sebenarnya laki-laki yang baru saja memarkir kan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah itu mampu menarik perhatian seorang gadis perempuan berambut panjang yang awalnya tenang seperti air danau saat menyelami kata-kata yang tersusun indah diatas sebuah novel.
Senyum nya sumringah mendapati sang kakak keluar dari mobil.
"KAK FULAN!" teriak nya penuh arti yang membuat Fulan langsung menoleh dan tersenyum.
"Karina? Sehat?" pertanyaan yang membuat Karina mendengus sebal seolah-olah gadis itu baik-baik saja sejak kakak nya memilih minggat dari rumah. Tapi, ini tanpa angin tanpa hujan yang bercampur geledek beserta mati lampu, kakak nya kembali pulang ke rumah mereka.
Karina kira Fulan pulang sendiri ke rumah, ternyata seorang perempuan yang muka nya saja sudah muak untuk dilihat itu juga turun sambil tersenyum dan bergelayut manja pada Fulan.
"Kak Fulan ayooo~ tante udah nungguin kitaaa" ucapnya sambil menggoyang-goyang kan lengan kiri Fulan. Aslinya lelaki itu ingin melepas tangan Sayang, tetapi ia ingat situasi dan kondisi saat ini. Bahwa dirinya tengah ada di rumah mamanya, seseorang yang membuatnya tak bebas dan selalu berada dalam bayang-bayang Sayang.
"Kak, mama lagi keluar jadi kakak istirahat aja dulu, pasti capek kan?" ucap Karina sambil menarik lengan kanan Fulan cukup kuat hingga Sayang agak terhuyung dan terkejut. Sayang lupa bahwa Karina adalah mantan atlet sabuk hitam taekwondo nasional.
Sayang menghentak kan sedikit kaki nya dan berdecih sebal, sedangkan Karina tersenyum puas mengingat ia bisa menjauhkan kakak nya dari perempuan uler itu sejenak dengan membawa sang kakak ke kamar Fulan yang berada di lantai dua.
Fulan yang sadar dengan aksi hero adik perempuannya itu pun mengacak rambut Karina saat mereka sampai di depan pintu yang berakhir ia disikut oleh Karina. "Rambut gue udah ditata dengan rapi malah lo berantakin" omelnya.
Bukannya berhenti, malah Fulan mengulangi lagi kegiatan mengacak-acak rambut adiknya sambil tersenyum. Karina bahkan hampir lupa bagaimana senyuman kakak nya ini akibat sudah terlalu lama tidak berjumpa dan bersua. Sebenarnya, Karina satu kampus dengan Fulan. Hanya saja, FIB berada di ujung selatan sedangkan FT di bagian barat dan belakang dari kampus. Jadi cukup jauh. Belum lagi jadwal keduanya yang bisa dikatakan tidak memiliki jam perkuliahan yang sama. Apalagi Karina juga sering praktik lapangan akhir-akhir ini.
Fulan jadi bisa melihat, wajah adik perempuannya sudah belang saat ini.
"Apaan liat-liat?" ketus Karina.
"Terima kasih banyak ya dek" kemudian Fulan masuk dan menutup pintu kamarnya, hingga bunyi klek bisa terdengar. Karina yakin bahwa kakak nya mengunci pintu kamar dari dalam.
"Awas lo!" ketus Sayang sambil menabrak Karina. Bukannya mengomel dan membentak, Karina malah menarik rambut panjang sayang ke belakang hingga kepala gadis itu menengadah ke atas loteng rumah.
"Jangan lupa kalau gue Al Karina Rahendra siap nendang lo ke lantai dasar kalau berulah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...