"Silla gw duluan ya, Bye" Nita melambaikan tangan nya sambil berjalan.
"Bye, hati-hati, mba" balas Silla ia juga ikut melambaikan tangan nya.
Silla menatap pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 17:30, kini hanya tersisa dirinya dan dua rekan kerjanya yang masih mengerjakan pekerjaan mereka. Sepertinya, hari ini dia akan lembur sebentar karena pekerjaan ia belum selesai.
Hp Silla bergetar saat ia sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Setelah Silla lihat siapa yang mengirim pesan padanya, membuat Silla sedikit tersenyum.
Pesan singkat dari Reivan selalu membuatnya tersenyum, entah kenapa.
Bapak bos
Calon istri, sudah selesai?Prsilla
Belum. Aku mau lembur, kamu pulang duluan aja.Bapak bos
Oke aku tunggu.
Kalo udah selesai, telpon aku.
Semangat kerja, sayang 😙.Prsilla
Geliii ihSetelah itu, Silla langsung menyimpan hp nya. Jika terus membalas pesan dari Reivan, yang ada dirinya harus menginap disini, karena pekerjaan nya yang tak kunjung selesai.
Pukul 19.00 Silla selesai dengan pekerjaannya. Sesuai prediksi jika kali ini ia tidak berlembur lama. Sambil mematikan komputer dan membereskan meja kerjanya, Silla mengirim pesan Reivan jika dirinya sudah selesai.
Bapak bos
Tunggu, aku jemput.Lebay emang. Tapi begitulah Reivan. Orang yang berani melamar Silla saat hari idul Fitri masih berlangsung.
Jika kalian tanya bagaimana jawaban Silla? Silla tidak menolak tidak juga menerima. Silla meminta pada keluarga Reivan untuk lebih dulu mengenal satu sama Lain. Meskipun mereka sudah hampir satu tahun mengenal, tapi Silla maupun Reivan belum memahami satu sama lain.
Pihak dari keluarga Reivan, maupun Reivan sendiri menyetujui pendapat Silla. Mau bagaimana pun untuk melanjutkan suatu hubungan perlu persetujuan bukan paksaan.
Maka dari mulai itu, Silla mencoba membuka hatinya. Ia sudah berjanji akan belajar menerima kenyataan.
"MAMA!" Silla terlojak kaget saat mendengar seruan dari ambang pintu. Saat menoleh, ia melihat Zio yang sedang berlari ke arahnya.
Silla merentangkan tangannya untuk meminta Zio mendekat padanya untuk di peluk.
Sudah menjadi kebiasaan jika Silla baru saja pulang kerja, Zio selalu minta untuk di peluk atau di gendong. Sekarang berbanding terbalik, Zio lah yang menghampiri Silla ke kantor.
"Loh, Zio kok bisa di sini? "
"Zio di jemput papih. Mama, papih mau ajak Zio liat monyet." Mendengar itu, Silla sontak menatap Reivan yang sedang tersenyum di ambang pintu sambil memasukan kedua tangan di saku celana bahannya. Detik selanjutnya, Silla baru tersadar jika di sini masih ada rekan kerjanya.
"Astaga" gumamnya.
Mengenai hubungan yang sedang mereka jalin belum ada yang mengetahuinya selain teman terdekat dan keluarga yang tahu ini. Silla menatap dua rekan nya lalu tersenyum canggung.
"Sorry ya, jadi ke ganggu. "
Andre tersenyum jahil, "lanjut aja, "
Dalam hati Silla merutuki dirinya. Kenapa dia tidak sadar jika di sini bukan hanya ada dirinya saja. Mana disini ada Andre, teman sedivisi yang paling suka comblangin siapapun yang sedang dekat Dengan lawan jenis.

KAMU SEDANG MEMBACA
RESILLA
Fiksi Remaja"Kamu pacar saya" "PAK?! " " Kamu pacar saya, kurang jelas? " "Apaan sih pak, Gak lucu ya pak ngarang cerita beginian! " Si sekretaris melotin matanya, persetan dengan jabatan dia jabat sekarang. " KA-MU-PA-CAR-SA-YA! " "APAAN SIH?!" "syutt dia...