Seorang wanita berjalan dengan anggun bersama seorang anak laki-laki berhasil menyorot tatapan para tamu. Wanita cantik dengan gaun hitam tanpa lengan tidak henti nya tersenyum saat melewati papra tamu. Senyum nya begitu menawan, menenangkan hati apalagi tamu laki-laki yang menatap pada nya seakan ingin mengajak nya untuk kencan.
Sayang seribu sayang, ternyata wanita itu sudah mempunyai anak. Terlihat saat bocah kecil itu memanggil nya dengan sebutan 'Mama'.
"Mama Zio mau di gendong" Zio merengek, dia tidak terbiasa datang ke acara seperti ini. Acara yang mengundang banyak orang ini membuat bocah itu takut.
"Loh, mama susah loh buat gendong Zio nya. Kita duduk aja ya?" Zio mengangguk mengiyakan ajakan ibunya.
Sekarang mereka sedang berada di pesta ulangtahun perusahaan Reivan. Pesta yang sudah membuat Silla migren karena mengurus acara ini.
"Mama mau ambil minum Zio tunggu disini ya? " Silla menatap Zio yang sedang memperhatikan orang-orang disini.
"Dimana?"
"Di situ " Tangan Silla menunjuk pada meja yang diisi penuh dengan minuman.
"Jangan lama" Silla mengangguk sambil mengusap kepala Zio.
Zio menatap sekeliling nya yang di padati oleh banyak orang. Kaki nya yang menggantung ia ayunkan untuk menghilangkan rasa bosan. Saat melihat seseorang berjalan melewatinya, mata Zio berbinar melihat orang itu.
"OM LEIVAN" Panggil Zio.
Yang di panggil menengok kearah samping dan melihat Zio yang sedang terduduk sendiri. Setelah bersalaman dengan beberapa teman bisnis nya, Reivan menghampiri Zio.
"Zio sendiri?" Reivan duduk di samping Zio.
Zio menggeleng " Sama mama"
"Mama nya dimana?" Tanya lagi Reivan.
"Ambil minum"
Setelah itu Reivan hanya mengangguk, lalu membawa Zio untuk duduk di pangkuan nya. Karena anak itu mengatakan takut berada di sini.
Semenjak pertemuan Zio dan Reivan waktu itu, Mereka menjadi sangat dekat. Reivan sering kali datang kerumah Silla hanya untuk bermain dengan Zio.
Mengenai Silla, awal nya ia merasa keberatan saat Reivan sering datang kerumah nya. Bukan apa-apa ia hanya tidak ingin merepotkan Reivan, nyatanya ini hanya keinginan Reivan sendiri. Ia takut Zio menjadi semakin dekat dengan Reivan dan Zio menjadi ketergantungan dengan kehadiran boss nya itu.
"Zio.... Loh selamat malam pak "Sapa Silla.
Reivan menatap Silla, perempuan itu memakai dress tanpa lengan. Riasan wajah nya pun sangat terlihat natural, tapi Silla hari ini terlihat sangat cantik apalagi rambut yang tergerai.
Baru kali ini Reivan melihat Silla menggeraikan rambut panjangnya. Selama Silla bekerja menjadi sekretaris nya, Silla selalu mengikat rambut nya menjadi kuncir atau di Gelung asal dengan penyangga menggunakan bolpoint.
"Mama mau minum " Suara Zio menyadarkan Reivan yang sedari tadi menatap ke arah Silla.
Silla menyimpan kedua gelas berisi minuman, lalu mengulurkan tangan nya pada Zio.
"Sini turun dulu, kasian om Reivan nya. "
Zio mengangguk saat hendak menerima uluran tangan ibunya, sebuah tangan besar membelit perut nya.
"Zio haus?" Tangan Reivan yang satu nya lagi ia pakai untuk mengambil gelas minum yang Silla bawa.
Dengan senang hati Zio meminum minuman yang belum pernah ia minum itu. Minuman manis, bewarna hijau di bawahnya dan biru laut di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESILLA
Teen Fiction"Kamu pacar saya" "PAK?! " " Kamu pacar saya, kurang jelas? " "Apaan sih pak, Gak lucu ya pak ngarang cerita beginian! " Si sekretaris melotin matanya, persetan dengan jabatan dia jabat sekarang. " KA-MU-PA-CAR-SA-YA! " "APAAN SIH?!" "syutt dia...