Silla hampir saja menangis pasrah saat tidak menemukan Zio di sekolah nya beberapa menit yang lalu sebelum Reivan, bos nya itu menelepon dan mengatakan bahwa Zio ada bersama dirinya.
Bagaimana bisa?
Entah lah Silla sendiri pun tak tau jika anak nya itu sedang berada dengan bosnya.
Akibat macet total, Silla harus terlambat menjemput Zio di sekolah. Dan berakhir dirinya yang hampir menangis karena terpikir bahwa Zio di culik. Nyatanya, anak itu sedang bersama bos nya.
"Zio!" Suara Silla menginterupsi pramusaji yang sedang ada di dekat pintu.
Pramusaji itu berjalan mendekat Silla, lalu membungkuk hormat "Maaf Nona tapi Restoran sedang di tutup. Kami tidak bisa menerima tamu lagi. "
Silla menatap sekeliling nya. Benar saja, Restoran ini sangat Sepi, hanya ada pramusaji yang sedang membereskan meja dan Reivan juga Zio yang sedang duduk ujung ruangan.
Silla membungkuk sedikit "Maaf saya tidak tahu. Tapi saya kesini hanya ingin mencemput anak saya. Disana " Silla menunjuk ke arah Zio dan Reivan.
"Ah iya, Silahkan Nona " Setelah itu Silla berjalan , mendekat Ke arah Zio.
Zio memekik memanggil ibunya dengan senang. Pasalnya, tadi ia menangis saat dibawa oleh orang yang tidak ia kenali. Padahal mereka pernah bertemu dua kali. Di rumah sakit saat Zio stupid dari motor dan di Video call saat dirinya mengatakan bahwa dia 'papih' nya Zio.
Tentu saja Zio tidak ingat. Apalagi saat di rumah sakit.
"Maaf ya, mamah telat jemput Zio" Silla mengelus lembut kepala anaknya yang sedang memakan ice cream.
"Ayo, pulang " Kata Silla, lalu dia menatap Reivan
"Terima kasih pak dan maaf karena sudah merepotkan Anda. "
"Mah, om Leivan kasih Zio es klim "
Zio mengangkat gelas ice cream nya ke depan Silla.Silla mengangguk, "Zio bilang apa sama om?"
"Thank you uncle "
Reivan tersenyum kecil sambil mengangguk "You're welcome "
"Sekarang kita pulang ya. Mamah harus kerja lagi. " Silla mengangkat Zio untuk turun dari kursi.
Saat tangan Silla terulur untuk membawa tas Zio, suara boss nya itu menginterupsi.
"Mau kemana kalian?" Reivan menatap Zio dan Silla bergantian.
"Kalian pulang sama saya"
"Tapi saya bawa motor pak " tolak Silla.
"Gampang. " Setelah itu, Reivan menatap bocah kecil yang sedang memakan ice cream.
"Mau tambah?"
Zio mengangguk "boleh dwongg"
Reivan terkekeh, dia meresa gemas dengan bocah kecil ini. Tangan Reivan terangkat untuk memanggil pramusaji.
"Tidak usah pak. Restoran nya akan tutup. " Silla menggeleng, jika memesan ice cream kembali akan membuat para pekerja restoran menunggu lagi. Padahal Restoran ini akan tutup.
"Kamu akan terus berdiri seperti itu?" Reivan menatap Silla dari atas sampai bawah. Wanita di hadapan nya itu tidak sadar jika dirinya masih menggunakan helm.
"Tap--" belum sempat menjawab, Reivan sudah memotong ucapan Silla.
"Saya tidak terima penolakan! Duduk dan buka helm mu! "
"Eh?" Silla baru sadar jika dia tidak melepas helm nya.
....
"Dah mamah kerja dulu ya" Silla melambaikan tangan nya pada Zio.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESILLA
Teen Fiction"Kamu pacar saya" "PAK?! " " Kamu pacar saya, kurang jelas? " "Apaan sih pak, Gak lucu ya pak ngarang cerita beginian! " Si sekretaris melotin matanya, persetan dengan jabatan dia jabat sekarang. " KA-MU-PA-CAR-SA-YA! " "APAAN SIH?!" "syutt dia...