Trauma

1.2K 96 10
                                    

apanihapani aku mau tag kamu karena kamu jawab Qotd dari aku dan jawaban nya benar 🎉

Udahlah happy reading guys

.....

Nyonya Nadia berlari kearah seorang Gadis yang sedang terduduk lemas di atas lantai sambil menangis. Tidak ada suara, hanya saja bahu nya bergetar dan air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Nyonya nadia merengkuh tubuh gadis di depan nya. Tidak peduli siapapun dia, melihat nya menangis dengan tatapan kosong membuat jiwanya tersentuh.

"Sudah... Sudah... Jangan ditahan, nanti bibir nya berdarah. " Nyonya Nadia mengelus pelan punggung wanita itu dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan nya memukul kaki anak nya yang berdiri di sebelahnya.

"Hiks... Hiks... "

"Ini pacar kamu ?"

Reivan mengangguk "Iya "

Nyonya Nadia kaget, ini anak sulung nya beneran bawa pacar?

"Se--" Nyonya Nadia yang tadi nya mau tanya koar buat interviuw anak nya yang tiba-tiba bawa pacar, terpaksa harus diem dulu karena si calon mantu nya ini nangis.

"Kenapa nangis malah di diemin? Kamu apain anak orang hah? Nyium nya terlalu liar? " Tanya Nyonya Nadia secara beruntun.

"Mih! "

Reivan ikut jongkok di sebelah mamih nya, dia liatin Silla yang udah nangis sesegukan. Apa salah dia ya, sekretarisnya sampe nangis sesegukan gini?.

"Awas mih " Reivan nyenggol dikit mamih nya biar lepasin Silla dari pelukan nya.

"Gak da akhlak ya! " Nyonya nadia geser, liat anak nya sepet karena udah bikin anak orang nangis.

Seluruh keluarga keluar, mereka ikut keluar karena nyonya Nadia yang gak kunjung masuk lagi setelah izin untuk melihat siapa yang sedang bertikai di luar rumah. Karena tadi, mereka mendengar suara teriakan. Mereka liatin Reivan yang lagi pelukan sama cewe yang mereka gak kenal.

Reivan mengelus lembut surai Silla. Silla masih nangis tanpa ngeluarin suaranya.

"Udah jangan nangis ya, maafin saya " Kata Reivan dengan lembut. Tangan nya masih mengelus surai Silla dengan perlahan.

"Saya terlalu kasar? "

"Padahal saya tidak mel-- "

Silla nonjok dada Reivan, dia pengen lepas dari pelukan Reivan, tapi si boss meluk nya kenceng.

"Ba--pak hiks ja ja-hat hiks " Ujar Silla dengan suara yang tersenggal.

"Sa sa-ya ta hiks ta ta-kut"

"Takut kenapa? "

"Sa-ya ta hiks ta-kut kisse " mendengar itu Perlahan senyum Reivan mengembang.

Ah kenapa sekretaris nya ini aneh sekali?

Kenapa dia takut melakukan kiss?

Semua keluarga Reivan menahan tawa nya. Gadis yang berada di dekapan Reivan ini sangat lucu sekali.

"Reivan, pacar nya di bawa kedalem dulu. " Itu suara bapak Madison, dia ngomong sambil nahan tawa nya yang takut kelepas karena ngetawain pacar si anak yang takut 'kiss'

"kamu beneran takut kisse? " Tanya Reivan dengan hati-hati.

Silla yang masih sibuk ngehapusin bekas air mata nya, natap Reivan sepet.

RESILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang