She is mine

294 27 5
                                    

Sebelum lanjut di part ini, di pastikan membaca part "He's in the past"
...

"Prisilla...."

"Sayang"

Astaga kepala Reivan hampir melambung ke udara kayak nya balon saat mendengar kata yang keluar dari bibir wanita cantik itu.

Sayang.... Itu pertama kalinya Silla memanggil Reivan dengan sebutan sayang seperti itu.

"Ehemm"

Reivan berdeham. Hampir saja ia tidak ingat situasi malam ini bagiamana. 

Mata legam Reivan menatap seorang lelaki berperawakan tinggi sama sepertinya di samping Silla. Ia menatap tajam lelaki itu karena ia tahu siapa dia.

Dia, masalalu wanitanya.

Pembuat onar yang memporak-porandakan kehidupan wanitanya di masalalu,

Yang berdampak hingga saat ini.

Lama mereka terdiam. Membiarkan rambut mereka di mainkan oleh angin malam yang dingin itu dan mencoba menerka apa yang mereka inginkan.

Hingga tangan Reivan menggapai jemari Silla dengan lembut, dan menarik nya untuk mendekat kepadanya.

"Are you oke?"

Silla mengangguk kecil sebagai balasan.

"I know you not okay" kata Reivan lagi dengan suara yang kecil seperti berbisik tapi masih lembut.

Dipeluknya tubuh Silla dengan erat, mengusap punggungnya agar Silla lebih relax.

Tanpa mereka tau, diam-diam Leon mengepalkan tangan nya di erat. Ia marah, karena ia masih berpikir, Silla lah wanitanya. Miliknya. Bukan Reivan.

Flashback.

Hari kelulusan disambut dengan riang oleh para siswa-siswi kelas 12. Karena hari kelulusan tahun ini sedikit berbeda. Kali ini sekolah mengadakan pesta khusus untuk kelas 12 yang baru saja memperoleh nilai akhir.

Sama dengan hal nya Silla, ia merasa senang, ini kali pertamanya dia datang ke pesta. Dan akan datang bersama seorang spesial.

Silla tersenyum melihat pop up pesan yang masuk ke ponselnya.

"Iya kak, ini udah selesai kok"

Selesai membalas, Silla kembali menatap pantulan wajah nya di cermin, kemudian tersenyum puas.

she feels perfect tonight

"Aku pergi sekarang,di jemput Siska."

Setelah mengirim pesan kepada Leon, Silla bergegas turun untuk segera pergi ke pesta dengan jemputan Siska.

Silla menatap sekelilingnya, semenjak kedatangan nya di pesta hingga pesta akan berakhir, ia tak melihat sedikit pun batang hidung Leon. Ditelpon pun hasilnya nihil, karena Leon tidak menjawabnya.

"Kak Leon dimana?"

Pesan suara terkirim, tapi sudah 30menit berlalu tidak ada balasan.

Silla menghela napas gusar, hampir tengah malam dan bagaimana cara dia pulang sementara ia tidak membawa kendaraan.

"Eh kak Aldi liat kak Leon gak?"

Aldi menatap sekitar, muka nya berubah menjadi cuek.

"Enggak. Mending lu pulang aja" jawabnya ketus.

"Silla nunggu kak Leon, kak. "

" Dibilangin pulang aja napasih!"

Lah tiba-tiba ngegas?

RESILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang