Fulan bungkam. Tak ada kata yang ia utarakan. Hanya saja, Fulan ingin menyampaikan pada Azura bahwa ia selama ini selalu ada untuk gadis itu tanpa ia sadari.
"Lan, gue cuman pengen keadaan normal doang, lo bisa kan?"
"Bisa," Azura tidak menginginkan jawaban ini. Hatinya sakit dan tanpa sadar, gadis itu menangis kembali.
"Bisa, asal lo bahagia dengan pilihan lo"
Azura merasa ada yang menusuk hatinya saat Fulan berkata seperti itu. Azura hanya tak suka dipandang lemah, sama seperti Fulan melihatnya. Tetapi, bolak-balik Azura mencoba menahan isak tangis nya agar tidak terdengar pada lelaki yang ada di tempat satpam kosan. Namun, suara rintihan menahan sakit dan sesak itu tetap terdengar juga pada akhirnya.Fulan tak tega mendengar suara tangis Azura, apalagi penyebab nya adalah dirinya. Lelaki itu juga diliputi rasa bersalah tak berujung, "Ra, coba lo liat keluar."
Azura yang nafasnya masih tersenggah-senggal itu pun mencoba membuka gorden jendela kamar Calya. Azura pikir ada apa, ternyata, ketika ia membuka jendela ada beberapa drone yang mengeluarkan cahaya dengan tulisan keep smile berwarna ungu dipadu biru, lalu dalam hitungan berikutnya berubah menjadi forgive me dengan warna yang memadukan pink dan putih. Azura kira ketika drone nya sudah menghilang, semuanya selesai. Tetapi, Fulan kembali berkata, "Coba buka jendelanya Ra."
Entah lah, Azura hanya ingin menuruti saja perkataan laki-laki itu kini, kemudian ia pun mendorong jendela kamar tersebut dan muncul lah drone kecil dengan sebuah mp3 zaman ia SD dulu. "Dengerin Ra"
Tak perlu menunggu apa-apa, Azura meraih mp3 tersebut dan memasang earpod putih miliknya. Bagai mendapat serangan jantung bertubi-tubi, Azura dibuat terharu mendengar lagu yang ia putar saat ini. Kakinya tak dapat lagi menopang tubuhnya hingga Azura kembali menangis haru ketika gadis itu mendengar liriknya.
I maybe not yours and you're not mine
But I'll be there for you when you need me
It is only me
Believe me girl, it's only me
Yeah, it's only me!I will always be the one who pull you up
When everybody push you down
And it's only me
Believe me girl, it's only me!
Yeah it's only me"Jadi, Ra. Kalau lo mau gue pergi, gue pergi dan semoga lo bahagia."
Azura menangis kencang. Gadis itu menggeleng di dalam kamarnya padahal ia tahu bahwa Fulan tak akan bisa melihat ia menggeleng seperti itu.
*****
Sedangkan di rumah yang tak kalah mewah layaknya rumah bangsawan Eropa itu hanya berisi kehampaan. Tak ada obrolan layaknya kedua orang tua dengan anaknya. Tidak ada haha-hihi atas banyak hal. Yang ada hanya formalitas keluarga lengkap tanpa cacat sama sekali.
Mungkin bungkus nya bagus tetapi isi didalamnya rusak.
Itu lah yang dirasakan Sayang dan Adriansyah setiap mereka harus makan malam bersama kayaknya keluarga disaat mereka satu sama lain tak pantas disebut keluarga. Sebab, obrolannya hanya seputar dunia pekerjaan dan apa yang harus dilakukan oleh kedua anak yang berbeda ibu itu.
"Papa dengar Sayang bakalan ikut kegiatan amal bersama keluarga Rivardhavian?" Tanya pria berumur itu tanpa ekspresi sama sekali. Terlihat jelas bahwa pria tua itu tidak menikmati obrolan dengan anaknya.
"Iya, Pa. Soalnya---"
"Ga usah ikut. Keluarga Rivardhavian itu mereka keluarga goib."
"Ck! Kalau keluarga mereka goib kita apa? Keluarga-keluargaan?!" Entah kenapa, emosi Adriansyah tersulut setiap papa nya menyebut kata keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is My Universe
Fanfiction[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk menjadi sorotan. Memasuki radio kampus dan berakhir resign di tengah jalan adalah pilihan terpaksa yang harus dilakukan Azura. Namun siapa sang...