Simbiosis Mutualisme

837 75 4
                                    

Prangg

Suara pecahan barang membuat sang ibu menjadi cemas. Bagaimana tidak, Anaknya itu dari kemarin belum keluar dari kamar nya sama sekali. Ditambah suara pecahan barang semakin membuat nya takut.

"Sayang buka"

Tok tok tok

Sang ibu terus mengetuk tanpa adanya balasan dari dalam. Sampai beberapa detik terdiam, sang ibu memupuk dahi nya.

"Ya Tuhan, kenapa gak dari malam saja " Ucapnya sambil berjalan kearah kanan ruangan itu.

"Leon mamah masuk" sang ibu masuk setelah teringat bahwa dirinya mempunyai kunci cadangan pintu kamar anaknya.

"Le-leon" wanita paruh baya itu menutup mulut nya dengan tangannya saat melihat anaknya yang kini sudah bercucuran datang dari tangan nya.

"Yatuhann, gak harus gini Leon. Kita bisa bicara dengan baik-baik. Gak harus pake emosi!. " Bella, sang ibu menarik anaknya untuk keluar dari walk in closet kamar anaknya.

Leon duduk di atas ranjannya dengan napas yang belum stabil. Sedangkan ibunya sedang membawa kotak P3K.

"BANGSAT!" Leon melempar ponsel ke tembok.

Leon, laki-laki ini sangat emosional. Tidak bisa mengontrol emosi nya pada siapapun kecuali ibu dan wanitanya.

Apalagi saat berpisah dengan Silla. Dia semakin tidak bisa mengontrol emosinya. Sedikit hal menyangkut pada wanitanya ia akan sangat marah. Sebentar-sebentar, wanitanya? Silla?. Leon tertawa, apa benar Silla masih wanita nya setelah 4 tahun Leon meninggalkan nya?.

"AHAHAHHA" Leon tertawa kencang. Menertawakan nasib yang ia sia-siakan.

"Bego tolol lu Leon. "

....

"Prisilla, hubungan ini seperti 'Simbiosis Mutualisme'. "

"Simbiosis mutualisme?"

Reivan mengangguk. Mata nya terus menatap lekat pada wanita di hadapan nya.

"Dari hubungan ini, kita bisa saling menguntungkan. kamu bisa meminta apa saja dari saya. Sebaliknya. Saya juga bisa mendapatkan apa yang saya mau. " Jelasnya. Matanya masih menatap Silla lekat berusaha meyakinkan gadis di hadapannya.

"Apa yang anda inginkan?"

"make me a lover "

Kekasih? Yang benar saja. Dia bisa meminta apa saja asalkan menjadi kekasihnya Reivan?. Silla tersenyum kecil. Kekasih semata maksud nya.

Silla memalingkan wajah nya. Dia melihat ke tengah ruangan dimana Zio sedang bermain bersama anak dari Reyon. Adik kembarnya Reivan.

Disini tidak terlalu ramai seperti di aula pesta. Karena disini tempat VIP khusus keluarga atau petinggi perusahaan yang sengaja di siapkan.

"Tidak masuk akal. " Kata Silla. Ia kembali menatap Reivan yang sedari tadi tidak lepas menatapnya.

"Simbiosis mutualisme? " Silla tertawa. "Mau apapun alasan nya, saya tetap tidak mau! "

"Dan.... Untuk kekasih? Saya tidak ingin semakin menipu keluarga anda. " Setelah itu Silla bangkit kemudian menunduk hormat pada Reivan.

"Saya permisi. "

Baru saja melangkah , Tangan Silla di tarik membuat badan nya terhuyung kebelakang dan menabrak dada bidang Reivan.

Mata Silla terbelabak saat sebuah tangan dengan santai melilit di pinggang nya.

"Pak, " panggil Silla dengan suara pelan. Ia menjadi takut saat Reivan sudah menopang dagunya di bahu Silla.

"Anda mau apa?" Reivan terkekeh saat dirinya mengikuti gaya bicara Silla tadi.

"Pak. Le-lepasinn"

"Kamu mau apa? Mobil, Uang, Rumah, atau saham?" Reivan mengendus di area leher Silla menghirup aroma parfum yang dipakai Silla dan itu semakin membuat Silla ketakutan.

"Sa-saya bukan ja-jalang. Saya gak su-suka. "

Reivan menggelengkan kepalanya. "No, kamu bukan jalang. Saya tidak berpikir seperti itu. "

Sialaannnn! Silla mengumpat dalam hati. Kenapa sekarang dia menjadi lemah. Padahal beberapa menit sebelumnya Silla berani menentang Reivan sambil tertawa.

"Dengar, saya hanya ingin kamu menjadi kekasih saya. " ucap Reivan

"Kekasih seutuhnya, bukan semata. " Silla sedikit menjauhkan lehernya saat Reivan mengecup lehernya.

"Le-lepasin hiks sa-saya mau hiks hiks pulang" Reivan menatap kearah tangan nya ketika ada setetes air jatuh pada lengannya.

Silla semakin menangis saat Reivan hanya diam tanpa melepaskan dirinya. Posisinya persis seperti tadi. Memeluk Silla dari belakang sambil menyandarkan dagu nya di bahu Silla.

"Jangan nangis dong, saya gak ngapain kamu loh"

"Lepasin!" Ujar Silla dengan badan yang ia gerakan agar terlepas dari pelukan Reivan.

Reivan melepas pelukan nya. Lalu membalikan badan Silla agar menatapnya.

"Udah gede, udah punya anak masih aja nangis. " Tangan Reivan bergerak untuk membersihkan jejak air mata yang belum mengerik pada wajah Silla.

....

Air mata Silla jatuh begitu saja saat melihat Salsa yang sedang memeluk bayi yang beberapa menit kebelakang baru saja di lahirkan kedunia.

Bayi perempuan itu tampak nyaman dengan bersandar di atas dada sang ibu.

"Mas, di adzanin dulu. "

Suami Salsa mengangguk. Sebelum mengambil bayi nya untuk di gendong, terlebih dahulu Farhat, suami Salsa menarik napas untuk menghilangkan rasa gugup nya.

"Allohuakbar allohuakbar"

Salsa menitikan air matanya, sama seperti Silla, diapun ikut menangis saat bayi cantik itu di adzani. Melihat keadaan sekarang, membuat ingatan Silla kembali pada 5 tahun yang lalu.

Waktu dimana Zio dilahirkan kedunia.

Silla mendongkak saat bahu nya di tepuk oleh seseorang. Senyum Silla mengembang saat Reivan berada di sebelah nya dengan Zio berada di gendongan laki-laki itu.

"Mamah kok nangis?" Zio menatap ibunya yang masih mengeluarkan air mata.

Sebelum Silla menjawab, Reivan lebih dulu membawa wanita itu untuk duduk di sofa yang tersedia di ruangan ini.

Setelah duduk, Zio berpindah kepangkuan Silla lalu memeluk ibunya itu dengan erat.

"Kok nangis?"

"Sedih aja, saya keinget Zio bayi. " Balas Silla sambil mengusap punggung Zio.

"Zio gak di adzanin?" Tanya Reivan saat melihat suami dari Salsa sedang mengadzani anak nya, disaat itupula Silla menangis

Silla memukul lengan Reivan "enak aja. Ya di adzanin lah "

"Saya mau adzanin anak kita nanti" Bisik Reivan seketika membuat Silla melotot.

....

Hai hai... Iam back

Aku mau bilang maaf karena aku baru bisa up dan aku mau kasih tau kalian kalo Resilla bakal di percepat alurnya. Karena aku mau sebelum bulan mei cerita ini udah selesai. Mengingat cerita Resilla di publish bulan mei dan seperti yang aku bilang, aku mau cerita ini Finish sebelum bulan mei.

Masa mau satu tahun baru dapet chapter 20-an sih 🙂

Udah segitu doang, Minggu depan aku PTS doain dan di doakan juga semoga lancar ya.

Bye~ jangan lupa di vote dan koment nya juga.

Love you

from

Istri nya pak johnny suh.

RESILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang