Gorden putih gading yang tersingkap sesekali oleh angin sepoi-sepoi yang masuk tanpa permisi ke ruangan rawat inap itu tetap menjadi pemandangan favoritnya. Pemandangan yang membawa dua kisah. Luka kehilangan dan luka pertemuan.
Kehilangan yang membuat nyaris sepanjang hidup gadis itu berbeda, bahkan tak bisa dikatakan apa-apa. Ending tersedih drama korea pun rasanya kalah dibanding pekatnya pahit tentang apa yang menimpa Sayang. Hari dimana, titik poros alasan ia ingin tertawa pergi tanpa salam perpisahan. Bahkan sepucuk surat pun tak ada yang tertinggal.
Padahal Sayang tahu bahwa mama nya suka sekali menulis.
Luka pertemuan antara dirinya dengan sosok yang paling ia takuti dan satu sosok baru yang sekali lagi terucap oleh papa nya, "Calon mama kamu, lagi"
'Lagi' bukan lah sesuatu yang asing. Entah sampai kapan rantai penderitaan ini berakhir? Apa ia harus menjadi jahat agar semua orang memperhatikan nya?
Pertanyaan asal-asalan yang melintas itu membuat Sayang kembali pada keputusan yang sudah terlanjur ia pilih. Ketika nasi menjadi bubur, tak ada lagi yang mampu mengembalikannya.
"Lo ga cocok ngelamun Yang. Cocok nya ngebabu"
"Ck! Enyah lo dari sini" usir Sayang yang membuat laki-laki itu tergelak.
"Calm down baby, gue kesini cuman mau jengukin lo doang. Ga lebih" ucap lelaki yang memang kehadirannya paling tidak pernah Sayang prediksi sama sekali.
Setelan hitam. Selalu saja setelan seperti itu yang lelaki itu pakai.
"Am I handsome?"
"You such a jerk!"
"Owh, You're so scary" dramatis lelaki itu sampai pura-pura ketakutan. Tetapi wajahnya penuh seringaian senang karena berhasil membuat Sayang mengeluarkan kata-kata umpatan yang sering gadis itu tahan.
Sebab laki-laki itu tak betah jika tak ada obrolan, akhirnya ia kembali pada Sayang. "Mau sampai kapan?" Entah kenapa, pertanyaan seperti itu selalu membuat Sayang tak punya jawaban untuk menjawabnya.
Soalnya Sayang pun tak tahu jawabannya.
Melihat tak ada respon sama sekali. Laki-laki itu hanya menghela nafas dan memilih duduk di dekat kasur Sayang sembari meletakkan bingkisan satu set bento khas restoran Jepang kesukaan Sayang.
"Gue ga bakakan tergoda" ketus Sayang.
Laki-laki itu tergelak, "Ga usah sok tsundere Honey"
"GA USAH PANGGIL GUE HONEY!!!!"
"Honey kan artinya Sayang ga sih? Rasa gue bahasa inggris gue ga sebodoh itu deh. Apalagi gue kan tinggal di Canada tapi mendengar lo masuk rumah sakit setelah sekian lama cukup buat bikin gue stay di Indonesia kali ya?"
Sayang mual sekali mendengar hal itu, "SINTING!!!"
"Setidaknya gue bisa mencintai lo dengan baik dan benar dari pada lo ngejar udah kayak lomba pacu lari tapi ga finis-finis. Dari pada capek sendiri mending udahan aja"
Sayang miris dengan kata-kata barusan, lelaki itu begitu baik tetapi Sayang begitu jahat hingga ia tak bisa membalas sama sekali. Tapi, memang siapa yang bisa membalas ketika hati memilih untuk berpegang teguh dengan pilihan awal??
Sayang, masih berharap semuanya akan baik-baik saja.
Disaat pikiran gadis itu mulai terdistraksi banyak hal, Kevin pun akhirnya mengelus puncak kepala Sayang dan membawa gadis itu kedalam dekapannya.
"It's time for you to be healed, Honey"
Entah bagai mantra ajain peri-peri penyihir mana, kata-kata Kevin mampu membuat hati gadis itu bergetar hebat dan meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...